Pengertian dan Ketentuan Mengenai Advokat Asing yang berprofesi di Indonesia

70 unsur- unsur kolonial dalam struktur ekonomi Negara dalam lapangan usaha yang vital bagi perekonomian nasional. 64 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menyatakan bahwa “setiap pemberi kerja yang memperkerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau Pejabat yang ditunjuk. 65

B. Pengertian dan Ketentuan Mengenai Advokat Asing yang berprofesi di Indonesia

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003, Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini. Pengacara sering digandengkan dengan penyebutanya dengan advokat. Dua istilah ini memang sama-sama bergerak dalam lapangan bantuan hukum. Perbedaan istilah diantara mereka lebih berkaitan dengan kompetensi saja. Untuk pengacara, wilayah bantuan hukum yang ditanganinya adalah satu wilayah pengadilan tinggi, sedangkan advokat meliputi wilayah seluruh Indonesia. Pengacara diangkat dengan keputusan ketua pengadilan tinggi tempat pengacara itu berpraktik. Untuk advokat pengangkatannya dilakukan oleh Menteri Kehakiman. 66 Sebelum adanya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, keberadaan advokat asing pernah diatur dalam beberapa peraturan, yaitu: 64 S. Syarif, Op.cit, hlm. 35. 65 Pasal 42 Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 66 Darmodiharjo, darji. Pokok-Pokok Filsafat Hukum. Jakarta : Gramedia Pustaka, 1995 hlm. 279. Universitas Sumatera Utara 71 Keputusan Menteri Kehakiman Nomor J.S.15247 tanggal 6 Juli 1974 tentang Pelaksanaan Pembatasan Penggunaan Tenaga Ahli Hukum Warga Negara Asing Pendatang pada Usaha Pemberian Jasa Dalam Bidang Hukum. SK ini mengatur beberapa pembatasan terkait dengan keberadaan advokat asing, yaitu: 1. Ahli hukum asing perorangan dipekerjakan oleh usaha nasional kantor hukum Indonesia sebagai penasehat; 2. Ahli hukum asing yang menjadi penasehat tersebut hanya boleh berstatus sebagai karyawan dan bergerak hanya dalam lapangan hukum negara asalnya atau hukum internasional dengan tidak mencampuri hukum Indonesia baik di luar maupun di muka sidang; 3. Ahli hukum asing tidak dapat menjadi anggota suatu perserikatan perdata dan tidak dibenarkan turut serta dalam pengurusan perserikatan tersebut; 4. Ahli hukum asing tidak dapat mewakili usaha tempat ia bekerja baik di luar atau di muka pengadilan; 5. Ahli hukum asing selama dipekerjakan oleh usaha nasional kantor hukum Indonesia tidak boleh dipekerjakan atau menjadi partner dari suatu usaha asing dalam bidang termaksud di luar Indonesia dan tidak boleh bekerja pada suatu usaha dalam bidang yang sama atau bidang lain di Indonesia jabatan rangkap. 2. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.01-HT.04.02 tahun 1985 tentang Pembatasan Jangka Waktu Bekerja Ahli Hukum Warga Negara Asing pada Usaha Pemberian Jasa Dalam Bidang Hukum. Universitas Sumatera Utara 72 SK ini memberikan batasan bagi advokat asing untuk bekerja di Indonesia, yaitu paling lama 5 tahun. Efek dari keluarnya SK ini adalah banyaknya advokat asing yang bekerja di kantor-kantor konsultan non hukum dan terbentuknya kantor konsultan penanaman modal asing yang sebenarnya memberikan jasa hukum secara terselubung. 3. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.01-HT.04.02 Tahun 1991 tanggal 23 Desember 1991 tentang Penggunaan Ahli Hukum Warga Negara Asing oleh Kantor Konsultan Hukum Indonesia. SK ini dikeluarkan dalam rangka memenuhi besarnya tuntutan masyarakat dan pemerintah sendiri guna menunjang kegiatan-kegiatan perdagangan internasional, penanaman modal, perbankan, lembaga keuangan non-bank, dan hak milik intelektual, dan bidang-bidang lainnya yang terkait dengan keahlian advokat asing. 4. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.01-HT.04.02 Tahun 1997 tanggal 14 Juli 1997 tentang Penggunaan Ahli Hukum Warga Negara Asing oleh Kantor Konsultan Hukum Indonesia. Saat ini, keberadaan advokat asing di Indonesia diatur dalam UU Advokat. Beberapa pengaturan mengenai advokat asing yang terdapat di dalam Pasal 23 UU Advokat yaitu: 1. Advokat asing dilarang untuk beracara di sidang pengadilan; 2. Advokat asing dilarang untuk berpraktik danatau membuka kantor jasa hukum atau perwakilannya di Indonesia; Universitas Sumatera Utara 73 3. Advokat asing dapat berpraktek di Indonesia hanya sebatas sebagai karyawan atau tenaga ahli dalam bidang hukum asing dari kantor advokat Indonesia; 4. Advokat asing dapat bekerja sebagai karyawan atau tenaga ahli di kantor advokat Indonesia apabila telah mendapat ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah setelah mendapatkan rekomendasi dari Organisasi Advokat PERADI; 5. Advokat asing wajib memberikan jasa hukum secara cuma-cuma kepada dunia pendidikan dan penelitian hukum untuk waktu tertentu; 6. Advokat asing dalam menjalankan profesinya tunduk kepada Kode Etik