99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab-bab di atas dapat simpulkan sebagai berikut: 1.
Perdagangan bebas sektor jasa dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN yaitu Perdagangan jasa liberalisasi sektor jasa akan dilakukan dalam kerangka
ASEAN Framework Agreement on Services AFAS yang sebenarnya telah dideklarasikan sejak tahun 1995. AFAS ASEAN Framework Agreement on
Services adalah persetujuan dan kerjasama dalam rangka liberalisasi perdagangan bidang jasa dalam forum ASEAN. Perjanjian antar negara
ASEAN ini pada prinsipnya mencerminkan keinginan agar sesama anggota ASEAN melakukan liberalisasi perdagangan jasa antar negara ASEAN secara
lebih luas dan lebih mendalam dibandingkan dengan liberalisasi yang ditempuh dalam rangka GATS WTO General Agreement on Trade in Services World
Trade Organization. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah mengkompilasi berbagai hambatan dalam pergerakan jasa antar negara,
penyusunan MRA Mutual Recognition Agreement untuk jasa arsitektur, akuntansi, kualifikasi surveyor, tenaga kerja medis termasuk diantaranya
dokter gigi selesai 2008, dilanjutkan MRA untuk jasa-jasa professional lainnya selesai 2015, serta peningkatan partisipasi asing dalam 4 sektor
jasa antara lain perbankan, advokat, pendidikan, manufaktur hingga 51 serta jasa logistik hingga 49 pada tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
100
2. Aspek hukum mengenai advokat asing di Indonesia diatur dalam
Keputusan Menteri Kehakiman Nomor J.S.15247 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan Pembatasan Penggunaan Tenaga Ahli Hukum Warga Negara
Asing Pendatang pada Usaha Pemberian Jasa Dalam Bidang Hukum, Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.01-HT.04.02 Tahun 1985
tentang Pembatasan Jangka Waktu Bekerja Ahli Hukum Warga Negara Asing pada Usaha Pemberian Jasa Dalam Bidang Hukum, Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.01-HT.04.02 Tahun 1991 tentang Penggunaan Ahli Hukum Warga Negara Asing oleh Kantor Konsultan
Hukum Indonesia, dan Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.01- HT.04.02 Tahun 1997 tentang Penggunaan Ahli Hukum Warga Negara
Asing oleh Kantor Konsultan Hukum Indonesia. Saat ini, keberadaan advokat asing di Indonesia diatur di dalam Pasal 23 Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, yang mengatur; Advokat asing dilarang untuk beracara di sidang pengadilan, Advokat asing dilarang
untuk berpraktik danatau membuka kantor jasa hukum atau perwakilannya di Indonesia, Advokat asing dapat berpraktek di Indonesia
hanya sebatas sebagai karyawan atau tenaga ahli dalam bidang hukum asing dari kantor advokat Indonesia, Advokat asing dapat bekerja sebagai
karyawan atau tenaga ahli di kantor advokat Indonesia apabila telah mendapat ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah setelah mendapatkan
rekomendasi dari Organisasi Advokat PERADI, Advokat asing wajib memberikan jasa hukum secara cuma-cuma kepada dunia pendidikan dan
Universitas Sumatera Utara
101
penelitian hukum untuk waktu tertentu, Advokat asing dalam menjalankan profesinya tunduk kepada Kode Etik Advokat Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. 3.
Pengaturan jasa advokat asing di Indonesia berdasarkan peraturan- peraturan mengenai advokat belum diizinkan untuk beracara di
persidangan Indonesia. Jasa advokat belum masuk dalam daftar Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA karena belum ada perubahan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Advokat asing hanya karyawan di kantor advokat Indonesia, tidak dimaksud untuk bisa
menjadi litigation lawyer beracara di pengadilan. Di dalam Pasal 23 ayat 1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, advokat
asing dilarang beracara di sidang pengadilan, berpraktik danatau membuka kantor jasa hukum atau perwakilannya di Indonesia. Advokat
asing hanya diperkenankan berkedudukan sebagai sebagai karyawan dan tidak dapat mewakili kantor advokat Indonesia ke luar eksternal. Dengan
kata lain, advokat asing hanya diperbolehkan berpraktik atas hukum negara
asalnya atau
hukum internasional.
B. Saran