Manfaat Penanda Genetik Variasi Genetik

Berat jenis kering udara kayunya 0,51 dengan kayu gubal tipis berwarna putih sampai kuning dan kayu teras tebal berwarna merah coklat. Kayunya agak lunak dan peka terhadap serangan beberapa hama penggerek kayu atau penyakit- penyakit kayu lainnya, bila dibiarkan terbuka atau berhubungan langsung dengan tanah. Kayunya mudah dikerjakan, tidak mudah pecah atau mengkerut, termasuk kelas awet III - IV serta kelas kuat III-IV Tantra, 1983. S. leprosula berbunga setiap 2-3 tahun sekali pada bulan Juni-September. Berbuah muda pada bulan Oktober-Desember dan berbuah masak bulan Desember-Maret. Produksi buah berkisar antara 36.000-249.000 buah per pohon dan yang berhasil masak hanya 5.000-11.400 buah, biasanya disebabkan oleh serangan hama. Jenis ini dalam 1 kg memiliki 1.900-2.268 biji. S. leprosula pada umur 13 tahun telah mampu mengadakan pembungaan dan pembuahan sekali dalam interval 3-5 tahun, setelah terjadi periode kering yang nyata. S. leprosula tersebar merata hampir di seluruh hutan dipterocarpaceae dataran rendah di Malaysia, Sumatera dan Kalimantan, dimana temperatur dan curah hujan relatif tinggi sepanjang tahun, serta tumbuh dan berkembang bila curah hujan tahunan rata-rata berkisar antara 2.000 - 2.500 mm dengan selang temperatur hanan antara 22,2°C sampai 32,2°C. S. leprosula tumbuh pada hampir semua jenis tanah yang berdrainase baik dan bahkan tumbuh juga pada tanah-tanah yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang buruk. Pertumbuhan terbaik adalah pada tanah-tanah berlereng, bergelombang atau berbukit, agak kurang pada tanah-tanah datar dan tidak pernah ada pada tanah-tanah berlumpur atau di muara-muara sungai. Di Sumatera dan Kalimantan tumbuh sampai ketinggian 500 mdpl Bappenas, 2003.

2.3. Manfaat Penanda Genetik

Penanda genetik merupakan alat terpenting untuk mempelajari sistem genetik pada banyak organisme. Keunggulan penanda genetik adalah bersifat stabil terhadap faktor, sehingga penerapan penanda genetik sering digunakan pada proyek pemuliaan dan program konservasi sumberdaya genetik hewan dan tumbuhan. Adapun manfaat penerapan penanda genetik adalah 1 Identifikasi klon-klon, 2 Identifikasi hibrid, 3 Pengukuran variasi genetik antar dan dalam populasi-populasi, 4 Pengamatan sistem reproduksi meliputi sistem perkawinan dan aliran gen, 5 Bukti selektifitas misalnya berkaitan dengan praktek pengelolaan hutan atau perubahan lingkungan, 6 Identifikasi lokus sifat kuantitatif atau Quantitative Trait Loci QTLs Finkeldey 2005. Dari beberapa manfaat tersebut yang berkaitan langsung dengan penelitian ini adalah identifikasi klon, identifikasi hibrid dan pengukuran variasi genetik dalam dan antar populasi. Menurut Kamus Pemuliaan Pohon yang diterbitkan Departemen Kehutanan 2004 pengertian klon adalah populasi yang terdiri dari sel-sel atau individu yang identik genetiknya. Seperti populasi yang diperoleh melalui pembelahan mitosis atau reproduksi aseksual. Sedangkan hibrid adalah turunan yang secara genetik jelas berasal dari tetua yang berbeda. Istilah hibrid diterapkan untuk keturunan yang berasal dari perkawinan dalam spesies disebut intraspesifik, jika antar spesies dinamakan interspesifik.

2.4. Variasi Genetik

Variasi genetik suatu spesies adalah hasil dan perkembangbiakan secara seksual. Pada proses perkembangbiakan seksual terjadi peristiwa meiosis yang mereduksi jumlah kromosom diploid 2n dalam sel tetua menjadi haploid n dalam gamet, mengikuti hukum segregasi bebas seperti diungkapkan oleh Mendel Hukum Mendel 1. Selanjutnya diperjelas lagi pada Hukum Mendel 2 meiosis kromosom homolog juga akan mengalami pindah silang dan kadang-kadang terjadi perubahan susunan genetik. Selain perkawinan dan mutasi ditambahkan oleh Finkeldey 2005 bahwa migrasi, aliran genetik, penyimpangan genetik, dan proses seleksi. Keragaman genetik adalah suatu besaran yang mengukur variasi fenotip yang disebabkan oleh faktor-faktor genetik. Fenotip salah satu tanaman akan berbeda dengan tanaman yang lainnya dalam satu atau beberapa hal. Variasi genetik merupakan landasan bagi pemulia untuk memulai suatu kegiatan perbaikan tanaman. Besarnya keragaman genetik dapat menjadi dasar untuk menduga keberhasilan perbaikan genetik di dalam program pemuliaan. Keragaman genetik yang luas merupakan syarat berlangsungnya proses seleksi yang efektif karena memberikan keleluasaan dalam proses pemilihan suatu genotip. Selain itu populasi dengan keragaman genetik yang lebih luas akan memberikan peluang yang lebih besar diperolehnya karakter-karakter yang diinginkan. Soerianegara dan Djamhuri 1979 mempertegas bahwa dalam satu jenis pohon dapat dijumpai keragaman geografis antar provenan, keragaman lokal antar tempat tumbuh, dan keragaman dalam pohon serta keragaman antar pohon. Ada dua sebab yang menimbulkan keragaman, yaitu perbedaan lingkungan dan perbedaaan susunan genetik. Keragaman lingkungan biasanya disebabkan oleh perbedaan tempat tumbuh, sifat tanah, atau jarak tanam. Adapula keragaman yang tidak dapat diterangkan dengan perbedaan tempat tumbuh, misalnya perbedaan bentuk batang, taper batang, tebal cabang, dan berat jenis Kayu dan pohon-pohon dalam suatu tegakan. Dalam hal ini keragaman dipengaruhi oleh perbedaaan genetik yang diturunkan tetua kepada keturunannya keragaman genetik. Adanya keragaman dalam suatu jenis perlu diketahui lebih dahulu sebelum memulai dengan pemuliaan pohon, karenakeragaman genetik merupakan syarat mutlak dalam pemuliaan, yaitu untuk memungkinkan seleksi dan untuk mencegah dihasilkannya tanaman yang tidak bermutu.

2.5. Pengukuran Variasi Genetik