Logit Coefficients st. Disebut juga dengan unstandardized logistic R-square. Nilai R² dalam model logistik berbeda dengan nilai R² dalam analisis regresi

Halaman ini sengaja dikosongkan

5. KERAGAAN PETERNAKAN SAPI, PROGRAM KKPE DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DI JAWA TENGAH

Keragaan Peternakan Sapi di Jawa Tengah Pada bagian ini akan dikaji perkembangan peternakan sapi di Provinsi Jawa Tengah, baik sapi potong maupun sapi perah dari beberapa aspek yang mencakup populasi ternak, jumlah peternak dan kelompok ternak, produksi daging sapi dan susu segar serta perkembangan harga dan perdagangan. Kajian terhadap beberapa aspek tersebut dilakukan dalam kurun waktu sebelum dan sesudah adanya penyaluran kredit program KKPE untuk dapat menelaah apakah keragaan peternakan sapi di Jawa Tengah mengalami perubahan dengan adanya penyaluran kredit program KKPE tersebut. Di samping itu, kajian terhadap perkembangan peternakan sapi ini, tidak hanya mencakup Jawa Tengah secara keseluruhan, tetapi juga secara khusus menelaah perkembangan peternakan sapi di Kabupaten Semarang dan Boyolali sebagai wilayah studi dimana kedua kabupaten tersebut merupakan sentra peternakan sapi. Perkembangan Populasi Ternak Sapi Potong dan Sapi Perah Kajian mengenai keragaan peternakan sapi di Jawa Tengah ini, akan dimulai dengan membahas perkembangan populasi ternak, peternak dan kelompok peternak sapi dimana ketiga aspek tersebut mempunyai peranan penting dalam keragaan peternakan terutama terkait dengan penyaluran kredit program KKPE dalam upaya mencapai atau menjaga ketahanan pangan. Di samping itu kajian terhadap peternakan sapi berdasarkan ketiga aspek tersebut akan ditinjau sebarannya menurut walayah kabupatenkota. Perkembangan populasi ternak merupakan aspek penting dalam mengkaji keragaan peternakan terutama terkait pencapaian ketahanan pangan. Gambaran mengenai perkembangan populasi ternak sapi di Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 14. Berdasarkan data tersebut secara umum menunjukkan bahwa populasi ternak sapi di Jawa Tengah dalam kurun waktu 2005-2013 untuk sapi potong memiliki rata-rata pertumbuhan per tahun yang positif dan sebaliknya untuk sapi perah, memiliki rata-rata pertumbuhan per tahun yang negatif. Sebetulnya, baik populasi sapi potong maupun sapi perah hingga tahun 2012 dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan yang positif, namun karena keduanya mengalami pertumbuhan negatif yang cukup besar di tahun 2013 maka rata-rata pertumbuhan populasi per tahunnya menjadi kecil, untuk sapi potong sekitar 1.88 persen per tahun dan untuk sapi perah sebesar -0.03 persen per tahun. Populasi ternak di tahun 2013 merupakan merupakan hasil pendataan Sensus Pertanian ST 13 dan belum diketahui dengan pasti, mengapa berdasarkan pendataan tersebut populasi ternak sapi, baik sapi potong maupun sapi perah menurun secara drastis. Sejak dikucurkan dana kredit program KKPE yakni tahun 2008, pertumbuhan populasi ternak sapi di Jawa Tengah relatif besar kecuali di tahun 2013 yang justru mengalami pertumbuhan yang negatif dan arah pertumbuhannya ini mengindikasikan ada keterkaitan antara penyaluran kredit KKPE dengan populasi ternak sapi, baik sapi potong maupun sapi perah. Artinya, penyaluran kredit program KKPE kelihatannya dapat meningkatkan populasi ternak sapi. Sebelum tahun 2008, pertumbuhan populasi ternak sapi potong hanya berkisar antara 0.17 – 1.71 persentahun, sedangkan mulai tahun 2008 pertumbuhannya berkisar antara 1.81 – 24.64 persen. Sama halnya untuk sapi perah,