2.5.2 Pembentukan Bayangan pada Cermin
2.5.2.1 Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar
Pada saat menentukan bayangan pada cermin datar melalui diagram sinar, titik bayangan adalah titik potong berkas sinar-sinar pantul. Bayangan bersifat
nyata apabila titik potongnya diperoleh dari perpotongan sinar-sinar pantul yang konvergen mengumpul. Sebaliknya, bayangan bersifat maya apabila titik
potongnya merupakan hasil perpanjangan sinar-sinar pantul yang divergen menyebar. Bayangan pada cermin datar bersifat maya. Titik bayangan dihasilkan
dari perpotongan sinar-sinar pantul yang digambarkan oleh garis putus-putus. Gambar 2.4 menunjukkan sebuah anak panah dengan tinggi y berdiri
sejajar bidang cermin dengan jarak s dari cermin.
Gambar
2.4 Diagram Sinar untuk Menentukan Bayangan Cermin Datar
2.5.2.2 Pembentukan Bayangan pada Cermin Lengkung
2.5.2.2.1 Cermin Cekung
Cermin cekung merupakan irisan permukaan bola yang bagian mengkilapnya terdapat di dalam sedangkan irisan permukaan bola yang bagian
mengkilapnya terdapat di luar adalah cermin cembung.
Pada cermin lengkung, garis normal adalah garis yang menghubungkan titik pusat lengkung cermin dan titik jatuhnya sinar. Jadi, garis normal pada
cermin lengkung berubah-ubah, bergantung pada titik jatuh sinar.
Diagram Sinar untuk Cermin
Ada tiga sinar istimewa pada cermin cekung, seperti diilustrasikan pada Gambar 2.5.
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus. 2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan cermin pula.
Gambar
2.5 Digram Sinar untuk Menentukan Lokasi Bayangan
Persamaan Cermin Cekung
Persamaan cermin cekung digunakan untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara jarak benda ke cermin s, jarak bayangan ke cermin s’,
panjang fokus f, dan jari-jari kelengkungan cermin R. Jika dirumuskan adalah:
Keterangan: f = jarak fokus cm
s = jarak benda ke cermin cm s’ = jarak bayangan ke cermin cm
Untuk mengetahui berapa kali perbesaran yang dihasilkan oleh pemantulan pada cermin cekung digunakan rumus perbesaran sebagai berikut:
M= |
| | |
Keterangan: M = perbesaran
h = tinggi benda h’ = tinggi bayangan
s = jarak benda ke cermin cm s’ = jarak bayangan ke cermin cm
Catatan
h’ positif + menyatakan bayangan adalah tegak dan maya
h’ negatif - menyatakan bayangan adalah terbalik dan nyata
2.5.2.2.2 Cermin Cembung
Pada cermin cembung berlaku sinar-sinar istimewa yaitu: a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus F.
b. Sinar yang datang menuju titik fokus F dipantulkan sejajar sumbu utama. c. Sinar yang datang menuju titik pusat kelengkungan cermin seolah-olah
berasal dari titik pusat kelengkungan tersebut.
Diagram sinar istimewa pada cermin cembung ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Sinar-sinar Istimewa pada Pemantulan Cermin Cembung
Persamaan Cermin Cembung
Rumus-rumus yang berlaku untuk cermin cekung juga berlaku untuk cermin cembung. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu titik fokus F dan
titik pusat kelengkungan cermin M untuk cermin cembung terletak di belakang cermin. Oleh karena itu, dalam menggunakan persamaan cermin cembung jarak
fokus f dan jari-jari cermin R selalu dimasukkan bertanda negatif. Catatan:
Dalam cermin cembung harga f dan R bernilai negatif -
2.5.3 Pembentukan Bayangan pada Lensa