Dispersi Gelombang Rayleigh Konfigurasi Wenner-Schlumberger

ω = tan -1 59 Kemudian dilakukan transformasi phi-omega untuk memperoleh kecepatan sebagai fungsi dari frekuensi. ∅, = 60 Dengan F ω merupakan spektral, Re ω merupakan variabel riil, lmω merupakan variabel imajiner, A ω merupakan spektrum amplitudo, ω merupakan spektrum fase, ω merupakan frekuensi sudut rads dan f merupakan frekuensi Hz. Maka akan menghasilkan spektrum kurva dispersi yang menunjukan berbagai frekuensi dengan kecepatan fase yang berbeda.

P. Modulus Geser

Kecepatan gelombang geser V S , modulus geser G dan rasio redaman D merupakan parameter yang penting dan diperlukan dalam analisis respon dinamik tanah. Penentuan parameter dinamik tanah ini dapat dilakukan dari pengujian lapangan dengan metode seismik seperti cross-hole, down-hole, spectral analysis of surface wave SASW dan multichannel analysis of surface wave MASW. SASW dan MASW merupakan metode seismik non- destruktif yang merekam perambatan gelombang permukaan gelombang Rayleigh. Sifat kekakuan tanah dapat dinilai dari kecepatan gelombang gesernya, dimana keduanya menunjukkan hubungan yang elastik linier. Semakin besar nilai kecepatan gelombang geser, maka akan semakin besar juga nilai kekakuan tanahnya atau semakin keras dan padat. Kecepatan gelombang geser hanya berkaitan dengan kekakuan geser dari struktur tanah, sedangkan pengaruh tingkat kejenuhan tanah pada kecepatan gelombang geser lebih terkaitan dengan kepadatan tanah. Semakin rendah tingkat kejenuhan tanah, maka akan semakin tinggi nilai V S dan G. Perambatan getaran selama gempabumi berlangsungterjadi dapat menyebabkan tegangan geser siklik pada elemen tanah. Modulus geser tanah adalah merupakan salah satu parameter tanah yang harus diketahui untuk menjalarkan getaran akibat gempabumi. Parameter dinamis tanah modulus geser dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut ini: G max = ρ. V S 61 Dimana G max merupakan modulus geser, ρ merupakan kerapatan massa dan V S merupakan kecepatan gelombang geser. Berdasarkan persamaan tersebut di atas dan dengan menggunakan nilai V S yang diperoleh dari metode MASW, nilai G untuk masing masing lokasi dapat ditentukan.

Dokumen yang terkait

PENENTUAN BIDANG GELINCIR GERAKAN TANAH DENGAN APLIKASI GEOLISTRIK METODE TAHANAN JENIS DUA DIMENSI KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (Studi Kasus di Sekitar Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Limau Manis, Padang).

4 11 8

PENDUGAAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODA TAHANAN JENIS DUA DIMENSI.

0 0 1

Pendugaan Bidang Gelincir Tanah Longsor Berdasarkan Sifat Kelistrikan Bumi Dengan Aplikasi Geolistrik Metode Tahanan Jenis Konfigurasi Schlumberger (Studi Kasus Di Daerah Karangsambung Dan Sekitarnya, Kabupaten Kebumen).

3 5 88

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIDANG GELINCIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DI DESA KORIPAN, KECAMATAN MATESIH, KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 1

Jenis tanah dan banyumas Indonesia

0 0 37

PENYELIDIKAN KEDALAMAN BIDANG GELINCIR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS PADA RUAS JALAN TAVAILI - TOBOLI, KABUPATEN DONGGALA

0 0 9

Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis Untuk Identifikasi Zona Bidang Gelincir Tanah Longsor Studi Kasus Desa Nglajo Kec. Cepu Kab. Blora

0 0 6

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI DAERAH NGLAJO, KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA, JAWA TENGAH

0 0 32

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB. BENGKULU UTARA - UNIB Scholar Repository

0 7 10

Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis Untuk Identifikasi Zona Bidang Gelincir Tanah Longsor Studi Kasus Desa Nglajo Kec. Cepu Kab. Blora - ITS Repository

0 0 110