48
kesepakatan bersama seluruh anggota ASEAN untuk menerima beberapa atau semua aspek hasil penilaian seperti hasil tes atau sertifikat.
Adapun tujuan MRA adalah untuk menciptakan mekanisme prosedur dan akreditasi untuk mendapatkan kesamaankesetaraan serta mengakui perbedaan
antar negara untuk pendidikan, pelatihan, pengalaman dan persyaratan lisensi untuk para profesional yang ingin berpraktek.
50
Terdapat 7 MRA yang telah ditanda-tangani sampai tahun 2009 yaitu 1.
ASEAN MRA on engineering services Jasa Engineering, Desember 2005 2.
ASEAN MRA on nursing services Jasa keperawatan, Desember 2006 3.
ASEAN MRA on architectural services Jasa Arsitektural, November 2007 4.
ASEAN framework arragement for the mutual recognation of surveying qualifications Jasa Surveyor, November 2007
5. ASEAN MRA on dental practitioners Praktisi Dokter Gigi, Februari 2009.
6. ASEAN MRA Framework on accountancy services Jasa Akuntansi, Februari
2009. 7.
ASEAN sectoral MRA for good manufacturing practice inspection of manufaturers of medicinal product Praktisi Medis, Februari 2009.
Tantangan terberat di dunia pendidikan Indonesia adalah bagaimana menyiapkan para lulusan yang mampu beradaptasi, bersaing, dan menjadi
pemenang di MEA.
E. Perdagangan Bebas Sektor Jasa dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN
50
Benedicta Evienia, Pandangan Pelaku Pendidikan di Universitas Terhadap Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean 2015, Jurnal Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya,
2015.
Universitas Sumatera Utara
49
ASEAN merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara kawasan Asia Tenggara yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus
1967 melalui deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi, ASEAN mendirikan AEC sebagai bentuk integrasi ekonomi.
ASEAN Economic Community AEC merupakan suatu program bagi negara-negara ASEAN untuk lebih meningkatkan kualitas ekonomi khususnya
perdagangan agar menjadi sebuah akses yang lebih mudah seperti menerapkan penghapusan bea masuk Free Trade Area untuk mewujudkan sebuah pasar
tunggal. Tentunya ini membuat banyak peluang khususnya bagi Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas produk-produk maupun tenaga kerja profesional
dalam memasuki tantangan ruang lingkup AEC.
51
Dalam rangka menciptakan pasar tunggal berbasis produksi diantara Negara anggota kawasan ASEAN, para pemimpin Negara anggota ASEAN
menyepakati kerangka hukum dalam mengembangkan 4 pilar penting dalam mewujudkan MEA 2015. Keempat pilar tersebut antara lain arus barang yang
bebas, arus jasa yang bebas, arus investasi yang bebas, dan arus modal yang lebih bebas. Keempat pilar ini memiliki payung hukum yang telah disepakati berupa
ASEAN Trade in Goods Agreement ATIGA yang mengatur tentang arus barang
51
Potensi Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, https:smartplantersblog.wordpress.com20141129 diakses tanggal 26 Juli 2015.
Universitas Sumatera Utara
50
yang bebas, ASEAN Framework Agreement on Services AFAS yang mengatur arus jasa yang bebas, ASEAN Comprehensive Agreement on Investment ACIA
yang mengatur arus investasi yang bebas, serta Chiang Mai Initiative Multilateralisation CMIM yang mengatur tentang arus modal yang lebih
bebas.
52
Dari sisi barang free flow of goods, liberalisasi perdagangan barang akan menjamin kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi
di kawasan ASEAN. Indonesia sebagai salah satu Negara yang memiliki tingkat integrasi tinggi dalam berproduksi, berpeluang besar untuk mengembangkan
industri di dalam negeri melalui liberalisasi perdagangan barang. Sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing produk, kini Badan Standarisasi Nasional BSN
tengah menyusun Strategi Standarisasi Nasional 2015-2025, yang nantinya menjadi acuan untuk membendung kemungkinan membanjirnya produk-produk
impor dari luar negeri.
