Defenisi Indikasi dan kontraindikasi IIU

dikembangkan. 13 Minat terhadap IIU meningkat pada dekade terakhir seiring dengan penemuan teknologi fertilisasi in-vitro, dimana banyak modifikasi teknologi yang ditawarkan pada fertilisasi in-vitro juga dapat diterapkan pada IIU, seperti metodologi seleksi dan persiapan sperma, stimulasi hormonal pada ovarium, penentuan waktu pelaksanaan inseminasi, dan metode transfer sperma. 8,13,14 Pada akhir tahun 1980-an, terdapat penemuan baru dalam hal prosedur persiapan sperma. Sampai akhirnya metode yang paling banyak digunakan dalam hal persiapan sperma adalah mencuci sperma dengan maksud untuk menghilangkan plasma seminal yang mengandung faktor penghambat fertilisasi, prostaglandin, dan mikroba yang dapat menghambat fertilisasi, mengakibatkan kram pada rahim, dan resiko infeksi. 8,13 Saat ini, IIU telah menjadi teknik yang dipergunakan secara luas untuk terapi infertilitas pada pasien dengan faktor servikal dan atau fertilitas idiopatik, endometriosis minimal hingga ringan, gangguan ovulasi, kondisi salah satu tuba yang patologi, infertilitas pria yang ringan. Oleh karena resiko terhadap timbulnya gangguan kesehatan yang rendah, pelaksanaan yang lebih mudah, biaya yang rendah, dan angka keberhasilan yang relatif tinggi, IIU umumnya ditawarkan lebih dulu sebelum prosedur IVF yang memakan banyak biaya. 13

2.1.2. Defenisi

Inseminasi intra uteri merupakan teknik bantuan reproduksi dengan cara memasukkan secara langsung spermatozoa yang bergerak ke dalam kavum uteri pada waktu yang Universitas Sumatera Utara tepat dari siklus menstruasi pasien, dimana sebelumnya telah dilakukan preparasi terhadap sperma. 9,11 Sekitar 2 minggu sesudah dilakukan inseminasi, maka akan dilakukan tes kehamilan untuk mengetahui keberhasilan inseminasi. 9 Prosedur IIU terdiri dari pencucian spesimen semen hasil ejakulasi dengan maksud untuk menghilangkan prostaglandin dan faktor-faktor lainnya, mengkonsentrasikan sperma ke dalam medium kultur sehingga meningkatkan kapasitasinya, dan reaksi akrosom. 15 Prosedur IIU ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi pengaruh factor yang menghalangi fungsi sperma, misalnya keasaman vagina dan pengaruh lendir serviks yang tidak menguntungkan. Prosedur IIU juga mengambil keuntungan dengan deposisi sperma dengan konsentrasi, motilitas, serta morfologi normal sedekat mungkin dengan oosit. 11 Gambar 1. Hasil ultrasonografi dari prosedur inseminasi intra uteri, dimana pada gambar tersebut terlihat kateter plastik yang dimasukkan ke dalam kavum uteri bagian tengah. 10 Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Gambaran injeksi sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. 7

2.1.3. Indikasi dan kontraindikasi IIU

dikutip dari 2 Menurut Sahakyan 1999 , indikasi untuk IIU adalah sebagai berikut: Tabel 2.1. Indikasi IIU dan siklus fekunditas menurut berbagai sebab INDIKASI JUMLAH PASIEN SIKLUS FEKUNDITAS Faktor pria 32 11,7 7 Anovulasi 73 26,6 13 Endometriosis 55 20,1 12 Unexplained 97 35,4 10 Faktor tuba 16 6,2 9 Yang dimaksud dengan kontraindikasi adalah keadaan yang tidak dianjurkan untuk dilakukan IIU karena angka keberhasilannya rendah. Berikut ini adalah berbagai kontraindikasi: • Tuba nonpaten atau patologi tuba lainnya Universitas Sumatera Utara • Infeksi traktus genitalia pada salah satu pasangan • Parameter semen abnormal berat • Kelainan genetik pada suami • Perdarahan traktus genitalis tidak terjelaskan • Massa di pelvis • Wanita usia tua • Etiologi infertilitas multipel bersamaan • Pembedahan panggul • Kontraindikasi hamil • Penyakit berat pada satu atau kedua pasangan • Dalam terapi kemoterapi atau radioterapi • Kegagalan berulang inseminasi Beberapa penelitian menunjukkan hasil terbaik IIU diperoleh pada kasus “unexplained”, ovulasi abnormal, ketidakramahan lendir serviks yang tidak berhubungan dengan antibodi sperma. Sedangkan hasil terburuk diperoleh pada kasus-kasus faktor pria sedang – berat dan endometriosis. Tummon I.S. 1997 mendapatkan untuk endometriosis minimal – ringan maka IIU dengan pemicuan ovulasi masih lebih efektif tanpa inseminasi. Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Keuntungan teknik inseminasi intra uteri