kos dikapitalisasi capitalized atau dibiayakan expensed. Bila kaidah pengakuan diatas tidak dipenuhi, kos diperlakukan menjadi beban pendapatan sebagai biaya atau
rugi.
2.4. Teori yang Berhubungan dengan Liabilities
Kewajiban merupakan hutang masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan megankibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. paragraph 62, IAI 1994 FASB mendefinisi kewajiban dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut
SFAC No. 6, prg. 35: Liabilities are probable future sacrifices of economic benefits arising from
present obligations of a particular entity to transfer assets or provide services to other entities in the future as a result of past transaction or events.
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomi di masa depan yang mungkin timbul karena kewajiban suatuan usaha pada saat ini untuk
menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada satuan-satuan usaha lain di masa depan sebagai hasil dari peristiwa masa lalu.
Dari definisi yang dikemukakan FASB di atas, pengertian hutang memiliki dua komponen utama yaitu :
Adanya kewajiban sekarang dalam bentuk pengorbanan manfaat ekonomi di
masa mendatang dari penyerahan barang atau jasa.
Berasal dari transaksiperistiwa masa lalu telah terjadi. Karakteristik-karakteristik spesifik dari kewajiban adalah sebagai berikut:
1. Kewajiban itu harus ada pada saat ini. Saat ini, yaitu yang dilihat muncul dari
beberapa transaksi atau kejadian masa lalu.
25
2. Kewajiban atau tugas yang setara atau konstruktif harus dimasukkan jika hal itu
didasarkan pada keperluan untuk membuat pembayaran masa depan guna mempertahankan hubungan bisnis yang baik atau jika hal itu sesuai dengan
praktik bisnis yang normal. 3.
Harus tidak ada atau sedikit kebebasan untuk menghindari pengorbanan masa depan. Tidak perlu bahwa jumlah kewajiban itu diketahui secara pasti selama
kewajiban masa depan itu mungkin sekali. 5.
Lazimnya, harus ada nilai jatuh tempo yang dapat ditentukan atau perkiraan untuk pembayaran suatu jumlah yang ditentukan oleh estimasi layak akan
diwajibkan pada suatu waktu tertentu di masa depan, sekalipun ketentuan waktu yang tepat belum diketahui saat ini. Waktu pembayaran dapat diperpanjang
dengan menggantikannya dengan kewajiban baru, atau kewajiban itu dapat diakhiri dengan mengkonversinya menjadi ekuitas pemegang saham.
Perpanjangan yang berulang atau konversi dari utang tidak mengubah klasifikasi awalnya sebagai suatu kewajiban.
6. Biasanya, pihak yang dibayar harus diketahui atau diidentifikasikan baik secara
spesifik atau sebagai suatu kelompok. Akan tetapi, selama yang dibayar akan menjadi dapat diidentifikasikan pada tanggal penyelesaian, tidak perlu si
pembayar mengetahui identitas dari yang dibayar atau bahwa kreeditor meneguhkan klaim itu atau mempunyai pengetahuan tentang itu pada saat ini.
Kontrak Mengofset Tanpa Kondisi
Dalam SFAS 87, FASB telah mengizinkan kewajiban pendiun diofsetka oleh dana pensiun di neraca perusahaan yang mensponsori. Yang paling baik, jumlah
selisih ditampakkan. Menurut pendapat Hendrikson, praktik untuk hanya mencatat jumlah selisih
kurang baik karena hal itu mengamsumsikan bahwa total jumlah dari hak dan kewajiban perusahaan tidak relevan untuk prediksi dan keputusan dari investor dan
kreditor. Tetapi total jumlah ini relevan, karena pemakai laporan dapat mempunyai
26
pengharapan yang berbeda tentang nilai hak-hak di dalam kontrak atau tentang efek pengeluaran kas yang terikat.
Pengakuan
Pengakuan mengikuti aturan standar dari SFAC 5 yang menyatakan bahwa suatu kewajiban harus diakui sebagai kewajiban apabila memenuhi empat kriteria
umum, yaitu: 1.
Memenuhi definisi suatu kewajiban 2.
Dapat diukur 3.
Relevan 4.
Dapat diandalkan Tujuan dari penilaian kewajiban adalah bahwa pengukuran kewajiban harus
memungkinkan penyajian informasi kepada investor dan kreditor sebagai sarana untuk meramalkan arus kas. Tujuan lain mencakup penilaian sebagai dasar untuk
perbandingan laba antar periode dan antar perusahaan, dan sebagai perbandingan dari klaim beberapa pemegang ekuitas.
Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang sebelumnya telah terjadi. Mengikatnya suatu keharusan harus di
evaluasi atas dasar kaidah pengakuan. Empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban, yaitu:
a. Ketersediaan dasar hukum Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan informasi.
Ketersediaan dasar hukum yang menimbulkan daya paksa hanya merupakan karakteristik pendukung definisi kewajiban tadi. Jadi, kaidah ini tidak mutlak
sehingga kewajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti substantif hanya keharusan konstruktif atau demi kedilan.
b. Keterterapan konsep dasar konservatisma
27
Kaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan. Implikasi dianutnya konsep konservatisma adalah rugi dapat segera diakui tetapi tidak
demikian dengan untung. Ini berarti kewajiban dapat diakui segera sedangkan aset tidak.
c. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi Substansi suatu transaksi dapat memicu pencatatan seluruh kewajiban yang
timbul ketika transaksi terjadi meskipun secara yuridiskontraktual kewajiban baru akan mengikat secara berkala pada saat keharusan sekarang timbul. Dalam
hal ini, kewajiban dapat atau bahkan harus diakui jika secara substantif sewaguna tersebut sebenarnya adalah pembelian angsuran.
d. Keterukuran nilai kewajiban Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas keterandalan
informasi. Oleh karena itu, adanya kepastian mengenai jumlah rupiah dapat memicu diakuinya suatu kewajiban. Jika pengukuran suatu pos kewajiban bersifat
sangat subjektif dan arbitrer, pada umumnya pos tersebut tidak diakui. Yang menjadi masalah teknis adalah kapan keempat kaidah di atas dipenuhi.
Hal ini berkaitan dengan penentuan saat pengakuan kewajiban. Hendriksen dan Van Breda menunjukkan saat–saat untuk mengakui kewajiban yaitu:
a. Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan kewajiban telah mengikat. Dalam hak kontrak eksekutori, pengakuan menunggu sampai salah satu
pihak memanfaatkanmenguasai manfaat yang diperjanjikan atau memenuhi kewajibannya.
b. Bersamaan dengan pengakuan biaya jika barang dan jasa yang menjadi biaya belum dicatat sebagai aset sebelumnya.
c. Bersamaan dengan pengakuan aset. Kewajiban timbul ketika hak untuk menggunakan barang dan jasa diperoleh.
d. Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian. Pengakuan ini menimbulkan pos utang atau kewajiban akruan.
28
Keempat kaidah tersebut di atas sebagai bukti teknis dan ketentuan saat pencatatan pada umumnya mudah diidentifikasi dan diterapkan untuk keharusan
kontraktual, konstruktif, dan demi keadilan.
Pengakuan Kewajiban Bergantung
Untuk keharusan bergantung khususnya rugi bergantung yang menimbulkan kewajiban, kaidah pengakuan keempat keterukuran nilai kewajiban dan pasti
setidaknya pengorbanan sumber ekonomik masa datang akan terjadi menimbulkan masalah pengakuan. Oleh karena itu, diperlukan ketentuan yang lebih tegas untuk
mengakui kewajiban yang berkaitan dengan rugi bergantung. FSAB memberi contoh keadaan–keadaan kebergantungan rugi yang berpotensi memicu pengakuan
kewajiban sebagai berikut: - Ketertagihan piutang usaha
- Keharusan berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan produk - Risiko rugi atau kerusakan properitas fasilitas kesatuan usaha akibat kebakaran,
ledakan, dan bahaya lainnya. - Ancaman penambilan set oleh pemerintah
- Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan - Klaim atau pungutan yang telah diajukandikenakan atau yang
mungkin possible terjadi - Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asurnsi kerugian dan
kecelakaan dan perusahaan reasuransi - Jaminan bank komersial dalam ikatan standby letters of credit
- Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau asset yang terkait yang telah dijual
Pengukuran
29
Pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat terjadinya adalah penghargaan sepakatan dalam transaksi–transaksi tersebut dan
bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Jadi, konsep dasar penghargaan berlaku baik untuk aset mupun untuk kewajiban. Hal ini berlaku
khususnya untuk kewajiban jangka panjang. Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup material sehingga jumlah rupiah kewajban yang
tidak akan sama dengan jumlah pengorbanan sumber ekonomik kas masa datang. Kewajiban moneter adalah kewajiban yang dinyatakan dalam satuan nominal.
Dengan kata lain, hal itu biasanya melibatkan pembayaran sejumlah uang kas. Dalam semua kasus, penilaian saat ini dari utang adalah nilai sekarang yang didiskontokan
dari jumlah yang terutang di masa depan. Karena kewajiban lancar pada umumnya harus dibayarkan dalam jangka pendek, jumlah diskonto biasanya tidak material dan
jumlah kewajiban itu dapat disajikan pada nilai nominal jumlah utang di masa depan.
