Pengumpulan Sampel Identifikasi Jenis Dokumentasi Morfologi

3.3.1. Pengumpulan Sampel

Sampel daun dikumpulkan dari 9 tempat yaitu PT. Asia Log, Haurbentes, PT. ITCI, Pasir Mayang, TNBT, PT. Sumalindo, PT. Sari Bumi Kusuma, Bukit Bangkirai dan Nanjak Makmur. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 202 buah yang terdiri dari 101 S. leprosula dan 101 S. parvifolia. Adapun letak geografis lokasi pengambilan sampel terdapat pada Tabel 1. Tabel 1 Letak Geografis Lokasi Pengambilan Sampel Daun No Lokasi Provinsi Perkiraan Lokasi Garis Bujur Garis Lintang 1 Haurbentes Jawa Barat 106 o 41’ – 107 o 42’BT 6 o 54’ – 7 o 54’LU 2 Asia Log, Jambi Sumatera 103 o 15’ – 103 o 33’ BT 02 o 02’ – 02 o 22’LS 3 Pasir Mayang, Jambi Sumatera 101 o 19’ – 103 o 20’ BT 00 o 8’ – 03 o 9’LU 4 TNBT, Riau Sumatera 102°13’—103°14’ BT 01°5’ - 02°6’LU 5 Nanjak Makmur, Jambi Sumatera 101°40’ BT 10 o 22’ LU 6 Sari Bumi Kusuma Kalimantan Selatan 111°18’-114°42’BT 01°59’ -00°36’LU 7 PT. ITCI Kartika Utama Kalimantan Timur 116°17’ - 117°6’ BT 00°20’ - 01°18’ LU 8 Bukit Bangkirai, Balikpapan Kalimantan Timur 111’32’ — 118°35’BT 00°14’ - 01°15’ LU 9 Sumalindo, Samarinda Kalimantan Timur 115°18’ - 1 16°36’ BT 00°55’ - 00°56’LS

3.3.2. Identifikasi Jenis

Dalam kegiatan identifikasi jenis ada dua metode yang digunakan. Metode pertama dengan menggunakan identifikasi jenis berdasarkan pengenal pohon langsung dari tempat asal sampel dikumpulkan. Metode kedua dengan mengirimkan sebagian sampel ke Herbarium Bogoriense. Dari dua metode yang dipakai semua jenis yang diidentifikasi secara langsung dari lapangan menunjukkan jenis yang sama dengan hasil identifikasi jenis dari Herbarium Bogoriense.

3.3.3. Dokumentasi Morfologi

Kegiatan dokumentasi morfologi meliputi pembuatan herbarium, penomoran dan pelabelan herbarium sesuai nomor pohon serta pengukuran variabel morfologi daun. Dalam pengukuran variabel morfologi daun terdapat 28 variabel, yang secara umum dibagi menjadi dua kelompok yaitu 7 variabel pengukuran dan 21 variabel turunan. Variabel turunan dapat dihitung jika variabel pengukuran telah diketahui. Adapun simbol dan keterangan variabel ditampilkan pada Tabel 2. Bagian-bagian variabel yang diukur tersebut dalam daun ditunjukkan dalam Gambar 3. Teknis pengukuran variabel pengukuran adalah dengan mengambil 5 sampel daun setiap herbarium yang digunakan sebagai ulangan, untuk memudahkan pengukuran dan penelusuran data dalam penomoran sampel daun digunakan kaidah penomoran searah jarum jam. Sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4. 3.3.4. Analisis Jenis Berdasarkan Peta Sebaran Jenis Variabel pengukuran dan variabel turunan dari masing-masing jenis dilakukan uji korelasi, dengan menggunakan Minitab 14. Dari hasil uji korelasi dapat diketahui variabel yang memiliki korelasi yang kuat antara dua variabel. Kemudian data yang memenuhi kriteria r 0.7 dilakukan pemetaan. Hasil pemetaan tersebut dinamakan Peta Sebaran Jenis. Setelah didapatkan peta sebaran jenis dilanjutkan dengan penyeleksian hasil peta, peta sebaran jenis yang baik menunjukkan munculnya 2 klaster gerombol titik hasil uji korelasi yang jelas. Dari dua klaster yang berjauhan dilakukan penelusuran ulang untuk mengetahui nama jenis klaster. Jenis yang memiliki titik hasil uji korelasi yang berdekatan dengan klaster yang telah diidentifikasi dinamakan sesuai nama klaster yang bersangkutan.

3.3.5. Pengambilan Sampel