24
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL
A. Ketentuan Umum
1. Definisi Pajak Hotel Undang-undang nomor 28 Tahun 2009, dijelaskan bahwa pajak daerah
adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang.Pajak daerah dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah. Di Indonesia penagihan pajak dilakukan oleh Pemerintah Daerah
bersumber hukum pada Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 yang sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009
yang membahas tentang pajak daerah dan retribusi daerah.Demikian pula dengan sistem pemungutan pajak daerah yang diterapkan oleh pemerintah
daerah belum juga mempertegas pajak-pajak daerah mana yang dipungut dengan cara self assesment system, official assesment system, atau with
holding system. Menurut peraturan daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang
pajak daerah Kota Medan dijelaskan bahwa pajak hotel adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan di hotel. Pengenaan pajak hotel tidak mutlak ada
pada seluruh daerah kabupatenkota yang ada di Indonesia. Hal ini disebabkan
karena adanya penyelenggaraan daerah otonom, sehingga suatudaerah mempunyai kewenangan untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu
jenis pajak kabupatenkota tersebut dianggap kurang memadai. Dalam pemungutan Pajak Hotel ada beberapa termonologi yang perlu
diketahui, yaitu sebagai berikut: a.
Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginapistirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya
dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainya yang menyatu, dikelola, dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali oleh pertokoan dan
perkantoran. b.
Rumah penginapan adalah penginapan dalam bentuk dan klasifikasi apa pun beserta fasilitasnya yang digunakan untuk menginap dan disewakan
untuk umum. c.
Pengusaha Hotel adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di
bidang jasa penginapan. d.
Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima sebagai imbalan ataspenyerahan barabg atau pelayanan sebagai pembayaran kepada
pemilik hotel. e.
Bon penjualan bill adalah bukti pembayaran, yang sekaligus sebagai bukti pungutan pajak, yang dibuat oleh wajib pajak pada saat mengajukan
pembayaran atas jasa pemakaian kamar atau tempat penginapan beserta fasilitas penunjang lainnya kepada subjek pajak.
Penggolongan Hotel ada beberapa macam, yaitu: 1
Hotel Bintang 5 2
Hotel Bintang 4 3
Hotel Bintang 3 4
Hotel Bintang 2 5
Hotel Bintang 1 6
Hotel Melati 3 7
Hotel Melati 2 8
Hotel Melati 1 Ada beberapa penggolongan hotel ini ada pengaruh fasilitas yang
menjadikan suatu hotel menjadi hotel berbintang 5. Maka suatu hotel harus mempunyai jumlah kamar yang berkisar diatas 100 dan fasilitas pendukung
seperti: Meeting Room, Restoran, Kolam Renang, Spa, Sarana Olahraga,Lobby Lounge, Internet.
Apabila salah satu dari fasilitas dan jumlah kamar itu kurang dari yang tersebut diatas maka suatu hotel tidak dapat menjadi bintang 5.
2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hotel Pemungutan Pajak Hotel didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan
kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan publik terkait. Dasar hukum dalam pemungutan Pajak Hotel di Kota Medan:
a. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah. b.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
c. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak
Daerah Kota Medan d.
Keputusan Walikota Medan Nomor 9 Tahun 2004, tentang pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak
Daerah Kota Medan
B. Subjek dan Objek Pajak Hotel