kelambatan dalam pengembalian atau diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan potensial loss.
2.5. Laba Bank
Setiap pendirian suatu organisasi memiliki tujuan. Begitu juga dengan sebuah perusahaan. Tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan oleh pemilik
perusahaan adalah untuk menciptakan laba. Termasuk di dalamnya adalah pendirian sebuah bank, baik itu bank konvensional maupun bank syariah. Laba
dapat juga diartikan sebagai opportunity cost bagi seseorang yang menginvestasikan dana yang dimiliki.
Menurut Sastradipoera dalam Gumayantika 2008, laba adalah jumlah yang tersisa setelah biaya tetap dan biaya variabel dikurangkan dari penerimaan bank,
kelebihan pendapatan income di atas pengeluaran expenditure bank. Laba yang diperoleh suatu perusahaan menunjukan sejauh mana manajemen perusahaan
berhasil mengorganisasi bisnis dan sebaliknya.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Menurut Undang-Undang RI No. 10 tahun 1998 sebagai Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan bank adalah “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatakan taraf hidup rakyat banyak”. Efektifitas perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya
tersebut dapat dilihat dari LDR pada bank konvensional dan FDR pada bank syariah. Semakin tinggi LDR atau FDR tersebut maka semakin efektif bank
tersebut menjalankan fungsi intermediasinya. Semakin besar volume pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan maka akan semakin besar pula pendapatan yang
diterima oleh bank tersebut dan pada akhirnya akan meningkatkan laba yang merupakan tujuan bank sebagai sebuah perusahaan.
Selain memperhatikan volume pembiayaan yang disalurkan bank juga harus memperhatikan kualitas pembiayaan. Menurut Rivai dan Veithzal 2008 kualitas
pembiayaan dibagi menjadi lima yaitu: 1 Pembiayaan Lancar, 2 Pembiayaan Dalam Perhatian Khusus, 3 Pembiayaan Kurang Lancar, 4 Pembiayaan
Diragukan, dan 5 Pembiayaan Macet. Semakin rendah kualitas pembiayaan yang disalurkan maka akan semakin rendah pula laba yang diperoleh. Hal ini
dikarenakan rendahnya kualitas pembiayaan yang disalurkan maka semakin besar biaya yang harus ditanggung bank tersebut. Kualitas pembiayaan pada bank
syariah dapat dilihat dari NPF bank syariah tersebut. merupakan rasio antara pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet dengan total pembiayaan.
Semakin besar NPF bank syariah maka semakin rendah kualitas pembiayaan bank syariah tersebut.