penagihan pajak aktif dan penagihan pajak pasif. Penagihan pasif dilakukan melalui Surat Tagihan Pajak STP,atau Surat Ketetapan Pajak SKP. Penagihan pajak aktif
atau penagihan dengan Surat Paksa di atur dalam UU No.19 Tahun 2000. Salah satu bentuk penagihan yang dilakukan adalah penagihan seketika dan
sekaligus tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran. Kpp pratama lubuk pakam beberapa kali akan melakukan penagihan seketika dan sekaligus namun
menghadapi kendala seperti sulitnya mengetahui keadaan pasti wajib pajak yang sebenarnya, sehingga kegiatan penagihan seketika dan sekaligus tidak berhasil.
b. Pencairan Tunggakan dengan Surat Paksa
Salah satu tugas jurusita pajak Negara adalah melakukan penagihan dengan surat paksa. Untuk mengetahui pencairan tunggakan dengan surat paksa di kpp
pratama lubuk pakam kita dapat membandingkan jumlah pencairan tunggakan dengan jumlah surat paksa yang di terbitkan.
Dari table 4.6 pada bab 4 kita ketahui bahwa pada tahun 2012 jumlah surat paksa yang berhasil di ccairkan sebanyak 20 dari 385 lembar surat yang terbit,
dengan nominal Rp.370.862.489 atau 19,63 dari total tunggakan. Pada tahun 2013 persentase pencairan tunggakan mengalami penurunan, hanya sebesar 6,29 surat
paksa yang dibayar atau berjumlah 54 lembar dan 8,46 jumlah nominal tunggakan yang dibayar dari total nilai tunggakan. Namun apabila dilihat dari nilai
pencairannya jurusita pajak Negara berhasil mencairkan tunggakan sebesar Rp.641.455.189 atau bertambah Rp.270.592.700 dari pencapaian tahun sebelumnya.
Pada tahun berikutnya persentase pencairan tunggakan dilihat dari jumlah suat paksa yang terbit mengalami peningkatan namun mengalami pencapaiannya mengalami
penurunan persentase pada nominal. Namun jumlah yang berhasil dicairkan
meningkat jauh dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 jurusita pajak Negara kpp pratama lubuk pakam berhasil mecairkan Rp 5.545.724.181 dari total tunggakan
yang di tagh menggnak surat paksa. Artinya pencapaian pelaksanaan penagihan dengan surat paksa selama tahun2012 sampai 2014 bersifat fluktuatif.
Terjadi penurunan persentase tunggakan yang cair dari tahun 2012 hingga 2014, namun untuk nominal tunggakan yang berhasil dicairkan mengalami
peningkatan, tentu saja hal tersebut merupakan sesuatu yang baik karna cairnya tunggakan pajak tersebut menggurangi besarnya nominal tunggakan yang ada dan
menambah pendapat Negara. Hal ini disebabkan karena pihak jurusita pajak Negara lebih menekankan kegiatan penagihan kepada wajib pajak yang memiliki tunggakan
besar. Pelaksanaan penagihan dengan surat paksa tidak luput dari kendala dan
hambatan yang dialami oleh jurusita pajak negara. Kendala yang dihadapi seperti susahnya menemui penanggung pajak, dikarenakan beberapa faktor seperti tidak
ditemukannya penanggung pajak pada alamat yang tertera pada surat pemberitahuan. Serta terdapatnya alamat fiktif, hal ini lah yang menyebabkan tidak semua surat
paksa dapat disampaikan tepat waktu kepada penanggung pajak.
c. Pencairan Tunggakan dangan Surat Sita