ataupun jasa, dalam dunia pendidikan kualitas berarti mengacu kepada proses dan hasil pembelajaran Widodo, 2005:2.
G. Pendekatan Pembelajaran Matematika
Ruseffendi 1988:240, mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu jalan, cara atau kebijakan yang ditempuh guru atau siswa dalam
pencapaian tujuan pembelajaran dilihat dari sudut bagaimana proses atau materi pembelajaran itu, umum atau khusus dikelola. Sedangkan Suherman 1994: 220
menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sementara itu Soedjadi 1999:102, membedakan pendekatan pembelajaran matematika menjadi dua, sebagai berikut.
1. Pendekatan materi material approach, yaitu proses penjelasan topik matematika tertentu menggunakan materi matematika lain.
2. Pendekatan pembelajaran teaching approach, yaitu proses penyampaian atau penyajian topik matematika tertentu agar mempermudah siswa memahaminya.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu cara, jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa melalui
suatu prosedur atau konsep-konsep untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelas.
H. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan ini secara radikal berbeda dengan pendekatan tradisional dimana guru adalah seseorang yang selalu mengikuti jawabannya. Di dalam kelas
konstruktivis, para siswa diberdayakan oleh pengetahuannya yang berada dalam diri mereka. Mereka berbagi strategi dan penyelesaian, debat antara satu dengan lainnya,
berfikir secara kritis tentang cara terbaik untuk menyelesaikan setiap masalah Tim MKPBM UPI, 2001
Meskipun konstruktivisme merupakan teori belajar, namun berdasarkan teori belajar ini, implikasinya dalam pembelajaran matematika dapat disusun.
Beberapa prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme diantaranya bahwa observasi dan mendengar aktivitas matematika siswa adalah sumber yang
kuat dan petunjuk untuk mengajar, untuk kurikulum, untuk cara-cara dimana perumbuhan pengetahuan siswa dapat dievaluasi. Lebih jauh dikatakan bahwa dalam
konstruktivisme aktivitas matematika mungkin diwujudkan melalui tantangan masalah, kerja kelompok kecil dan diskusi kelas menggunakan apa yang ‘biasa’
muncul dalam materi kurikulum kelas ‘biasa’. Dalam konstruktivisme pembelajarannya senantiasa “problem centered approach” dimana guru dan siswa
terikat dalam pembicaraan yang memiliki makna matematika. Beberapa ciri itulah yang akan mendasari pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme Tim
MKPBM UPI, 2001.
I. Belajar Matematika menurut Paham Konstruktivisme
Konsep pembelajaran konstruktivis didasarkan kepada kerja akademik para ahli psikologi dan peneliti yang peduli dengan konstruktivisme. Menurut Wood
dalam TIM MKPBM UPI, 2001, mengatakan bahwa ketika siswa mencoba
menyelesaikan tugas-tugas di kelas, maka pengetahuan matematika dikonstruksi secara aktif.
Menurut Cobb dalam TIM MKPBM UPI, 2001, mengatakan bahwa dari perspektifnya konstruktivis, belajar matematika bukanlah suatu proses
‘pengepakan’ pengetahuan secara hati-hati, melainkan mengorganisir aktivitas, dimana kegiatan ini diinterpretasikan secara luas termasuk aktivitas dan berfikir
konseptual. Belajar matematika merupakan proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika.
J. Evaluasi Pembelajaran Matematika menurut Konstruktivisme