4. Kedalaman kontak bidang gelincir berdasarkan pemodelan geolistrik pada
lintasan 1, lintasan 2, dan lintasan 3 berada pada kedalaman 5 m di bawah permukaan sedangkan pada lintasan 4 berada pada kedalaman 7 m di
bawah permukaan. Kedalaman kontak bidang lemah atau bidang gelincir berdasarkan pemodelan MASW lintasan 2 dan lintasan 3 berada pada
kedalaman 5 m. 5.
Jenis lapisan batuan pada daerah penelitian untuk keempat lintasan yaitu lapisan lempung, tufa, dan breksi tak terkonsolidasi dengan pola lapisan
pada lintasan 1 merupakan pola lapisan dengan kemiringannya searah dengan kemiringan lereng, dan besarnya kemiringan lapisan sama dengan
kemiringan lereng. Sedangkan lintasan 2, lintasan 3, dan lintasan 4 merupakan pola lapisan dengan kemiringannya yang searah dengan
kemiringan lereng, dimana kemiringan lapisan lebih besar dari kemiringan lereng.
6. Pemodelan kestabilan lereng menggunakan software Geoslope
menunjukkan nilai Faktor Keamanan FK lereng sebesar 1,261 pada lintasan 1 yang menandakan lereng tersebut relatif stabil dan nilai Faktor
Keamanan FK lereng sebesar 0,980 pada lintasan 4 yang menandakan lereng tersebut labil.
B. Saran
Agar hasil penelitian lebih akurat kedepannya, maka dibutuhkan referensi
tambahan seperti penambahan titik pengukuran geolistrik dan MASW serta data pengukuran GPS guna mengetahui kecepatan pergerakan tanah pada
daerah penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, N., I. Syafri., dan L. Jurnaliah. 2015. Geomorfologi Daerah Majalangu dan Sekitarnya, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten
Pemalang, Jawa Tengah. Unpad. Jatinangor. Athanasius, C. dan A. Solikhin. 2015. Pendugaan Kecepatan Gelombang
Permukaan V
S30
di Pulau Sulawesi Berdasarkan Klasifikasi Geomorfologi dan Aplikasinya. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi. Bandung. Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB. 2013. Pantauan Bencana.
http:geospasial.bnpb.go.idpantauanbencanadatadatalongsorall.php. Diakses pada hari Kamis, 3 Maret 2016 pukul 09.15 wib.
Budhitrisna, T., J.B. Supandjono., H. Panggabean., dan Marino. 1986. Peta Geologi Lembar Tasikmalaya, Jawa Barat skala 1:100.000. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung. Chowdhury, R.N. 1978. Slope Analysis. Elsevier Amsterdam.
Irawan, W. 2013. Landslide in Indonesia, Case Study: Malausma Landslide in
Majalengka Region, West Java. Proceedings of the Thematic Session, 49th CCOP Annual Session. Sendai. Japan.
Hartantyo, E. dan K.S. Brotopuspito. 2010. Analysis on MASW Near and Far Offsets at High Vs Velocity Limestone. Submitted to International
Conferences of HAGI-SEG Joint Convention. Bali. Herlin, H.S. dan A. Budiman. 2012. Penentuan Bidang Gelincir Gerakan Tanah
Dengan Aplikasi Geolistrik Metode Tahanan Jenis Dua Dimensi Konfigurasi Wenner-Schlumberger Studi Kasus di Sekitar Gedung
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Limau Manis, Padang. Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No.1. Padang.
Loke, M.H. dan R.D. Barker. 1996. Rapid Least-square Inversion of Apparent Resistivity Pseudosection by A Quasi-Newton Method. Geophysical
Prospecting, Vol. 44.