53
Dari sisi investasi dan modal free flow of investment and capital, hadirnya payung hukum dibidang investasi ASEAN yakni ACIA memberikan
keuntungan bagi lingkungan investasi dan sektor bisnis. ACIA memberikan jaminan
perlindungan investasi
sehingga para
investor yakin
untuk berinvestasi dikawasan ASEAN. Perjanjian ACIA dalam menghadapi liberalisasi investasi lintas batas di lima sektor yaitu manufaktur, pertanian,
perikanan, kehutanan, pertambangan dan penggalian, dan layanan yang terkait
52
Kesiapan Indonesia Dalam Rangka Liberalisasi Investasi Dalam Kerangka Hukum ASEAN Comprehensive Agreement on Investment ACIA Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN
2015, http:www.academia.edu9886725 diakses tanggal 26 Juli 2015.
53
Potensi Indonesia
Menyongsong Masyarakat
Ekonomi ASEAN
2015, http:semarangdaily.com201412 diakses tanggal 26 Juli 2015.
Universitas Sumatera Utara
51
dengan masing-masing. Untuk membantu mempromosikan kawasan ASEAN sebagai kawasan investasi terpadu yang memiliki kondisi yang menguntungkan
untuk investasi domestik dan internasional, semua negara anggota setuju melalui ACIA dalam menciptakan lingkungan yang diperlukan untuk mempromosikan
segala bentuk investasi dan daerah pertumbuhan baru di ASEAN, mempromosikan intra-ASEAN investasi, khususnya investasi dari ASEAN-6
Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand ke negara -negara ASEAN yang kurang maju, memelihara pertumbuhan dan perkembangan Usaha
Kecil dan Menengah, mempromosikan inisiatif investasi bersama berfokus pada kelompok regional dan jaringan produksi. Tujuan keseluruhan dari ACIA adalah
untuk mendirikan sebuah rezim investasi bebas, terbuka, transparan dan terintegrasi bagi investor domestik dan internasional di seluruh kawasan ASEAN,
dan manfaat ACIA termasuk liberalisasi investasi, non-diskriminasi, transparansi, dan perlindungan investor.
54
Menilik ke sektor jasa free flow of services, ASEAN telah menetapkan 5 lima sektor jasa prioritas dari 12 sektor prioritas integrasi barang dan jasa yang
akan diliberalisasi dalam MEA, yaitu: Jasa Kesehatan, Jasa Pariwisata, e-ASEAN, Jasa Logistik dan Jasa Transportasi Udara. Target penghapusan hambatan dalam
perdagangan bidang jasa di empat sektor prioritas bidang jasa adalah tahun 2010 untuk jasa perhubungan udara, e-ASEAN, kesehatan, dan pariwisata dan tahun
2013 untuk jasa logistik. Adapun liberalisasi bidang jasa seluruhnya ditargetkan pada tahun 2015. Masing-masing sektor prioritas tersebut telah dilengkapi peta
54
Kesiapan Indonesia Dalam Rangka Liberalisasi Investasi Dalam Kerangka Hukum ASEAN Comprehensive Agreement on Investment ACIA Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN
2015, http:www.academia.edu9886725 diakses tanggal 26 Juli 2015..
Universitas Sumatera Utara
52
kebijakan roadmaps yang mengkombinasikan inisiatif-inisiatif khusus dengan inisiatif yang lebih luas secara lintas sektor seperti langkah-langkah fasilitasi
perdagangan, antara lain:
55
1. Jasa Angkutan Udara Air Transport Services
Sidang ke-18 ASEAN Air Transport Working Group ATWG di Kuala Lumpur tanggal 12-14 Agustus 2008 membahas berbagai hal terkait
dengan upaya liberalisasi jasa angkutan udara ASEAN. 2.
Jasa Angkutan Laut Maritime Transport Services Sidang ke-16 ASEAN Maritime Transport Working Group MTWG di
Nha Trang, Viet Nam tanggal 9-11 September telah membahas langkah- langkah lebih lanjut dalam mengimplementasikan Roadmap Towards an
Integrated and Competitive Maritime Transport kebijakan mengenai angkutan laut yang kompetitif dan terpadu.
3. Jasa Keuangan Finance Services
Pertemuan para Menteri Keuangan ASEAN dan ASEAN Finance Minister Investors Seminar AFMIS diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab
pada tanggal 7-9 Oktober 2008. Para Menteri menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan keuangan sekaligus
memperkuat tingkat kompetensi di pasar global. 4.
Jasa Telekomunikasi Telecommunications Services ASEAN menyadari pentingnya Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi
seluruh lapisan masyarakat. Terkait hal ini telah disepakati upaya sinergis
55
Perkembangan Liberalisasi
Jasa ASEAN,
http:belajar tanpa
buku. blogspot.com201304 diakses tanggal 26 Juli 2015.
Universitas Sumatera Utara
53
untuk membangun infrastruktur komunikasi melalui “Siem Reap
Ministerial Declaration on Enhancing Universal Access on ICT Services in ASEAN
” yang disepakati dalam sidang TELSOMTELMIN ke-7 tahun 2007 di Siem Reap, Kamboja. 9
th
ASEAN Telecommunications Information Technology Senior Officials Meeting TELSOM-9 dan 8
th
ASEAN Telecommunications Informations Technology Ministers Meeting TELMIN-8 dengan tema
‘’High Speed Connection to Bridge ASEAN Digital Divide” di Bali, pada tanggal 25-29 Agustus 2008 telah
membahas dan mengesahkan indikator dan target dalam ICT Scorecard yang diperlukan untuk mencapai proses integrasi dan pengembangan
sektor ICT ASEAN tahun 2008-2010. 5.
Jasa Pariwisata Tourism Services Dalam pertemuan ASEAN Tourism Meetings di Manila tanggal 6
– 9 Juli 2008, dibicarakan mengenai penyusunan MRA di bidang Pariwisata yang
selesai pada akhir 2008 dan ditandatangani oleh para Menteri Pariwisata ASEAN pada saat ASEAN Tourism Forum ATF 2009 di Ha Noi, Viet
Nam, tanggal 5-12 Januari 2009. 6.
Jasa Logistik Logistic Services Jasa logistik telah ditetapkan sebagai sektor prioritas ke-12 dua belas
yang akan diliberalisasikan oleh ASEAN. Roadmap for Integration of Logistics Services kebijakan untuk jasa logistik terpadu telah
ditandatangani pada Sidang ke-39 ASEAN Economic Ministers di Makati City, Filipina, pada tanggal 24 Agustus 2007.
Universitas Sumatera Utara
54
Sebagai salah satu pilar pendukung dalam pembentukan MEA 2015, aliran tenaga kerja terampil free flow of skilled labor menjadi salah satu topik yang
menjadi fokus perhatian bersama. Terbentuknya MEA akan memberikan peluang dan harapan, sekaligus tentang bagi masa depan para pencari kerja. MEA akan
menjadikan ASEAN sebagai satu negara besar yang akan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pekerja untuk dapat mengisi lowongan kerja
yang tersedia, keluar dan masuk dari suatu wilayah negara ke wilayah negara lain tampa hambatan yang berarti. Mereka akan mempunyai kebebasan dan
kemudahan untuk memilih lokasi atau tempat kerja yang sesuai dan di anggap menguntungkan.
56
Demikian pula halnya dengan perusahaan-perusahaan atau kantor-kantor yang akan relatif lebih dimudahkan dalam mencari atau merekrut
para pegawai yang diinginkan melalui bursa tenaga kerja yang menjadi relatif lebih banyak dan beragam.
Langkah-langkah diperlukan untuk terwujudnya aliran bebas bagi tenaga kerja terampil. Bagian pertama dari Bab ini memaparkan pengertian dari aliran
bebas tenaga kerja terampil sebagaimana tercantum dalam cetak biru MEA 2015. Selanjutnya, ditemukan perkembangan terkini bagi inisiatif kerja sama di bidang
ketenagakerjaan dikawasan ASEAN, diikuti dengan gambaran kondisi pasar kerja dan berbagai kebijakan ketenagakerjaan di Indonesia pada dekade terakhir.
