b. Koefisien ITR β1 sebesar 0.511 menunjukkan bahwa setiap kenaikan
ITR satu satuan, maka GPM akan meningkat sebesar 0.511 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
c. Koefisien DTR β2 sebesar 3.473 menunjukkan bahwa setiap
kenaikan DTR satu satuan, maka GPM akan meningkat sebesar 3.473 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
E. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian
1. Inventory Turnover Ratio ITR Inventory turnover ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap gross
profit margin. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh inventory turnover ratio tidak diikuti oleh peningkatan atau penurunan
gross profit margin. Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung inventory turnover ratio sebesar 1.680
lebih kecil dari t tabelnya yaitu sebesar 2.0095 dengan signifikansi 0.99 yang berarti secara parsial variabel inventory turnover ratio berpengaruh terhadap
gross profit margin. Hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Enekwe et al. 2013 yang mengungkapkan bahwa inventory turnover ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap gross profit margin. Namun hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Pakpahan 2011 dan Syarief 2010 yang mengatakan bahwa inventory turnover ratio tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap gross profit margin.
Universitas Sumatera Utara
Tidak adanya pengaruh variabel inventory turnover ratio terhadap gross profit margin dikarenakan inventory turnover ratio hanya menunjukkan
seberapa cepat perputaran yang terjadi pada persediaan perusahaan, tanpa sepenuhnya dapat dipastikan apakah setiap perputaran persediaan dapat
diartikan sebagai penjualan atau tidak, sedangkan naik turunnya gross profit margin juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti harga dan kuantitas
penjualan.
2. Debtors’ Turnover Ratio DTR Debtors’ turnover ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
gross profit margin. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh debtors’ turnover ratio akan diikuti oleh peningkatan atau
penurunan gross profit margin. Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung debtors’ turnover ratio sebesar 4.076
yang lebih besar dari t tabelnya yaitu sebesar 2.0095 dan berada pada nilai signifikansi sebesar 0.00 yang berarti secara parsial variabel debtors’
turnover ratio berpengaruh terhadap gross profit margin. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Enekwe et al. 2013 yang mengungkapkan bahwa debtors’ turnover ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap gross profit margin.
Adanya pengaruh yang signifikan variabel debtors’ turnover ratio terhadap gross profit margin dapat dikarenakan debtors’ turnover ratio
berkaitan dengan jumlah dan perputaran piutang yang dapat ditagih, dimana
Universitas Sumatera Utara
piutang sendiri pada umumnya dihasilkan dari penjualan kredit sehingga dapat dikatakan piutang yang banyak mencerminkan jumlah penjualan kredit
yang banyak pula. Penjualan yang banyak tersebut secara otomatis akan menghasilkan laba kotor yang lebih besar. Oleh karena itu dapat terlihat
hubungan yang positif antara perputaran piutang terhadap laba yang dihasilkan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan