Gambar 2.7 Lup Lensa secara umum ada yang berbentuk cembung dan cekung. Seperti terlihat
pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8. Lensa Cembung
2.5.3.1 Pembiasan pada Lensa Cembung
Gambar 2.9 mengilustrasikan metode grafik untuk lensa pengumpul. Pada
lensa cembung berlaku sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan menuju titik fokus kedua lensa tersebut.
2. Suatu sinar datang melalui titik fokus pertama akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui pusat lensa akan diteruskan tanpa dibiaskan.
Gambar
2.9 Diagram Sinar untuk Sebuah Lensa Pengumpul Tipis
2.5.3.2 Pembiasan pada Lensa Cekung
Pada pembiasan lensa cekung juga berlaku sinar-sinar istimewa ketika kita hendak membuat bayangan pada lensa. Sinar-sinar istimewa pada pembiasan
cahaya oleh lensa cekung sebagai berikut: a. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa seolah-olah dibiaskan berasal dari titik
fokus aktif F
1
di depan lensa. b. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F
1
di depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
c. Sinar datang melalui pusat optik lensa O akan diteruskan tanpa dibiaskan. Diagram sinar istimewa pada lensa cekung ditunjukkan pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Sinar Istimewa pada Lensa Cekung
Persamaan pada Lensa
Persaman yang berlaku pada lensa cembung juga berlaku pada lensa cekung. Jadi, untuk menentukan hubungan antara jarak fokus f, jarak bayangan
s, dan jarak benda s’ adalah sebagai berikut:
Keterangan: f = jarak fokus cm
s = jarak benda ke lensa cm s’ = jarak bayangan ke lensa cm
Kuat Lensa P
Setiap lensa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam mengumpulkan atau menyebarkan sinar. Kemampuan lensa dalam mengumpulkan
atau menyebarkan sinar disebut kuat lensa P dan memiliki satuan dioptri. Kuat lensa merupakan kebalikan dari panjang fokus. Secara matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Keterangan: P = Kuat lensa dioptri
f = jarak fokus m
2.6 Penelitian yang Relevan
2.6.1 Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share SSCS
Berdasarkan penelitian Sarastini 2014 menunjukkan bahwa model pembelajaran SSCS berpengaruh terhadap pemahaman konsep IPA siswa kelas
V di SD gugus I Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng tahun ajaran 20132014. Hasil penelitian Periartawan 2014 menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IV semester I di Gugus XV Kalibukbuk yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti
model pembelajaran SSCS dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Selain itu Irwan 2011 menunjukkan bahwa
pendekatan problem posing model SSCS dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa.
2.6.2 PhET
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prihatiningtyas 2013 menunjukkan bahwa implementasi simulasi PhET dan KIT sederhana untuk
mengajarkan keterampilan psikomotor siswa pada pokok bahasan alat optik dapat menuntaskan hasil belajar psimotor siswa.
2.6.3 Strategi Metakognitif
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yaqin 2015 menunjukkan bahwa pembelajaran model quantum learning dengan peta konsep dapat
meningkatkan pemahaman konsep dan strategi metakognitif yang lebih tinggi. Riyadi 2012 menyatakan bahwa pengetahuan metakognisi dapat berperan sangat
penting dalam belajar siswa, dan berdampak pada cara bagaimana siswa diajar