Skema Aliran Bebas Tenaga Kerja Terampil dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
56
Sjamsul Arifin, dkk. Masyarakat Ekonomi Asean, 2015, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008, hlm. 243.
Universitas Sumatera Utara
55
1. Cetak Biru MEA 2015
MEA 2015 yang menjadi tujuan akhir proses integrasi ekonomi regional ASEAN adalah terdapatnya aliran bebas yang terjadi baik dipasar produk maupun
dipasar faktor-faktor produksi. Untuk menjamin terwujudnya MEA tersebut, telah disusun suatu kerangka kerja yang berfungsi sebagai pedoman bagi setiap negara
anggota dalam mempersiapkan diri sebgaimana tertuang dalam cetak biru MEA 2015. Namun demikian, pembahasan tenaga kerja dalam cetak biru tersebut
dibatasi pada pengaturan khusus tenaga kerja terampil skilled labour dan tidak terdapat pembahasn mengenai tenaga kerja tidak terampil unskilled labour.
Pembahasan mengenai hal-hal terkait unskilled labour biasanya dibicarakan secara bilateral antara negara karena dipandang sebagi isu sensitif.
57
Pengertian atau definisi mengenai skilled labour tidak dirumuskan secara jelas dalam cetak biru. Namun, berdasarkan kamus umum diketahui bahwa skilled
labour yang sering diterjemahkan sebagai tenaga kerja terampilterdidik, dapat diartikan sebagai pekerja yang mempunyai keterampilan khusus, pengetahuan,
atau kemapuan dibidangnya. Pekerja terampil bisa berasal dari lulusan perguruan tinggi, akademi, atau teknisi, dan sebagainya. Pada umumnya pekerja profesional,
tingkat keterampilannya yang berbeda-beda. Keterampilan yang dimiliki seorang pekerja akan menentukan tingkat keahlian yang dimiliki, yang pada akhirnya akan
menentukan kineja pegawai tersebut. Secara umum disebutkan bahwa pengaturan mobilitas tenaga kerja atau
fasilitas masuk bagi pergerakan tenaga kerja untuk mendukung kelancaran
57
Ibid, hlm. 244.
Universitas Sumatera Utara
56
perdagangan barang, jasa, dan investasi dilakukan sesuai dengan peraturan yang bisa digunakan oleh negara penerima. ASEAN dalam hal ini, akan melakukan
fasilitas bagi penerbitan visa dan employmant pass bagi para tenaga profesional dan tenaga kerja terampil yang bekerja disektor-sektor yang berhubungan dengan
aktivitas perdagangan dan investasi antara negara di kawasan ASEAN. Dengan demikian, bagi para pekerja yang telah memiliki visa dan memegang employment
pass dan tersebar diberbagai wilayah negara lain sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Dengan kemudahan tersebut, diharapkan tercipta pasar tenaga kerja yang
efisien sehingga ASEAN sebagai produksi dan bagian dari mata rantai produksi dunia bisa memperoleh sumber daya manusia SDM yang handal yang tersebar di
berbagai negara anggota dengan cepat dan mudah. Untuk memfasilitasi aliran jasa-jasa yang bebas pada 2015, ASEAN
memberikan perhatian khusus dengan melakukan upaya untuk menciptakan harmonisasi dan standardisasi melalui barbagia langkah :
a. Memingkatkan kerjasama di antara anggota ASEAN University Network
AUN untuk meningkatkan mobilitas para pelajar dan jajaran stafnya dikawasan.
b. Mengembangkan kompetensi utama dan kulifikasi untuk pekerjaan dan
trainers skills yang diperlukan disektor jasa prioritas 2009, dan untuk sektor-sektor jasa lainnya 2010 hingga 2015.
c. Memperkuat kemapuan riset dalam rangka meningkatkan keterampilan,
penempatan kerja, dan pengembangan jejaring informasi pasar tanaga kerja di antara negara anggota ASEAN.
