BAB V ANALISIS DATA
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif yaitu setiap data-data dan fakta yang diteliti dilapangan, lalu dideskriptifkan atau
digambarkan sebagaimana adanya dan diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional. Hal tersebut penting dilakukan agar dapat ditarik kesimpulan atas penelitian
yang telah dilakukan. Didalam BAB ini, penulis menganalisis data, yaitu penyusunan data secara
sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori-kategori, lalu
menjabarkan dan menyusunnya ke dalam unit-unit sehingga dapat dipahami baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain.
5.1 Analisis Evaluasi Pelaksananaan Pencairan Tunggakan Oleh Jurusita
Pajak Negara di KPP Pratama Lubuk Pakam
Tujuan dari evaluasi implementasi kebijakan adalah untuk mengetahui variasi dalam indikator-indikator kinerja yang digunakan untuk menjawab tiga
pertanyaan pokok, yaitu: Bagaimana kinerja implementasi kebijakan publik, Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi variasi tersebut dan bagaimana strategi
meningkatkan kinerja implementasi kebijakan publik. Dari tiga pertanyaan pokok tersebut, maka jawabannya berkenaan dengan kinerja implementasi kebijakan publik
serta berkenaan dengan faktor kebijakan itu sendiri kenapa belum dapat dilaksanakan. Jika dikaitkan dengan evaluasi tugas Jurusita Pajak Negara, maka
disini bisa dilihat bagaimana pelaksanaan tugas Jurusita Pajak Negara, yang
berkenaan dengan faktor-faktor penghambat atau kendala-kendala tugas Jurusita Pajak Negara dalam melakukan tugasnya untuk pencairan tunggakan pajak kenapa
tidak dilaksanakan. Serta strategi dari jurusita pajak dalam meningkatkan kinerjanya untuk melakukan pencairan tunggakan pajak.
5.1.1
Pelaksanaan Tugas Jurusita Pajak Negara dalam pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Lubuk Pakam
Dalam penelitian ini, evaluasi pelaksanaan tugas jurusita pajak Negara
diukur dari data-data temuan di lapangan yang telah diklasifikasikan sebelumnya berdasarkan tugas jurusita pajak negara. Kemudian data - data tersebut dianalisis
untuk mengonfirmasi jawaban informan dengan data sekunder. Adapun tugas – tugas
jurusita pajak Negara adalah penagihan seketika dan sekaligus, penerbitan surat paksa, penerbitan surat sita, dan lelang.
a. Evaluasi Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus
Rendahnya tingkat kepatuhan menjadi faktor pendukung dilakukannya kegiatan penagihan untuk menekan jumlah tunggakan yang ada dan meningkatkan
penerimaan Negara. Meningkatkan pendapatan Negara tidak bisa didapat dengan mengharapkan partisipasi aktif dari wajib pajak, sehingga diperlukan serangkaian
kegiatan penagihan untuk mendukung tercapainya pendapatan Negara yang lebih baik.
Dari tabel 4.5 pada bab 4 dapat kita ketahui bahwa di KPP Pratama lubuk pakam terdapat wajib pajak yang memiliki tunggakan. Dari data yang diperoleh tidak
ada pengklasifikasian jenis wajib pajak yang memiliki tunggakan. Data tersebut adalah jumlah gabungan antara jumlah wajib pajak orang pribadi dan badan. Namun
berdasarkan hasil wawancara informan mengatakan bahwa wajib pajak badan adalah
yang dominan memiliki tunggakan. Dari data yang tersaji pada tabel tersebut kita dapat mengetahui bahwa persentase jumlah wajib pajak di kpp pratama lubuk pakam
yang memiliki tunggakan mengalami penurunan sejak tahun 2012 sampai 2014. Pada tahun 2012 terdapat 5,22 dari wajib terdaftar memiliki tunggakan, pada tahun
2013 persentase wajib pajak yang memiliki tuggakan sebanyak 4,76, dan pada tahun 2014 persentase wajib pajak yang memiliki tunggakan sebesar 4,69.
Merupakan suatu hal yang baik, namun hal tersebut berbanding terbalik dengan nominal tunggakan yang ada. Nominal tunggakan pada kpp pratama lubuk pakam
mengalami kenaikan sejak tahun 2012 hingga 2014. Pada tahun 2012 besarnya tunggakan pada kpp pratama lubuk pakam sebesar Rp.48.482.369.435 empat puluh
delapan milyar empat ratus delapan puluh dua juta tiga ratus enam puluh sembilan empat ratus tiga puluh lima rupiah. Pada tahun 2013 besarnya tunggakan pada kpp
pratama lubuk pakam bertambah Rp.15.245.312.191 lima belas milyar dua ratus empat puluh lima juta tiga ratus dua belas ribu seratus sembilan puluh satu rupiah
atau meningkat 31,46 dari tunggakan tahun sebelumnya. Sehingga tunggakan yang terjadi di kpp pratama lubuk pakam tercatat sebesar Rp.63.736.681.626. Pada tahun
2014 besarnya tunggakan di kpp pratama lubuk pakam meningkat lebih dari dua kali lipat dari pada tahun 2013 dengan persentasi peningkatan 112,20 atau bertambah
Rp.71.513.781.007 tujuh puluh satu miliyar lima ratus tiga belas tujuh ratus delapan puluh satu tujuh rupiah. Maka jumlah tunggakan pada tahun 2014 di kpp
pratama lubuk pakam sebesar Rp.135.250.462.633. Besarnya tunggakan yang terjadi di kpp pratama lubuk pakam tersebut
mengurangi pendapatan negara. Pihak kpp pratama lubuk pakam melakukan serangkaian kegiatan penagihan untuk emperkecil nilai tunggakan tersebut dan
menambah pendapatan negara. Penagihan pajak dikelompokan menjadi dua yaitu
penagihan pajak aktif dan penagihan pajak pasif. Penagihan pasif dilakukan melalui Surat Tagihan Pajak STP,atau Surat Ketetapan Pajak SKP. Penagihan pajak aktif
atau penagihan dengan Surat Paksa di atur dalam UU No.19 Tahun 2000. Salah satu bentuk penagihan yang dilakukan adalah penagihan seketika dan
sekaligus tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran. Kpp pratama lubuk pakam beberapa kali akan melakukan penagihan seketika dan sekaligus namun
menghadapi kendala seperti sulitnya mengetahui keadaan pasti wajib pajak yang sebenarnya, sehingga kegiatan penagihan seketika dan sekaligus tidak berhasil.
b. Pencairan Tunggakan dengan Surat Paksa