falsafah hidup, obsesi dan lain-lain. Dalam kaitan ini, perlu dicari riwayat hidup pengarang sejak kecil hingga dewasa agar kita tahu endapan pengalaman pribadi
yang diekspresikan dalam karyanya.
C. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis dengan teknik Pilah Unsur Penentu PUP, yaitu alat yang digunakan untuk memilih data yang akan diteliti
Sudaryanto,1993: 21. Setelah itu, menentukan unsur-unsur yang akan dianalisis. Unsur penentu di dalam analisis data ini adalah korpus data yang berupa kata,
frasa atau kalimat yang menunjukkan gejala psikosis. Setelah ditentukan unsur penentunya, dilanjutkan dengan menganalisis korpus data tersebut. Setelah
melewati tahapan di atas kemudian ditarik kesimpulan dari data yang telah dianalisis.
D. Teknik Pengumpulan Data
Korpus penelitian ini diperoleh dengan cara: 1.
Metode studi pustaka, yaitu dengan cara membaca isi cerpen keseluruhan secara teliti, selanjutnya menggarisbawahi kalimat-kalimat dalam cerpen yang
mengandung gejala-gejala psikosis. 2.
Metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat dan mendokumentasikan data yang ditemukan dari sumber data kemudian menuliskannya dalam sebuah
kartu data. Kartu data dalam penelitian ini adalah:
1. Kartu yang terbuat dari kertas HVS.
2. Kartu data tersebut terdiri dari lajur. Lajur pertama tercetak di sudut kiri
atas, terdiri dari nomor kalimat yang dianalisis, judul cerpen, tahun, dan halaman. cerpen. Sebagai contoh 1LH188742 artinya nomor kalimat 1,
dari cerpen berjudul Le Horla, tahun terbit 1887, halaman 42. 3.
Lajur kedua berisi kalimat yang dianalisis. 4.
Lajur ketiga berisi terjemahan yang terdapat pada kolom. 5.
Lajur keempat berisi analisis data hasil penelitian, dan untuk lebih jelasnya berikut ini adalah contoh katu data :
1LH188742 Qu’ai- je donc? C’est lui, lui, le Horla, qui me hante, qui me fait penser ces
folies il est en moi, il devient mon âme; je le tuerai Ada apa denganku ? Itulah dia, dia, le Horla, yang menghantuiku, yang
membuatku memikirkan kegilaan-kegilaan ini. Ia berada dalam diriku, dia menjadi jiwaku; aku akan membunuhnya.
Narator mengalami delusion of persecution delusi kejar, yaitu perasaan dihantui oleh makhluk tak terlihat yang merasuk pada dirinya dan
menguasainya. Keinginannya untuk melenyapkan makhluk tersebut adalah sebagai bentuk mechanisme defence pertahanan diri untuk lepas dari
ketidaknyamanan dalam bentuk perlawanan.
E. Langkah Kerja
1. Membaca seluruh isi teks cerpen Le Horla dan Qui Sait ? 2. Mencari dan mencatat gejala psikosis dalam teks
3. Mencari fakta-fakta mengenai psikosis pengarang 4. Menganalisis teks sastra sebagai cermin kejiwaan pengarang dengan cara
menghubungkan antara psikosis dalam cerpen Le Horla dan Qui Sait ? dengan
pengalaman hidup pengarang sebagai penderita psikosis untuk menentukan sampai sejauhmana peran pengarang sebagai penghasil karya sastra
5. Menyimpulkan hasil analisis yang didasarkan pada analisis data secara keseluruhan.
BAB IV ANALISIS KORPUS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang 1 penokohan tokoh utama sebagai sarana pendeskripsian karakter terkait dengan pendapat yang menyatakan sastra sebagai
gambaran kejiwaan pengarang, 2 psikosis dalam karya Guy de Maupassant, dan 3 refleksi psikosis dalam karya Guy de Maupassant dihubungkan dengan
riwayat kesehatan pengarang.
A. Analisis Penokohan 1. Analisis Penokohan dalam Cerpen Le Horla