Universitas Sumatera Utara
57
2. Jadwal Strategis
Implementasi pedoman pembentukan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, akan menandai kemajuan penting yang dipandang sebgai tonggak
utama untuk mencapai integrasi ekonomi secara komprehensif dan lebih mendalam. Di bidang ketenagakerjaan, tonggak penting milestone tersebut
adalah berupa terbentuknya Mutual Recognition Arrangements MRA serta kompentensi utama untuk pekerjaan yang memerlukan kealihanketerampilan di
sektor jasa. Penyusunan MRA dan kompentensi utama tersebut akan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Penyusun MRA untuk jasa profesional utama, termasuk sektor prioritas
dalam rangka integrasi pada 2008. b.
Membangun kompetensi inti untuk skill yang diperlukan disektor jasa prioritas pariwisata, kesehatan, penerbangan, dan e-ASEAN pada 2009.
c. Membangun kompetensi inti untuk skill yang diperlukan di semua sektor
jasa pada 2015. 3.
Kerja Sama Ketenagakerjaan Kesiapan ASEAN dalam menhadapi aliran bebas bagi tenaga kerja
terampil untuk mendukung aktivitas perdagangan barang, jasa, dan inisiatif, berikut pemaparan mengenai perkembangan barbagai inisiatif kerja sama
ketenagakerjaan yang telah dilakukan selama ini. Berbagai Inisiatif Kerja Sama ASEAN di Bidang Ketenagakerjaan
Pembicaraan mengenai isu migrasi tentang tenaga kerja di ASEAN menjadi salah satu bagian proses negosasi perdagangan jasa-jasa yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
58
melalui kerja sama AFAS the ASEAN Framework Agreement on Services dalam kerangka mode 4. Kerja sama dalam mode 4 tersebut terutama diarahkan
untuk memfasilitas pergerakan tenaga kerja yang dilandasi pada suatu kontrakperjanjian untuk mendukung kegiatan perdagangan dan investasi disekor
jasa. Aliran bebas tenaga profesional berserta pengaturannya baru mengemuka di Bali Summit pada 2003, meskipun mekanisme dalam mencapai tujuan terciptanya
aliran bebas tenaga kerja tersebut telah dilakukan sebelumnya. Selain dengan visi ASEAN 2020
58
, para Menteri Tenaga Kerja ASEAN telah sepakat untuk menjamin bahwa angkatan kerja di seluruh kawasan ASEAN
akan dipersiapkan agar bisa memperoleh manfaat yang optimal dari investasi ekonomi. Hal ini antara lain dilakukan melalui peningkatan investasi yang dapat
digunakan untuk memenuhi keperluan pendidikan dasar dan pendidikan yang lebih tinggi, pelatihan, pengembangan ilmu dan teknologi, penciptaan lapangan
kerja, dan perlindungan sosial bagi para pekerja. Selanjutnya, disadari bahwa untuk mendukung dan menjamin pertumbuhan ekonomi regional dan
berkesinambungan, pasar tenaga kerja dalam komunitas ASEAN tentunya harus bersifat dinamis, produktif dan fleksibel.
Arah kerjasama dibidang ketenagakerjaan, secara umum akan ditunjukan untuk menyelesaikan segala persoalan ketenagakerjaan yang prinsip akan
ditujukan padahal-hal sebagai berikut :
58
Visi ini lah yang ingin dipercepat pencapaiannya pada 2015.
Universitas Sumatera Utara
59
a. Memajukan mobilitas regional dan mutual recognition dalam rangka
pengembangan professinal credentials, bakat, dan keterampilan para pekerja melalui upayainisiatif yang telah ada.
b. Menguragi penganguran dikawasan untuk mendukung upaya regional
dalam mewujudkan komonitas masyarakat kuat, aman, dan self-relient. c.
