80
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, khususnya dalam memilih profesi sebagai advokat hanya diperuntukkan bagi warga negara Indonesia.
D. Prosedur Advokat Asing Yang Bekerja di Indonesia.
Sebagaimana diketahui ada dua jenis Advokat Asing yang melakukan prakteknya di Indonesia. Jenis pertama adalah Advokat Asing yang sudah lama
bekerja di kantor hukum di Indonesia. Bahkan sebagian mereka ada yang bisa berbahasa Indonesia cukup lancar. Sebagian lagi kawin dengan orang Indonesia
dan mempunyai kehidupan berkeluarga di Indonesia. Jenis advokat kedua adalah Advokat Asing yang berpraktek di Indonesia namun tidak bekerja di kantor
hukum di Indonesia. Advokat Asing jenis kedua tersebut sering muncul bolak- balik Jakarta dari kota tempat tinggalnya, bisa di Singapura, London, New York
dan kota-kota lainnya. Jenis advokat kedua inilah yang harus diberantas karena tidak jelas statusnya dan juga kontribusinya di Indonesia.
71
Sebenarnya UU Advokat 2003 telah mengatur secara jelas berkaitan dengan praktek Advokat Asing di Indonesia Bab VII, Pasal 23 dan Pasal 24.
Disamping itu telah ada Keputusan Menteri Hukum dan HAM R.I. Nomor M.11- HT.04.02 Tahun 2004 tentang persyaratan dan tatacara mempekerjakan Advokat
Asing serta kewajiban memberikan jasa hukum secara cuma-cuma kepada dunia pendidikan dan penelitian hukum. Berdasarkan peraturan yang berlaku tersebut di
atas jelas telah diatur Advokat Asing dapat berpraktek di Indonesia sepanjang yang bersangkutan bekerja di kantor advokat di Indonesia, dimana telah diberikan
71
Saatnya Diberlakukan
Ujian Bagi
Advokat Asing,
http:www.aai.or.idv3index.php?option=com_contentview=articleid=247, diakses tanggal 21 Mei 2015.
Universitas Sumatera Utara
81
ijin Pemerintah dengan rekomendasi Organisasi Advokat. Bahkan dalam Pasal 3 Peraturan Menteri tersebut di atas dinyatakan sebagai berikut :
72
1 Untuk memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2,
Kantor Advokat Indonesia mengajukan surat permohonan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dengan tembusan kepada :
a. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
b. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum, Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia; dan c.
Direktur Perdata, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
2 Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilengkapi dengan
lampiran dokumen : a.
Rekomendasi dari Organisasi Advokat Indonesia; b.
Perjanjian kerja antara Kantor Advokat Indonesia dengan Advokat Asing yang akan dipekerjakan yang dilegalisir oleh Notaris;
c. Data lengkap dari Advokat Asing tersebut, yakni :
1 Riwayat hidup Curriculum Vitae;
2 Fotokopi ijazah yang dilegalisir oleh Kedutaan Besar Republik
Indonesia di negara Advokat Asing berasal; 3
Surat Keterangan sebagai pengacara aktif yang dikeluarkan oleh lembaga resmi yang dilegalisir oleh Kedutaan Besar Republik
Indonesia di negara Advokat Asing berasal;
72
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat.
Universitas Sumatera Utara
82
4 Surat Keterangan sebagai anggota organisasi profesi hukum, yang
dilegalisir oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara Advokat Asing berasal;
5 Surat Keterangan tidak dicegah dan ditangkal dari Direktorat Jenderal
Imigrasi; 6
Fotokopi passport; 7
Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 4 empat lembar; 8
Nomor pokok wajib pajak atas nama Kantor Advokat Indonesia dan atas nama Advokat Asing.
Menurut pandangan AAI ketentuan persyaratan formal tersebut di atas tidaklah cukup. Sebaiknya rekomendasi bagi Advokat Asing yang ingin bekerja di
Indonesia atau memperpanjang ijin kerjanya di Indonesia diberikan setelah yang bersangkutan lulus dalam ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat. Tentu
AAI mempunyai alasan untuk dilakukannya ujian terhadap Advokat Asing tersebut yaitu sebagai berikut :
73
1. Di negara lain setiap orang yang ingin melakukan praktek sebagai
Advokat baik bagi warga negaranya maupun warga negara asing harus mengikuti ujian Bar-Examinination dan dinyatakan lulus. Bahkan di
Jepang, ujiannya dilakukan dalam bahasa Jepang sehingga harus mempunyai kemampuan berbahasa Jepang yang baik.
2. Advokat Indonesia diwajibkan untuk mengikuti ujian-ujian advokat
sebelum bisa berpraktek di negerinya sendiri, sehingga sudah
73
Saatnya Diberlakukan
Ujian Bagi
Advokat Asing,
http:www.aai.or.idv3index.php?option=com_contentview=articleid=247, diakses tanggal 21 Mei 2015.
Universitas Sumatera Utara
83
selayaknyalah Advokat Asing yang akan berpraktek di negara kita juga harus mengikuti ujian yang dilaksanakan oleh Organisasi Advokat.
3. Dari pengalaman berpraktek bersama dengan Advokat Asing di Indonesia,
mereka memberikan opini kepada klien-klien mereka diluar negeri mengenai persoalan-persoalan hukum berkenaan dengan UU Perseroan
Terbatas, UU Penanaman Modal, prinsip-prinsip hukum kontrak di Indonesia dan proses eksekusi putusan hakimarbiter asing di Indonesia.
Dengan demikian mereka harus menguasai hukum Indonesia, yang sangat mungkin berbeda dengan hukum di negaranya jangan sampai terjadi lagi,
misalnya, opini yang dikeluarkan untuk kantor hukum Indonesia tetapi ditanda tangani oleh Advokat Asingnya, menyatakan trust diakui di
Indonesia. Menurut AAI ada beberapa subjek yang dapat diuji untuk Advokat Asing
yaitu mengenai : 1.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat 2.
Kode Etik Advokat AAI, yaitu hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang menjamin dan melindungi namun membebankan kewajiban
kepada setiap Advokat untuk jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya baik kepada klien, pengadilan, negara atau
masyarakat dan terutama kepada dirinya sendiri; 3.
Undang-Undang Nomor. 40 Tahun 2007 tentang Perseroaan Terbatas 4.
Undang-Undang Nomor. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Universitas Sumatera Utara
84
5. Prinsip-Prinsip Umum yang berlaku di Buku III KUHPerdata hukum
kontrak; 6.
Eksekusi putusan pengadilan dan arbitrase asing di Indonesia. Melalui cara ujian yang dilakukan dengan standar yang jelas, maka
rekomendasi yang dikeluarkan oleh Organisasi Advokat untuk Advokat Asing lebih dapat dipertanggung-jawabkan. Ini membuat Organisasi Advokat seperti
AAI menjadi lebih berwibawa di mata para Advokat Asing dan juga secara pandangan internasional. The last but not the least, kita bisa membedakan
Advokat Asing yang prakteknya bisa di pertanggung-jawabkan dengan Advokat Asing avonturir. Advokat Asing yang telah lulus ujian kita terima, sedangkan
Advokat Asing avonturir kita tolak. Sudah saatnya kita menjadi tuan rumah dalam praktek hukum di Indonesia. Kita berantas habis Advokat Asing Avonturir yang
hanya mengejar kepentingan bisnis mereka semata-mata, tidak bertanggung-jawab memberikan legal opinion, serta nol kontribusinya di Indonesia.
74
74
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
85
BAB IV PENGATURAN MENGENAI PENGGUNAAN JASA ADVOKAT ASING