Penokohan Riwayat Hidup Guy de Maupassant 1. Masa Kecil

Karya sastra merupakan ungkapan kejiwaan pengarang yang menggambarkan emosi dan pemikirannya.

D. Penokohan

Menurut Jones dalam Nurgiyantoro 1996: 165, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Suharianto 1980: 31 menambahkan bahwa pelukisan tokoh cerita dapat dilihat dari keadaan lahir maupun batinnya yang berupa; pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya dan lain-lain.

E. Riwayat Hidup Guy de Maupassant 1. Masa Kecil

Cerpenis Prancis abad XIX ini mempunyai nama asli Henry Albert Guy de Maupassant. Ia lahir di kastil Mirosmenil, dekat Dieppe, yang disewa orangtuanya tidak lama sebelum persalinan agar ia lahir di tempat kediaman para bangsawan, pada tanggal 5 Agustus 1850. Sementara di surat kematiannya, ia lahir di Sottleville. Tahun 1856, lahirlah adik laki-lakinya, Hervé de Maupassant, kali ini di kastil Grainville-Ymauville dekat Le Havre. Ibunya Laure Le Poittevin 1821-1903 berasal Normandia. Ia seorang yang terdidik, sensitif dan gila kebangsawanan. Sayangnya sejak pernikahannya, kehidupannya tidak bahagia. Ia menderita gangguan syaraf seperti; migren dan kegugupan seumur hidup. Ia pernah mencoba bunuh diri dengan menggunakan rambutnya yang panjang. Suaminya, Gustave de Maupassant 1821-1899, seorang yang tidak setia, kasar, boros dan semaunya sendiri. Ia berasal dari Lorraine. Keluarganya menetap di Normandia sejak generasi sebelumnya. Ia mendapat gelar kebangsawanannya tanggal 9 Juli 1846 dan menikah dengan Laure empat bulan kemudian. Dibesarkan di tengah-tengah keluarga kaya dan terpenuhi segala kebutuhannya tidak membuat kehidupan Guy sepenuhnya bahagia, karena ia sering menyaksikan pertengkaran ayah ibunya. Sikap ayahnya yang kasar dan suka berselingkuh membuatnya memihak pada ibunya. Hingga dewasa ia selalu perhatian dengannya. Kelak ‘suami kasar dan kejam’ itu sering muncul dalam cerita-ceritanya. Perkawinan mereka berakhir tahun 1860 dan anak-anak tinggal bersama ibunya. Guy dididik oleh ibunya dan pastor Aubourg, yang mengajarnya matematika, bahasa Yunani, bahasa Latin dan agama Katholik. Sebelum ia masuk sekolah, ibunya mengajarinya membaca dan menulis. Ia juga mengajari cara membaca karya Shakespeare, terutama Macbeth dan Midsummer Night’s Dream. Guy melewatkan masa kecilnya di tengah-tengah kehidupan petani dan nelayan Normandia yang sebagian besar menjadi latar dan tema dalam karya-karyanya di masa mendatang.