Memajukan efisiensi pasar tenaga kerja melalui penyusunan MRA untuk meningkatkan
kemampuan kerja
dan mobilitas
tenaga kerja,
meningkatkan sistem perlindungan, serta mengatasi dampak liberalisasi perdagangan terhadap tenaga kerja dan employment.
Untuk merealisasikan hal-hal tersebut di atas, telah disusun program kerja sebagai kerangka dasar untuk mempersiapkan angkatan kerja dikawasan dalam
menghadapi tantangan yang muncul dari globalisasi dan liberalisasi perdagangan. Terdapat enam skala prioritas dalam program kerja para menteri tanaga kerja
ASEAN Labour Ministers work programme yaitu : a.
Penciptaan lapangan kerja. b.
Monitoring pasar tenaga kerja. c.
Mobilitas tenaga kerja. d.
Perlindungan sosial. e.
Kerja sama tripartit. f.
Keselamatan dan kesehatan kerja occupational safetyand healthOSH.
Sebagai bagian dari pelaksanaan prioritas program kerja terkait masalah mobilitas tenaga kerja dan perlindungan sosial, 13 Januari 2007 ASEAN telah
Universitas Sumatera Utara
60
meletakan landasan awal bagi upayah penyelesaikan masalah pekerja migran melalui penanda tanggana deklarasi perlindungan dan hak-hak pekerja migran
protecion and promotion of the rights og migran works. Deklarasi tersebut memberikan manfaat bagi negara anggota untuk memajukan keadilan dan
perlindungan kerja, pembayaran upahgaji, dan askes yang cukup bagi kelayakan kerja dan tempat tinggal bagi pekerja migran. Untuk mengimplementasikan
deklarasi tersebu t, dibentuk sebuah komite yang diberi nama “ASEAN Comittee
on the Implementation of the ASEAN Delaration on the Protection and Promotion of the Raihts of migrant workes” pada Juli 2007.
Untuk mendukung kerjasama tripartit, pada 2002 telah diimplementasikan program hubungan industrial ASEAN Programme on Industrial Relations yang
mendapat dukungan dari Jepang berupa bantuan teknis maupun keuangan. Program yang beranggotakan perwakilan tingkat tinggi dari para pemberi kerja,
karyawan, dan pemerintah terutama dimaksudkan untuk membantu dan dan memfasilitasi upaya negara ASEAN dalam memajukan hubungan industrial yang
sehat, harmonis, dengan produktivitas yang lebih tinggi serta keadilan sosial sebagai elemen penting dalam pembangunan. Untuk priode 2005
– 2010, kegiatan program meliputi tiga bidang yaitu :
a. Jejaring informasi dan riset.
b. Training dan capacity building.
c. Koordinasi kebijakan.
Pembentukan program tersebut telah berhasil membangun jejaring para ahli yang memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman terutama dalam bidang
Universitas Sumatera Utara
61
hubungan industrial. Untuk menciptakan keselamatan kerja dan lingkungan kerja yang sehat, telah dibentuk ASEAN Occupational Safety and Health Network
ASEAN-OSHNET pada 2000. Jejaring tersebut memfasilitasi pertukaran informasi OSH, sharing of training expertise, serta memajukan pembangunan dan
harmonisasi standard and gyudelines OSH. Program ini harus dilakukan mengingat besarnya jumlah orang yang meninggal akibat penyakit atau
kecelakaan ditempat kerja akan menimbulkan dampak negatif bagi produktivitas ekonomi dan pembangunan sosial. Untuk mendukung kegiatan tersebut, negara
anggota ASEAN telah mengajak negara plus three Jepang, Korea, dan China untuk berbagi pengalaman mengingat pengalaman mereka dibidang cukup relevan
dalam meningkatkan standar OSH terutama bagi perusahan kecil dan menegah. Untuk
membarikan arah
bagi negara-negara
anggota dalam
mengimplementasikan dan memperkuat kerangka OSH nasional dan untuk meningkatkan standar, sistem, strategi, dan program OSH dikawasan, pada
Januari 2007 diterapkan rencana aksi lima tahun 5-year Plan of Action untuk priode 2007
– 2011. Rencana aksi tersebut difokuskan pada tiga bidang prioritas yakni :
a. Pengembangan National OSH Profile.
