Faktor Keamanan Lereng TEORI DASAR
mempertimbangkan terdapatnya variasi kekuatan geser dan tekanan air pori sepanjang bidang runtuh. Berdasarkan kondisi kesetimbangan yang dapat
dipenuhi, metode irisan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu: 1.
Metode yang tidak memenuhi semua kondisi kesetimbangan gaya dan momen seperti metode irisan biasa, metode Bishop dan Janbu yang
disederhanakan. 2.
Metode yang memenuhi semua kondisi kesetimbangan gaya dan momen seperti metode Morgenstern-Price dan metode kesetimbangan batas umum.
Salah satu metode yang memenuhi semua kondisi kesetimbangan gaya dan momen adalah metode Morgenstern-Price. Metode ini merupakan salah satu
metode yang berdasarkan prinsip kesetimbangan batas yang dikembangkan oleh Morgenstern dan Price tahun 1965, dimana proses analisisnya merupakan
hasil dari kesetimbangan setiap gaya-gaya normal dan momen yang bekerja pada tiap irisan dari bidang kelongsoran lereng tersebut. Metode menggunakan
asumsi yang sama dengan metode kesetimbangan batas umum yaitu terdapat hubungan antara gaya geser antar irisan dan gaya normal antar irisan yang
dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: X = . fx. E
6 Dimana X merupakan gaya geser di sekitar irisan,
merupakan suatu faktor pengali yang nilainya akan diasumsikan dalam perhitungan ini, fx
merupakan asumsi dari sebuah nilai suatu fungsi dan E merupakan gaya normal di sekitar irisan.
Nilai dari asumsi yang tidak diketahui dalam metode ini yaitu faktor keamanan F, faktor pengali
, gaya normal yang bekerja pada dasar bidang irisan P,
gaya di sekitar bidang irisan yang bekerja secara horisontal dan titik dimana gaya di sekitar bidang irisan bekerja. Dari analisis dengan kesetimbangan,
maka asumsi diatas akan dapat diketahui dan komponen gaya geser yang bekerja di sekitar irisan X dapat dihitung dengan persamaan 7. Gaya-gaya
yang bekerja pada tiap irisan bidang kelongsoran terdapat pada gambar dibawah ini.
Gambar 11. Gaya yang bekerja pada bidang irisan metode Morgenstern-Price
Morgenstern-Price, 1965.
Dimana P merupakan gaya normal, c merupakan kohesi, Wn merupakan gaya akibat beban tanah ke-
n, α merupakan sudut antara titik tengah bidang irisan dengan titik pusat busur bidang longsor, b merupakan lebar irisan,
ϕ merupakan sudut geser tanah, u merupakan tekanan air pori, X
L
dan X
R
merupakan gaya antar irisan vertikal yang bekerja di tepi irisan, E
L
dan E
R
merupakan gaya antar irisan horisontal yang bekerja di tepi irisan dan l merupakan panjang segmen tiap irisan.
Dalam metode ini, analisis faktor keamanan dilakukan dengan dua prinsip yaitu kesetimbangan momen F
m
dan kesetimbangan gaya F
f
. Faktor keamanan dari prinsip kesetimbangan momen untuk bidang kelongsoran
circular: F
m
= 7
Dan nilai faktor keamanan dengan prinsip kesetimbangan gaya: F
f
= 8
Oleh karena letak dari bidang runtuh tidak diketahui dan harus diasumsikan terlebih dahulu, maka harus dilakukan perhitungan pada sejumlah bidang
runtuh. Hal tersebut dilakukan untuk mencari bidang runtuh yang memberikan Faktor Keamanan FK terkecil. Bidang runtuh yang menghasilkan Faktor
Keamanan FK terkecil dinamakan bidang runtuh kritis. Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan dan studi-studi yang
menyeluruh tentang keruntuhan lereng, maka dibagi 3 kelompok rentang Faktor Keamanan FK yang ditinjau dari intensitas kelongsorannya seperti
yang diperlihatkan pada Tabel 3 Bowles, 1989 dalam Zakaria, 2009.
Tabel 3. Hubungan nilai Faktor Keamanan FK lereng dan intensitas longsor
Bowles, 1989 dalam Zakaria, 2009.
Nilai faktor keamanan Kejadianintensitas longsor
F kurang dari 1,07 Longsor seringbiasa terjadi lereng labil
F antara 1,07 sampai 1,25 Longsor pernah terjadi lereng kritis
F diatas 1,25 Longsor jarang terjadi lereng relatif stabil