2. Masa Muda dan Karya Guy de Maupassant

Menginjak usia ke-13, ia dikirim ke asrama Katholik mengikuti pendidikan formal di Yvetot yang sama sekali tidak sesuai dengan kehendaknya. Disipiln kaku para pengajarnya membuatnya tertekan. Sikapnya menjadi tidak wajar dan ia menulis sajak-sajak yang dianggap tidak bermoral dan akhirnya memberontak bersama teman-temannya dengan cara ‘merampok’ toko makanan dan melakukan pesta seks. Kebiasaan Guy saat liburan sekolah adalah mandi di laut di Êtretat yang biasa dikunjungi para seniman. Suatu kali ia menolong Charles Algernon Swinburn yang tenggelam di laut. Merekapun berkenalan dan sebagai wujud terima kasih, Swinburn mengundangnya ke rumahnya. Guy yang sangat tertarik dengan sastra menyambut baik tawaran itu. Di rumah itu Swinburn tinggal dengan seorang pria yang ternyata adalah teman kencannya. Swinburn adalah penyair Inggris yang terlibat skandal homoseksual dan sadisme. Guy sendiri adalah remaja yang biasa melakukan seks bebas. Tahun 1868, ia dipulangkan oleh sekolah dan melanjutkan ke sekolah asrama di Rouen. Ibunya mengenalkannya dengan teman-temannya diantaranya, Louis Bouillet dan Gustave Flaubert. Guy yang kurang kasih sayang dari ayahnya menjadi sangat dekat dengan keduanya. Ia sangat kehilangan atas kematian Bouillet, namun demikian akhirnya ia dapat menyelesaikan baccalaureat-nya ujian Sekolah Menengah Atas. Dengan bimbingan Flaubert, ia mulai memasuki lingkungan sastra Paris. Ketika berusia sembilan belas tahun, Guy masuk sekolah tinggi dan belajar ilmu hukum. Setahun kemudian pecah perang Prancis-Prusia dan ia dikirim ke Rouen. Sebagai prajurit infantri, ia nyaris tertangkap dan kejadian ini diceritakan pada ibunya. Iapun kemudian melarikan diri dari kesatuannya karena tidak tahan dengan kondisi perang dan selalu dibayangi ketakutan apalagi setelah menyaksikan pembantaian di Eure. Ibunya yang tidak tega memberitahukan pada bekas suaminya. Berkat lobi ayahnya, ia akhirnya dipindah ke markas besar dan tidak di garis depan lagi. Usai perang, ayahnya melakukan lobi lagi sehingga Guy dapat bekerja di kementerian kelautan dan kondisi kejiwaannya mulai stabil. Kehidupan birokrat tidak membuat Guy merasa nyaman dan ia lebih tertarik pada sastra. Masa mudanya ia lewatkan dengan berkorespondensi dengan para sastrawan dan mengunjungi temu sastra di rumah Flaubert di Croisset. Ia membantu penelitian dalam karya L’Éducation Sentimentale 1869 dan Bouvard et Pécuchet 1880. Cerpen pertamanya berjudul Une Main d’Ecorchée, sebuah cerpen fantastis ditulis tahun 1875 dengan nama samaran Joseph Prunier. Tahun 1876 ia menulis di Bulletin Français sebuah cerpen berjudul En Canot yang terinspirasi dari hasratnya pada elemen cair dan aktivitas favorit setiap hari Minggu yang biasa ia lewatkan di Sungai Seine, antara Bezons, Chatou, dan Pulau Pecq.. Flaubert juga mengenalkannya pada Huysmann, Yvon Tourgueniev, Réné Maizeroy, Emile Zola dan lain-lain. Ia bergabung dengan para sastrawan dan menulis antologi yang bertemakan perang dengan nama Les Soirées de Médan. Karyanya yang berjudul Boule de Suif, terinspirasi oleh pengalaman perang tahun 1870, menjadi sukses besarnya dan langsung membuatnya terkenal dalam beberapa minggu. Atas bantuan Flaubert pula ia mendaftar di harian Le Gaulois. Flaubert benar-benar mengasuh dan membentuk de Maupassant dengan keras. Selama tujuh tahun semua karya yang ditulis tidak satupun yang diterbitkan. Semuanya masih dalam ‘tahap belajar’. Untuk menggambarkan sesuatu, Maupassant harus mencari kalimat yang paling pas dan sempurna. Ia harus menggali ‘sesuatu’ yang belum dilihat atau tereksplor oleh orang lain Sabtu, 6 September 2001, http:www.minggupagi.com.. “Pendant 