Advokat Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan lebih lanjut mengenai mengenai persyaratan dan tata cara mempekerjakan advokat asing serta kewajiban memberikan jasa hukum cuma - cuma kepada dunia pendidikan dan penelitian hukum diatur lebih lanjut dengan keputusan menteri. Melaksanakan amanat UU Advokat tersebut, Menteri Hukum dan HAM menerbitkan SK No. M.11-HT.04.02 Tahun 2004 tentang Persyaratan dan tata cara mempekerjakan advokat asing serta kewajiban memberikan jasa hukum secara cuma-cuma kepada dunia pendidikan dan penelitian hukum. Beberapa hal yang diatur dalam SK Menkumham 2004 ini diantaranya adalah: 1. Proses perijinan yang harus dilalui oleh advokat asing untuk dapat bekerja di kantor advokat Indonesia. Universitas Sumatera Utara 74 Berdasarkan SK Menkumham 2004 ini, untuk bekerja di kantor advokat Indonesia, seorang advokat asing harus berurusan setidaknya dengan tiga institusi, yakni Departemen Hukum dan HAM sekarang Kementerian Hukum dan HAM, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi sekarang Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan organisasi advokat PERADI. Dijelaskan dalam SK Menkumham 2004 tersebut bahwa ijin kerja advokat asing harus diajukan oleh kantor advokat Indonesia yang ingin mempekerjakan advokat asing tersebut. Prosestahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan ijin kerja tersebut yaitu meminta rekomendasi dari Organisasi Advokat PERADI. Setelah rekomendasi didapatkan, proses berikutnya yaitu mengajukan permohonan kepada M enteri Hukum dan HAM “Menkumham” dengan tembusan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Direktur Jenderal “Dirjen” Administrasi Hukum Umum “AHU” pada Departemen Hukum dan HAM “Depkumham” serta Direktur Perdata pada Direktorat Jenderal AHU Depkumham. Persetujuan Menkumham diberikan setelah advokat asing yang bersangkutan memberikan pemaparan langsung kepada Dirjen AHU mengenai program jasa hukum cuma-cuma yang akan ia berikan kepada dunia pendidikan, penelitian hukum, dan instansi pemerintah. Persetujuan Menkumham diberikan untuk jangka waktu 1 tahun dan dapat diperpanjang setiap tahun. Berbekal persetujuan yang diberikan oleh Menkumham, proses berikutnya adalah mengajukan ijin kerja kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi “Menakertrans”. Advokat asing dinyatakan secara sah dapat bekerja di Indonesia apabila telah mendapatkan ijin kerja dari Menakertrans. Universitas Sumatera Utara 75 2. Kewajiban dan larangan yang harus dipatuhi oleh advokat asing selama bekerja menjalankan profesinya di Indonesia. Selama bekerja di Indonesia, advokat asing dilarang melakukan rangkap jabatan sebagai karyawan atau mitra usaha dari kantor advokat Indonesia atau sebagai perwakilan dari kantor advokat asing maupun dari perusahaan asing dan perusahaan Indonesia. Selain itu, beberapa kewajiban yang harus dipatuhi oleh advokat asing ketika bekerja di Indonesia adalah Pasal 5 ayat 3 SK Menkumham 2004: a. Menjunjung tinggi dan menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Membina, mengembangkan, dan meningkatkan mutu pelayanan jasa hukum pada kantor advokat Indonesia tempat yang bersangkutan bekerja c. Melakukan alih pengetahuan dan kemampuan profesionalnya kepada advokat Indonesia; d. Memberikan jasa hukum cuma-cuma kepada dunia pendidikan, penelitian hukum, dan instansi pemerintah sekurang-kurangnya 10 jam kerja setiap bulan. Advokat asing yang sudah bekerja di kantor advokat Indonesia tertentu dapat pindah kerja ke kantor advokat Indonesia yang lain apabila ia dapat melampirkan surat keterangan tidak keberatan dari kantor advokat Indonesia tempat yang bersangkutan bekerja sebelumnya. 3. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh kantor advokat Indonesia yang ingin mempekerjakan advokat asing. Universitas Sumatera Utara 76 a. Jumlah advokat asing yang dapat bekerja di kantor advokat Indonesia adalah maksimal 5 orang, dengan ketentuan perbandingan 4 orang advokat Indonesia berbanding 1 orang advokat asing. Kantor advokat Indonesia yang hanya memiliki 3 orang advokat Indonesia diperkenankan untuk mempekerjakan 1 orang advokat asing. b. Setiap 6 bulan sekali, kantor advokat Indonesia yang mempekerjakan advokat asing wajib menyampaikan laporan berkala mengenai pelaksanaan kewajiban Pasal 5 ayat 3 huruf b, c, dan d SK Menkumham 2004 kepada Menkumham dengan tembusan kepada Menakertrans. 4. Pengawasan terhadap advokat asing di Indonesia dan sanksi yang dapat dikenakan. a. Pengawasan atas advokat asing dilakukan oleh Menkumham atau pejabat yang ia tunjuk; b. Advokat asing yang melanggar kewajiban-kewajibannya sebagaimana diatur dalam Pasal 5 SK Menkumham 2004 dapat dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan dan keimigrasian. c. Menkumham atau pejabat yang ditunjuknya dapat mengusulkan pencabutan ijin kerja kepada Menakertrans.

C. Batasan-batasan terhadap advokat asing di Indonesia