Dalam kasus kewajiban jangka panjang, jumlah diskonto biasanya signifikan dan karenanya penilaian masa berjalan harus berupa nilai yang didiskontokan dari
semua pembayaran masa depan yang akan dilakukan sesuai dengan kontrak itu. Kewajiban lancar nonmoneter adalah kewajiban untuk memberikan barang atau jasa
dalam jumlah dan kualitas tertentu. Hal itu biasanya berasal dari pembayaran di muka untuk jasa oleh pelanggan. Kewajiban moneter dinyatakan dalam satuan harga yang
ditentukan lebih dahulu atau yang disepakati untuk barang atau jasa spesifik. Jadi, nilai moneter dari barang dan jasa itu dapat berubah, tetapi kuantitas dan kualitasnya
tidak. ARB 43, secara spesifik memasukkan di dalam kewajiban lancar, uang muka
untuk penyerahan barang atau pelaksanaan jasa dalam kegiatan operasi yang normal. Perlakuan uang muka sebagai kewajiban lancar benar karena dua alasan:
1. Uang muka itu adalah transaksi pendanaan masa berjalan dan bukan tranasaksi penghasilan pendapatan. Meskipun alasan lain dapat mengakibatkan adanya uang
muka itu, seperti suatu upaya untuk menghindarkan kerugian piutang tak tertagih, hasilnya adalah suatu bantuan dalam pendanaan operasi perusahaan
bersangkutan.
30
2. Kewajiban untuk memberikan barang atau jasa umumnya merupakan bagian dari operasi berjalan.
Pelunasan
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha sehingga bebas dari kewajiban tersebut. Pelunasan biasanya pemenuhan secara
langsung kepada pihak yang berpiutang. Pelunasan menjadikan kewajiban tersebut hapus, tiada atau lenyap secara langsung. Beberapa kewajiban menjadi batal atau
kesatuan usaha menjadi bebas dari kewajiban lantaran penghapusan seluruhnyasebagian, kompromi, penimbulanpengakuan kewajiban barupengganti,
pengambilalihan kewajiban oleh pihak lain atau restrukturisasi utang. FASB menentukan kriteria lenyapnya suatu kewajiban sebagai berikut:
a. Debitor membayarmelunasi kreditor dan bebas dari semua keharusan yang berkaitan dengan utang.
b. Debitor telah dibebaskan secara hukum dari statusnya sebagai penanggung utang baik keputusan pengadilan maupun oleh kreditor dan dapat dipastikan bahwa
debitor tidak akan diharuskan melakukan pembayaran di masa datang yang berkaitan dengan utang.
c. Debitor menaruh kas atau aset lainnya yang tidak dapat ditarik kembali dalam suatu perwakilan yang semata-mata digunakan untuk pelunasan pembayaran
bunga serta pokok suatu pinjaman tertentu dan sangat kecil kemungkinan bagi debitor untuk diharuskan lagi melakukan pembayaran di masa datang yang
berkaitan dengan pinjaman tersebut.
Transfer Aset Finansial
Untuk melunasi kewajiban, suatu entitas dapat mentransfer aset finansial, barang atau jasa. pada umumnya, bila kewajiban telah dilunasi dengan mentransfer
secara penuh kas, barang atau jasa debitor, maka pada saat itu pelunasan dianggap
31
tuntas. Pelunasan kewajiban dengan aset finansial juga dapat bersifat tuntas bila penyerahan aset finansial bersifat tak bersyarat dan dianggap sebagai penjualan.
Artinya, aset finansial dianggap dijual secara tunai dan kas yang diterima dianggap untuk melinasi utangnya.
Penilaian
Penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi. Dengan
kata lain, penilaian adalah penentuan nilai sekarang kewajiban. Atribut Penilaian Menurut FASB
a. Nilai pasar sekarang current market value b. Nilai pelunasan neto net settlement value
c. Nilai diskunan aliran kas masa datang discounted value of future cash flows
Penyajian
Kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan kelancarannya sejalan dengan penyajian aset. Aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan
kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. PSAK No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka pendek
harus diklasifikasi sebagai kewajiban jangka panjang. Semua kewajiban diklasifikasi sebagai jangka pendek bila:
1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi
perusahaan, atau 2.
Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasi sebagai kewajiban
jangka panjang, walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca, apabila:
32
1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas
bulan. 2.
Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan jangka panjang.
3. Pembiayaan pendanaan jangka panjang didukung dengan perjanjian
pembiayaan kembali atau penjadualan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui.
2.5. Teori yang Berhubungan dengan Capital