7 ans, je fis des vers, je vis des contes, je fis des nouvelles, je fis même un drame détestable. Il n’en n’est rien resté. Le maître lisait tout, puis les dimanches suivant en déjeunant, développait ses critiques et enfonçait en moi peu à peu, deux ou trois principes qui sont résumé de ses longs et patiens enseignements…” www.cours.uqam.ca “Selama tujuh tahun, aku menulis sajak, aku menulis dongeng, aku menulis novel, bahkan aku menulis drama yang jelek sekali. Tidak ada yang tersisa. Guru membaca semuanya, kemudian setiap hari Minggu berikutnya sambil makan siang, mengembangkan kritiknya dan menanamkan padaku sedikit demi sedikit, dua atau tiga prinsip yang diringkasnya dari pengajarannya yang panjang dan penuh kesabaran…” Flaubert menasehatinya untuk mengorbankan segalanya untuk seni. Dalam sastra, ia menemukan kebahagiaan. Namun kebahagiannya tidak bertahan lama karena kematian Flaubert,’ayah angkat’nya akibat pendarahan otak pada tanggal 8 Mei 1880. Ia habiskan hidupnya untuk jurnalisme, bepergian dan berkarya sebanyak mungkin. Setelah kematian Flaubert, ia menulis: “Chaque fois qu’il me semble avoir oublié mon métier, je relis ses livres. C’est le maître, le vrai maître” “Setiap kali aku lalai dengan pekerjaanku, aku membaca lagi buku- bukunya. Ia memang seorang guru, guru sejati” Catatan perjalanannya ia kirimkan ke harian Le Gaulois sejak 1880- 1888, harian Gil Blas sejak 1881 dan secara periodik ke harian Le Figaro. Berkat kerja kerasnya ia menjadi sangat kaya. Ia tinggal di apartemen mewah di Sartrouville yang ia sewa sejak 1881-1884. Tahun 1883, ia membangun vila La Guillet di Êtretat dan menyewa sebuah vila di Triel pada tahun 1889. Ia juga membeli sebuah kapal layar yang ia beri nama Bel Ami, memberi banyak uang pada anggota keluarganya, para wanita simpanannya, dan anak-anak di luar pernikahan, hasil hubungan gelapnya dengan Joséphine Litzelmann, yaitu Lucien 1883, Lucienne 1884, dan Marthe 1887. Siregar dalam http:www. tripod.comruangsastrabiografihtm menyebutkan, bahwa dalam waktu sepuluh tahun De Maupassant telah menghasilkan 6 roman, 300 cerpen, 3 cerita perjalanan, 200 artikel di surat kabar, dan satu jilid puisi Des Vers. Saat ditanyai dari mana ide-ide karyanya, ia menjawab bahwa karyanya banyak diilhami dari sumber sederhana biasanya dari berita di koran atau obrolan santai dengan teman-temannya. Siregar menambahkan bahwa cara bercerita de Maupassant menjadi kekuatan utama cerita-ceritanya. Para kritikus mengkategorikannya sebagai pengarang beraliran realis naturalis, yaitu gaya penceritaan yang alami dengan penggambaran yang konkret, tidak sentimentil dan tidak romantis. Ciri khas tulisannya adalah objektivitas, bahasa yang terkontrol, lurus dan ketat, serta sesekali lelucon. Anatole France dalam La Vie Littéraire mengungkapkan: “Monsieur de Maupassant est certainement un des plus francs conteurs de ce pays où l’on fit tant de conte, et de si bons. Sa langue, forte, simple, naturelle, a un goût de terroir qui nous la fait aimer chèrement. Il possède les trois qualités de l’écrivain français: d’abort la clarté, puis encore la clarté, et enfin la clarté. Il a esprit de mesure et d’ordre qui est celui de notre race.” http:www. kirjasto.sci.fimaupassant.htm “Tidak disangsikan lagi, Tuan De Maupassant adalah salah satu pendongeng negara ini yang paling jujur dalam membuat dongeng dan begitu bagus. Bahasanya kuat, sederhana, alami, memiliki rasa kedaerahan yang senantiasa membuat kita jadi menyukainya. Ia memiliki tiga kelebihan dari pengarang Prancis: pertama kejelasan, kemudian kejelasan dan yang terakhir kejelasan. Ia mempunyai kepekaan ukuran dan susunan yang ada pada ras kita”.

