dan antipiretik biasa. Obat ini cepat diserap sesudah pemberian secara oral dan memiliki waktu paruh sekitar 1
– 2 jam Katzung, 2002. Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan
yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat. Sediaan obat yang berkualitas baik akan menunjang tercapainya efek terapetik yang diharapkan.
Prosedur penetapan kadar dan pengujian diberikan untuk menetapkan kesesuaian dengan persyaratan identitas, kadar, mutu dan kemurnian yang tertera pada
Farmakope Ditjen POM, 1995. Menurut United States Pharmacopeia USP edisi XXXIV Vol. 2 kalium diklofenak ditentukan kadar kelarutannya
menggunakan spektrofotometri UV menggunakan larutan cairan usus buatan sebagai blanko dan dideteksi pada panjang gelombang 276 nm.
Berdasarkan hal ini, penulis melakukan pengujian uji disolusi kalium diklofenak dalam sediaan tablet dengan metode spektrofotometri UV.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari uji disolusi Kalium Diklofenak dalam sediaan tablet adalah untuk mengetahui apakah kadar kelarutan Kalium diklofenak dalam
sediaan tablet memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh United States Pharmacopeia USP edisi XXXIV Vol. 2.
1.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari uji disolusi Kalium Diklofenak dalam sediaan tablet adalah agar dapat mengetahui bahwa sediaan tablet kalium diklofenak yang
berada dipasaran memenuhi syarat yang ditetapkan oleh United States Pharmacopeia USP edisi XXXIV Vol. 2 sehingga aman untuk dikonsumsi
masyarakat.
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1. Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa Ditjen POM, 1995.
2.1.1. Tablet Salut Gula
Tablet salut gula yaitu tablet yang disalut dengan gula dari suspense dalam air yang mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk
atau titanium dioksida, yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin. Penyalutan tahan air berisi zat seperti selak atau selulosa asetat dalam pelarut
yang tidak mengandung air sering digunakan sebelum tablet disalut gula. Kelemahan penyalutan dengan gula antara lain yaitu waktu penyalutan yang lama
dan perlu penyalutan tahan air Ditjen POM, 1995.
2.1.1.1. Mekanisme Penyalutan Gula pada Tablet
Beberapa mekanisme penyalutan gula pada sediaan tablet yaitu: a.
Dilakukan penyalutan dasar subcoating, yaitu proses pemberian laurtan dasar dan pemberian serbuk salut apabila tablet sebagian kering.
b. Pelicinan smoothing, yaitu proses pembasahan ganti berganti dengan
sirup pelicin bolak-balik dan pengeringan dari salut tablet menjdai bulat dan licin. Untuk melicinkan digunakan sirup pelicin yaitu:
R Saccharosa 60; Aquadest ad 40
4
c. Proses pewarnaan coloring, dilakukan dengan memberi zat warna yang dicampurkan pada sirup pelicin.
d. Proses finishingI yaitu proses pengeringan salut sirp yang terakhir dengan cara perlahan-lahan dan terkontrol dengan memutar panci penyalut dengan
tangan dan pengeringan berjalan perlahan-lahan sehingga memperoleh hasil yang licin.
e. Tahap akhir dilakukan penggilapan polishing dengan menggunakan lapis tipis lilin yang licin. Lilin dilarutkan dalam nafta panas atau petroleum
benzin, larutan ini ditambahkan pada tablet dalam panci dan diputar hingga pelarut menguap.
Anief, 2000
2.1.1.2. Fungsi Penyalutan Gula pada Tablet
Beberapa fungsi penyalutan gula pada sediaan tablet yaitu: a. Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban atau cahaya.
b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak c. Membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat
dalam saluran cerna Ditjen POM, 1995
2.2. Antiinflamasi
Inflamasi adalah
mekanisme protektif
yang dirancang
untuk membersihkan tubuh dari penyebab cedera dan memepersiapkan jaringan tubuh
kita untuk membentuk kembali jaringan yang mengalami cedera Barber, 2012.