Mekanisme Penyalutan Gula pada Tablet

c. Proses pewarnaan coloring, dilakukan dengan memberi zat warna yang dicampurkan pada sirup pelicin. d. Proses finishingI yaitu proses pengeringan salut sirp yang terakhir dengan cara perlahan-lahan dan terkontrol dengan memutar panci penyalut dengan tangan dan pengeringan berjalan perlahan-lahan sehingga memperoleh hasil yang licin. e. Tahap akhir dilakukan penggilapan polishing dengan menggunakan lapis tipis lilin yang licin. Lilin dilarutkan dalam nafta panas atau petroleum benzin, larutan ini ditambahkan pada tablet dalam panci dan diputar hingga pelarut menguap. Anief, 2000

2.1.1.2. Fungsi Penyalutan Gula pada Tablet

Beberapa fungsi penyalutan gula pada sediaan tablet yaitu: a. Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban atau cahaya. b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak c. Membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna Ditjen POM, 1995

2.2. Antiinflamasi

Inflamasi adalah mekanisme protektif yang dirancang untuk membersihkan tubuh dari penyebab cedera dan memepersiapkan jaringan tubuh kita untuk membentuk kembali jaringan yang mengalami cedera Barber, 2012. Tanda dan gejala utama inflamasi adalah kemerahan, nyeri, bengkak, panas, dan hilangnya fungsi. Hal tersebut disebabkan oleh substansi kimia yang dilepaskan oleh protein plasma dan sel. Protein plasma dan berbagai sel darah putih menyusup melalui dinding pembuluh darah kapiler dan masuk ke area jaringan yang cedera, area yang terinfeksi, atau area yang didalamnya terdapat benda asing. Penyebab inflamasi antara lain mikroorganisme, trauma mekanis, zat-zat kimia, dan pengaruh fisika. Tujuan akhir dari respon inflamasi adalah menarik protein plasma dan fagosit ke tempat yang mengalami cedera atau agar dapat mengisolasi, menghancurkan, atau menginaktifkan agen yang masuk, membersihkan debris dan mempersiapkan jaringan untuk proses penyembuhan Barber, 2012. Inflamasi radang biasanya dibagi dalam 3 fase yaitu inflamsi akut, respon imun, dan inflamsi kronis. Inflamsi akut merupakan respon awal terhadap cedera jaringan, hal tersebut terjadi melalui media rilisnya serta pada umumnya didahului oleh pembentukan respon imun. Respon imun terjadi bila sejumlah sel yang mampu menimbulkan kekebalan diaktifkan untuk merespon organisme asing yang terlepas selama respon terhadap inflamasi akut serta kronis Katzung, 2002. Sifat inflamasi akut dikarakteristikan dengan awitan yang cepat dan durasi yang singkat. Respon ini bertujuan untuk mengeluarkan debris dari jaringan, seperti mikroorganisme dan jaringan mati lainnya. Sedangkan pada inflamasi kronis, tubuh menggunakan pertahanan tubuh yang lebih spesifik dan ini terlihat dari jenis sel darah putihnya. Usaha untuk memperbaiki jaringan ini terilhat seperti