3. Perjalanan-Perjalanan

Guy de Maupassant telah melakukan perjalanan-perjalanan antara lain ke Cannes 1884 dan tinggal di sana setiap musim dingin hingga tahun 1890. Kemudian ke Antibe tempat saudaranya, Hervé, bertani 1885, 1886, 1887. Setelah menulis Le Horla, ia terbang ke Belanda dengan balon udara yang ia namai Le Horla. Dengan kapal layarnya, Bel Ami, ia menyeberangi Laut Tengah April 1888, pergi ke Afrika Utara 1887,1888,1889,1890, ke Korsika bersama ibunya 1880, ke Italia Venisia, Roma, Naple, dan Sisilia 1885 dan ke Livourne, Pisa, Florence 1889. Fiksi tentang perjalanannya antara lain; Au Soleil 1884, Sur L’Eau 1888 dan La Vie Errante 1890.

4. Teman Wanita

Berkat kehandalan menulis, kekayaan dan ketampanannya tidak sulit bagi De Maupassant untuk bergaul dengan banyak wanita. Ia sering mengunjungi wanita para pemilik salon littéraire, antara lain; Hermine Lecomte de Noüy, Comtesse Potocka wanita Italia dengan nama Polandia, Marie Kann wanita Yahudi simpanannya, seorang imigran Rusia, dan lain-lain. Ia juga berhubungan intim dengan banyak wanita antara lain; Joséphine Litzelmann pemberi air di Chatelguyon dan memberinya tiga orang anak, seorang penari opera selama dua tahun, Gisèle d’Estoc wanita lesbian yang juga seorang penulis dan pemahat. De Maupassant tidak percaya pada cinta dan menolak ikatan perkawinan karena ia seorang yang tidak ingin diatur dan terikat oleh suatu hubungan. “J’ai peur de la plus petite chaîne, qu’elle vienne d’une idée ou d’une femme” “Rien dans la vie ne semble plus attristant et plus pénible que ces liaisons de longue durée” “Je n’ai pas eu, de toute ma vie, une apparence d’amour, bien que j’ai simulé souvent ce sentiment que je n’éprouverai sans doute jamais”. 1881- Lettre à Gisèle d’Estoc” www.cours.uqam.ca “Aku takut dengan rantai paling kecil sekalipun yang datang dari sebuah pikiran atau seorang wanita” “Tidak ada dalam hidup yang paling menyedihkan dan paling berat melainkan hubungan dalam waktu lama” “Selama hidupku, aku kelihatannya tidak memiliki cinta, meskipun aku sering berpura-pura merasakannya, tak diragukan lagi aku tidak akan pernah merasakannya”. 1881- surat kepada Gisèle d’Estoc

