lelang. Kegiatan lelang pernah akan dilakukan namun tidak terealisasi disebabkan karna penanggung pajak memiliki itikad melakukan pencairan atas utang pajaknya,
baik dengan cara di cicil ataupun dilunasi. Sehingga barang yang telah disita belum sampai pada tahap lelang. Hal ini mencerminkan bahwa tunggakan telah dicairkan
sebelum barang yang disita dilakukan pelelangan.
5.1.2 Kendala-Kendala Tugas Jurusita Pajak Negara di KPP Pratama Lubuk
Pakam
Dalam menjalankan tugasnya, jurusita banyak sekali menghadapi kendala- kendala dalam pencairan tunggakan pajak. Untuk mengetahui kendala-kendala
dalam pelaksanaan tugasnya, maka dilakukan wawancara dengan informan kunci yaitu jurusita pajak, kepala seksi penagihan dan koordinator pelaksana seksi
penagihan. 1.
Pada prinsipnya inti permasalahan dari tidak maksimalnya kinerja jurusita pajak dalam melakukan pencairannya yaitu ada pada sumber daya
manusianya. Yang dari awal sudah dibahas bahwa jumlah jurusita yang ada di KPP Pratama Palembang Lubuk Pakam hanya ada satu orang. Dengan
banyaknya tugas jurusita, dan waktu yang ditentukan setiap penerbitan surat, pelaksanaan pemberitahuan surat, dan sebagainya, jurusita seringkali
mengalami kekurangan tenaga, yang mengakibatkan terhambatnya kinerja jurusita dalam melakukan tugas.
2. Selain itu kendala dalam hal profiling juga menentukan sampai atau tidaknya
surat yang diterbitkan oleh jurusita tersebut. Alamat yang diberikan oleh wajib pajak seringkali tidak sesuai dengan alamat wajib pajak itu sebenarnya.
Alamat fiktif atau palsu, yang mengakibatkan surat yang diberitahukan oleh jurusita pajak untuk wajib pajak seringkali kembali kekantor. Sehingga
penyampaian surat tersebut sangat tidak efektif, yang mengakibatkan jumlah pencairan tunggakan pajak tidak bisa terealisasi sesuai dengan target. Akurasi
data juga merupakan suatu faktor penghambat dalam melakukan pelaksanaan tugas jurusita ini, seperti wajib pajak yang pindah tempat, tetapi tidak
melaporkan alamat barunya ke KPP, sehingga apabila dilakukan tindakan penagihan oleh jurusita, wajib pajak sudah tidak ada ditempat lagi.
3. Kurangnya sarana dan prasarana di KPP juga merupakan kendala yang
dihadapi oleh jurusita dalam melakukan tugasnya. Banyaknya tugas dari jurusita menyebabkan jurusita harus diberikan sarana dan prasarana untuk
mendukung tugasnya dalam upaya pencairan tunggakan pajak. Seperti kendaraan operasional sebagai sarana transportasi bagi jurusita untuk
melakukan tugasnya belum tersedia. 4.
Dalam melakukan tugasnya kelapangan, seperti melakukan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, menyita barang wajib
pajak, menyandera, jurusita menghadapi berbagai macam karakter wajib pajak. Terdapat wajib pajak yang ramah dan terdapat juga wajib pajak yang
tidak kooperatif. Wajib pajak yang tidak kooperatif ini biasanya tetap dilakukan pelaksanaan penagihan, walaupun wajib pajak tersebut bersikap
kurang ramah, disinilah peranan kerjasama jurusita pajak dengan instansi lain, jurusita pajak bisa meminta bantuan kepolisian untuk memudahkan
pelaksanaan tugas jurusita pajak. 5.
Dilapangan, dalam melakukan tugasnya jurusita juga menemui berbagai macam kondisi wajib pajak, ada wajib pajak yang sudah meninggal, ada juga
wajib pajak yang memiliki tunggakan pajak tetapi mengalami kebangkrutan dalam usahanya yang mengakibatkan tidak bisanya melunasi tunggakan
pajak. Apabila jurusita mendapati wajib pajak sudah meninggal, maka jurusita akan melakukan tindakan terhadap ahli waris dari wajib pajak
tersebut, tetapi apabila ahli waris tidak mampu membiayai utang pajaknya maka dilakukan penelitian setempat atau usulan penghapusan piutang pajak
bagi wajib pajak tersebut. 6.
Jangka waktu tindakan penagihan yang sangat sebentar tidak sesuai dengan jumlah jurusita pajak yang ada. Seperti jangka waktu penerbitan surat teguran
yang hanya berjangka waktu tujuh hari setelah tanggal jatuh tempo STP dan SKP mengakibatkan jurusita seringkali terlambat menerbitkan surat tersebut.
Sama halnya dengan pelaksanaan surat paksa yang hanya berjarak 21 hari dari surat teguran, pelaksanaan penyitaan dan seterusnya. Semua jangka
waktunya tidak sesuai dengan tugas yang harus dilakukan oleh jurusita dan sumber daya manusia yang ada, sehingga seringkali terjadi keterlambatan-
keterlambatan dalam melakukan tugasnya.
5.1.3 Strategi Jurusita Pajak Negara Di KPP Pratama Lubuk Pakam Dalam