2. Kemampuan siswa untuk membandingkan, dan mengambil keputusan me-
ngenai persamaan dan perbedaan suatu hal. Kemampuan membandingkan sangat penting agar siswa mampu menarik sifat yang lebih umum dari peng-
alaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaannya untuk selanjutnya membuat klasifikasi dan mengkonstruksi pengetahuannya.
Menurut teori konstruktivis, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pen- didikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa,
tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajak siswa menjadi cerdas dan secara sadar menggunakan strategi mereka
sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus
memanjat anak tangga tersebut Nur dalam Trianto, 2009.
Menurut Purnomo dalam Reliyana, 2014 kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi konstruktivisme antara lain:
1. Diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau
mengungkapkan gagasan 2.
Pengujian dan penelitian sederhana 3.
Demonstrasi dan peragaan prosedur ilmiah
B. Inkuiri Terbimbing
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari tahu jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau
rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu Suyanti, 2010; 43.
Pembelajaran berbasis inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Tujuan utama model pembelajaran inkuiri adalah mendorong siswa untuk dapat
mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan berpikir dengan memberi- kan pertanyaan-pertanyaan. Model pembelajaran inkuiri menekan kepada proses
mencari dan menemukan. Materi pelajaran diberikan secara tidak langsung. Peran siswa dalam model pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar Suyanti, 2010.
Menurut Suryani 2012, ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri: Pertama, model pembelajaran inkuiri menekankan kepada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses
pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan
sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu
yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri
self-belief. Artinya dalam model pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara pendidik dan peserta didik, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan
teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hannya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Menurut Roestiyah 1998, inquiry memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Dapat membentuk dan mengembangkan ”Self-Concept” pada diri siswa,
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru. 3.
Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
4. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
5. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
6. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
7. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.