bank bertindak sebagai penyandang dana Shahibul maal,sedangkan nasabah sebagai pengusaha Mudharib.
2.
Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Akad-akad yang biasa digunakan dalam penyaluran dana pada bank syariah adalah: 1. Pembiayaan Murabahah 2.Pembiayaan Salam, 3.Pembiayaan
Istishna’ 4.Pembiayaan Ijarah 5.Pembiayaan Musyarakah, dan 6. Pembiayaan
Mudharabah 2.2.2.1. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah bertindak
sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan margin. Dalam perbankan murabahah selalu dilakukan dengan cara
pembayaram cicilan.
2.2.2.2. Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jualbeli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran
dilakukan secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah bertindak sebagai penjual. Sekilas transaksi jual beli ini mirip jual beli ijon,
namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.
2.2.2.3. Pembiayaan Istishna’
Produk Ishtisna’ menyerupai produk salam, tapi dalam istishna’
pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali termin pembayaran. Ketentuan umum pembiayaan istishna’ adalah spesifkasi barang
pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu, dan jumlahnya. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad istishna’ dan tidak boleh berubah
selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan dari kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani, seluruh biaya tambahan tetap
ditanggung nasabah. Skim istishna’ dalam Bank Syariah pada umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
2.2.2.4. Pembiayaan Ijarah
Pada dasarnya, ijarah didefinisikan sebagai hak untuk memanfaatkan barangjasa dengan membayar imbalan tertentu. Pada akhir masa sewa, bank
dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal ijarah muntahiyyah bittamlik sewa yang diikuti
dengan berpindahnya kepemilikan. Harga sewa dan harga jual disepakati di awal perjanjian.
2.2.2.5. Pembiayaan Musyarakah