5. Kesehatan Kejiwaan

De Maupassant adalah seorang yang kesepian meski hidup dalam ketenaran. Dari kediamannya di Êtretat di bulan Januari 1881, ia menulis surat pada ibunya. “J’ai froid plus encore de la solitude de la vie que de la solitude de la maison. Je sens cet immense égaremant de tout les êtres, le poid du vide. Et au milieu de cette débandade de tout, mon cerveau fonctionne, lucide, exact, m’éblouissant avec Rien eternal” Http:www.adpf.asso.fr adpf_publi folio Maupassantrecits.htm. “Aku merasa lebih dingin karena sepinya kehidupan, daripada sepinya keadaan rumah. Aku merasa bahwa semua makhluk sudah tersesat jauh, beratnya kekosongan. Di tengah semua kekacauan ini, otakku bekerja, jelas, benar, mempesonakanku dengan Dzat yang kekal”. De Maupassant juga seorang yang sangat pesimis dan rapuh. Baginya dunia penuh dengan kekuatan membabi buta dan sulit dipahami. Agama serta persahabatan hanyalah tipuan belaka. Manusia sulit dimengerti dan cenderung hidup dalam kesepian. Kebodohan manusia sangat mengecewakan sekaligus menakutkannya. Akhirnya pikirannya disibukkan oleh kelemahan dan keterbatasan manusia yang mengalami tua, sakit, dan mati serta kekuatan aneh di luar jangkauan manusia dan sesuatu yang mengendalikan manusia. Ia tertarik dengan hal yang berkaitan dengan kegilaan, bahkan ia mengikuti kuliah Profesor Charcot di Salpêtrière tentang hipnosisme dan histeria yang pada masa itu sangat marak dihadiri. Terlebih lagi ia mengenal Charcot secara pribadi saat makan malam di rumah Edmond de Goncourt dan pada satu kesempatan ibunya diperiksa oleh Charcot sendiri. Akibat seks bebas yang dilakukannya, ia menderita sifilis sejak usia duapuluh tahun, yang kemudian berkembang dengan adanya gangguan penglihatan, lemah syaraf dan kejiwaan yang tak terkendali. Tahun 1880, di samping menghisap ganja dan eter, ia juga mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Hidupnya yang kacau semakin memperburuk kesehatannya. Sejak tahun 1883, ia sering mengambil air di Chatelguyon, Aix, Plombières, Luchon dan Divonne. Tahun 1887, ia menjaga adiknya yang dirawat di Charenton Rumah Sakit Jiwa Val de Marne dan akhirnya meninggal. Untuk melupakan kesedihannya, ia berlayar ke Laut Tengah dengan kapal layarnya, Bel Ami. Gangguan kejiwaan yang diderita membuatnya sering berhalusinasi. Hal ini terlihat dalam suratnya pada Paul Bourget, temannya, bahwa suatu kali ia pulang dan melihat ‘sosok gandanya’ double sedang duduk di kursinya. Dia tahu bahwa itu hanyalah halusinasi dan jika dia tidak mempunyai akal sehat, dia pasti akan ketakutan http:www.watarts.waterloo.ca~acheynelehorla.htm. Frank Harris menuliskan tiga atau empat tahun masa-masa terakhirnya, De Maupassant tahu bahwa kehidupan tidak sehatnya membawanya secara langsung pada kegilaan dan kematian sebelum masanya. Pertama, dirinya yang gila-gilaan mengakibatkan kebutaan sebagian, sakit syaraf akut, dan masa-masa tidak dapat tidur yang ia tunjukkan dalam tulisan-tulisannya yang berisi ketakutan-ketakutan yang mengerikan. Kemudian keputusasaan panjang yang berbuntut pada depresi dan kadang-kadang luapan kegembiraan dan kesenangan yang berlebihan. Ia menyebutnya sebagai penderitaan jiwa yang tak terlukiskan dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Masa-masa sehatnya adalah masa tanpa istirahat. Dia berpindah dari satu tempat ke tempat lain, menghindari udara dan kebisingan Paris yang dia katakan menyebabkan sakit kepala yang dahsyat. Sakit yang ia rasakan sangat menyiksa, serasa memecahkan kepala, membuat gila, membingungkan pikiran, tidak ada yang menyamainya dan membubarkan ingatannya seperti debu ditiup angin. Ia terpaksa harus berbaring di ranjang dengan botol eter di bawah lubang hidungnya. Roger Williams berpendapat bahwa sakit kepala itu adalah wujud tekanan permasalahan, neurosis turunan yang berhubungan dengan tekanan masalah keluarga. Ketakutan memasuki masa tua dan kematian lama kelamaan memenuhi pikirannya. Dia meninggalkan Prancis dan melakukan perjalanan ke Italia untuk melupakan bayangan kegilaan yang mengejarnya. Tahun 1891, ia berobat di sumber air panas di Divonne-les-Bains. Ia ingin mengeluarkan satu gumpalan dalam kepalanya. Sakit kepala yang selalu menyerangnya membuatnya tidak dapat membaca. Semua huruf yang ditulisnya membuatnya sakit. Sepanjang hari ia merasa otaknya habis namun masih hidup. Ia tidak memiliki pikiran yang satu. Ia lupa kata-kata, nama-nama semua benda, berhalusinasi dan rasa sakitnya membuatnya serasa hancur berkeping-keping. Natal tahun 1891, ia mengajak dua wanita berlayar dan semuanya kelihatan baik-baik saja, tetapi kemudian ia mengadu bahwa dia baru saja melihat hantu. Pada tahun baru jam dua pagi kurang seperempat, pembantunya menemukannya dengan leher tersayat. Di juga mencoba menembak dirinya tetapi lukanya tidak serius. Setelah koma selama sehari, ia bangun dan mengumumkan bahwa dia harus ke perbatasan; perang telah dikumandangkan. Teman-temannya membawanya ke kapalnya berharap bahwa itu akan menyadarkannya. Tanggal 6 Januari, ia dibawa ke Paris dalam pengamanan dan dipindahkan ke rumah sakit jiwa Dr. Ésprit Blanche di Passy. Bulan-bulan berikutnya dalam keadaan normal, ia senang menyambut tamunya dengan cerita-cerita gembira; di waktu lain ia berhalusinasi, kasar dan harus diamankan. Dari bulan April kesehatannya menurun tajam. Seorang dokter menjaganya setiap hari. Surat-surat terakhirnya berbicara tentang keberuntungan besar yang diperoleh dari bongkahan emas dan harta karun terpendam. Dia membayangkan bahwa ia adalah anak Perawan Maria yang kaya. Dia menanam ranting-ranting di sekitar kebun berharap akan tumbuh menjadi bayi Maupassant. Dia memukul-mukul dinding selnya dan menyimpan air seninya, berpikir itu terbuat dari berlian dan permata. Dia menggonggong seperti anjing. Ketika pikirannya serasa lari dari kepalanya, dengan cemas ia bertanya-tanya dan kembali bersemangat dan gembira ketika ia berpikir telah menemukannya dalam bentuk kupu-kupu berwarna yang menunjukkan hitam sebagai kesedihan, merah muda adalah keceriaan dan ungu sebagai perzinahan. Dia lelah menangkap kupu- kupu bayangan yang terbang. Pada akhirnya ia menjadi kasar dan harus memakai pengekang mesin. Perkembangan infeksi sifilis secara progresif mengakibatkan kelumpuhan pada tahun 1892. Setelah mengalami penderitaan panjang dalam keterasingan, de Maupassant meninggal tanggal 7 Juli 1893 dengan kata-kata terakhir “des ténèbres, des ténèbres” kegelapan, kegelapan. http:www.poxhistory.comwork8.htm,http:watars.waterloo.ca,http:perso.wan adoo.frcalounetbiographiesmaupassant_biographie.htm, http:www.alalettre.com

BAB III METODE PENELITIAN

A. Sasaran Penelitian