b. Pengembangan national OSH Strategy and Programme.
c. Memperkuat kerja sama OSH regional di ASEAN serta kolaborasiASEAN
dengan negara parner atau organisasi internasional. Dalam mengimplementasikan dua bidang pertama, ASEAN mengadopsi
standar ILO dan disesuaikan dengan international best practices apabila
Universitas Sumatera Utara
62
dimungkinkan. Untuk mendukung pengembangan SDM, ASEAN juga melaksanakan program ASEAN skills Competition sejak 1995. Kemajuan
signifikan dari bentuk kerja sama ini atara lain terlihat dari upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan para pekerja, membantu pembangunan SDM
disetiap negara anggota, mengembangkan generasi baru dari para pekerja dengan keterampilan tinggi, serta menyiapkan keikutsertaan negara-negara ASEAN
dalam World Skills Competition.
59
Sebagai upaya meningkatkan jumlah tenaga kerja trampil dikawasan, kerja sama juga dilakukan di bidang pendidikan melalui kerja sama antara perguruan
tinggi diseluruh negara ASEAN yang dikenal sebagai the ASEAN University Network AUN. AUN yang dibentuk pada November 1995 berdasarkan the AUN
Charter, telah melakukan berbagai aktivitas di bidang akademis seperti diskusi, workshop, seminar, studi, dan penelitian bersama dibidang-bidang yang menjadi
prioritas ASEAN, program beasiswa, pertukaran mahasiswa, dan sebagainya. Secara khusus, pembentukan AUN antara lain dimaksudkan untuk :
a. Memajukan kerjasama dan solidaritas diantara para profesional, akademis,
ilmuwan, dan para pelajar dikawasan. b.
Mengembangan program akademik dan sumber daya manusia yang profesional dikawasan.
c. Memajukan disiminasi informasi melalui electronic networking of
libraries dan sharing informasi diantara anggota komunitas akademik, pelajar, para pengambil kebijakan, dan sebagainya.
59
Perkembangan Ketenagakerjaan di Indonesia, http:www.ilo.org, diakses tanggal 9
Agustus 2015.
Universitas Sumatera Utara
63
Untuk mengkoordinasikan seluruh aktivitasnya, AUN mempunyai kantor- kantor sekretariat yang terletak dikampus Chulalongkorn University, Bangkok,
Thailand. Dari seluruh anggota AUN yang berjumlah 21 perguruan tinggi per Juli 2007, tiga di antaranya merupakan perguruan tinggi yang ada di Indonesia yaitu
Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan Institut Teknologi Bandung.
Universitas Sumatera Utara
64
BAB III ASPEK HUKUM MENGENAI ADVOKAT ASING DI INDONESIA
A. Pengertian Tenaga Kerja Asing dan Cakupannya di Indonesia
Menurut Pasal 1 ayat 13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Asing
selanjutnya disebut dengan TKA adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia, dalam hal ini berarti setiap warga
negara asing tanpa terkecuali baik pria maupun wanita yang memperoleh izin untuk tinggal dan bekerja di wilayah Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.02MENIII2008 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga
Kerja Asing, menyebutkan bahwa Tenaga Kerja Asing adalah warga Negara Asing pemegang visa kerja warga Negara Indonesia yang ditunjuk dan
dipersiapkan sebagai pendamping Tenaga Kerja Asing.Pemberi kerja Tenaga Kerja Asing merupakan badan hukum atau badan-badan lainnya yang
mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Menurut Pasal 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.02MENIII2008 tentang Tata Cara Penggunaan
Tenaga Kerja Asing, pemberi kerja Tenaga Kerja Asing meliputi : 1.
Kantor perwakilan dagang asing, kantor perwakilan perusahaan asing atau kantor perwakilan berita asing yang melakukan kegiatan di
Indonesia;
Universitas Sumatera Utara