Teori yang berhubungan dengan Expense Loss

2.2. Teori yang berhubungan dengan Expense Loss

Definisi Beban Dalam SFAC No. 6, FASB mendefinisi biaya expenses dan rugi losses sebagai berikut: Expenses are outflows or other using up of assets or incurrence of liabilities or combination of both from delivering or producing goods, rendering services, or carrying out other activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations prg. 80. Losses are decreases in equities net assets from peripheral or incidental transactions of an entity and from all other transactions and other events and circumstances affecting the entity except those that expenses or distribution to owners prg. 83. Sedangkan, IAI IASC mendefinisikan biaya dalam Standar Akuntansi Keuangan 2002 sebagai berikut: Expenses are decreases in economic benefits during the accounting period in the form of outflows of depletions of assets or incurrences of liabilities that results in decreases in equity, other than those relating to equity participants hlm. 17. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atauberkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunanekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. FASB dan IAI memiliki sudut pandang yang berbeda dalam mendefinisikan beban. IAI mendefinisikan biaya dari sudut pandang peristiwamoneter seperti 11 penurunan aktiva, kenaikan hutang atau ekuitas. SedangkanFASB memiliki sudut pandang sebagai berikut: 1. Tidak menunjukkan dengan jelas peristiwa moneter dan fisik. FASB lebihmenekankan pada peristiwa fisik yaitu penjualan barang atau produk yangdihasilkan. 2. Pemakaian aktiva harus menunjukkan suatu kos yang dinyatakan keluarsebagai biaya. 3. Apabila dilihat dari sudut pandang tradisional definisi yang dikemukakanFASB menunjukkan bahwa beban hanya dihasilkan dari pemakaian aktivauntuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode yang berjalan. IAI dan FASB membedakan kos menjadi beban dan rugi, sedangkan IAI tidak. IAI dan FASB memang mempertimbangkan pendapatan dalam mengklasifikasi apakah kos tersebut termasuk ke dalam beban ataukah rugi. Apabila kos tersebut tidak menghasilkan pendapatan, baik secara langsungmaupun tidak langsung, maka kos tersebut akan dianggap sebagai rugi misalnya pemberian donasi, pembayaran pajak, dan lain-lain. Sedangkan IAI membedakan kos hanya dari kadaluarsanya. Kos yang sudah kadaluarsa akan dialui sebagai beban, sedangkan yang belum sebagai aset. Perbedaan tersebut dijelaskan oleh gambar 2.2. di bawah ini. Gambar 2.2 Perbedaan Beban dan Rugi menurut IAI dan FASB 12 Menurut Suwardjono dinyatakan bahwa ada beberapa karakteristik penting yang melekat pada makna beban: 1. Aliran keluarpenurunan aset Untuk menyatakan timbulnya beban, transaksi atau kejadian harus terjadi dalam penurunan aset yang menimbulkan aliran keluar aset. Aset yang dimaksud adalah semua aset perusahaan. Jadi konsumsi atau pemakaiannya diartikan bahwa manfaat ekonomi aset itu telah habis karena melekat padabarang atau jasa yang telah diserahkan dari kesatuan aset tersebut, sehingga perusahaan sudah tidak menguasai lagi manfaat tersebut. 2. Operasi utama atau sentral Dinyatakan oleh Suwardjono dalam Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan bahwa tidak semua penurunan atau konsumsi aset membentuk biaya, untuk itu biaya konsumsi harus berkaitan dengan kegiatan utama. Yang dimaksud kegiatan utama adalah kegiatan penciptaan pendapatan laba yangdirepresentasi dalam kegiatan memproduksi barang. Sehingga biaya adalah penurunan aset yang berkaitan dengan operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan. 3. Kenaikan kewajiban 13 Terdapat suatu keadaan dimana perusahaan telah memanfaatkan barang dan jasa namun sebelumnya tidak mengakuinya sebagai aset atau belum mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain. Hal tersebut menimbulkan keharusan perusahaan untuk membayar atau melakukan pengorbanan ekonomik di masa datang sehingga timbul kewajiban. 4. Penurunan ekuitas Dalam operasi sentral perusahaan, dengan adanya penurunan aset atau kenaikan kewajiban akan mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas. Namun, penurunan ekuitas merupakan karakteristik pendukung karena tidak setiap penurunan aset mengakibatkan penurunan ekuitas. Misalnya pembagian deviden yang menyebabkan penurunan aset tetapi tidak disebut sebagai beban. 5. Diukur atau dikaitkan dengan kos Dalam hal ini beban timbul dari adanya kos yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh aset. Beban diukur berdasarkan jumlah kos dari aset yang telah dimanfaatkan selama periode berjalan. 6. Bukan berasal dari transaksi dengan pemilik Berdasarkan prinsip kesatuan usaha, maka harus ada pemisahan antara beban yang dihasilkan oleh perusahaan dan pemilik. Beban yang diakui dalam laporan keuangan merupakan beban yang berasal dari transaksi perusahaan, bukan pemilik. 7. Untuk menghasilkan pendapatan Beban merupakan pengorbanan perusahaan dari barang atau jasa yang telah dikonsumsi perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Rugi Menurut Suwardjono Edisi Ketiga, Hlm. 9 terdapat tiga kata kunci pada pengertian rugi yaitu penurunan ekuitas, bukan merupakan transaksi ke pemilik, dan transaksi periferal atau insidental. Dalam hal ini yang membedakan biaya dan rugi adalah mengenai transaksi periferal atau insidental atau di luar kendali manajemen. Berbeda dengan beban yang timbul akibat dari kendali manajemen yaitu aktivitas 14 penggunaan aset barang dan jasa. Namun, dari definisi yang terdapat dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI 1994 tidak memisahkan biaya dengan rugi. Jadi semua potensi jasa baik yang digunakan secara langsung ataupun tidak langsung untuk memperoleh pendapatan disebut dengan biaya. IAI 1994 bahkan secara spesifik menyebutkan hal tersebut seperti yang tertulis pada paragraf 78 berikut ini : kerugian termasuk dalam kelompok beban. Pada dasarnya pembedaan antara beban dan rugi hanya untuk kepentingan pengungkapan seperti pada pendapatan dan untung. Pengakuan Beban Pengakuan beban menurut kerangka kerja IASB terdiri dari dua kriteria utama yaitu : 1. Terdapat kemungkinan adanya keuntungan yang akan mengalir keperusahaan. Tingkat kemungkinan tersebut memang merupakan konsep yang tidak mutlak. Hal tersebut tergantung pada ketersediaan bukti ketika laporan keuangan akan disusun atau dipersiapkan. 2. Memiliki nilai yang dapat diukur dan reliabel. Dengan demikian untuk akun- akun yang menggunakan estimasi, diperlukan bukti-bukti yangmendukung validitas estimasi tersebut. Beban harus diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan keuntungan ekonomi di masa depan berhubungan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban dapat diukur secara reliabel. Semua kos dapat ditangguhkan pembebanannya apabila kos tersebut memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu:  Memenuhi definisi aktiva memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikuasai oleh perusahaan, dan berasal dari transaksimasa lalu.  Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.  Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal. 15 Beban juga dapat timbul dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aktiva. Misalnya adanya hutang garansi produk. Pengukuran Beban Dalam mengukur beban dalam satu periode akuntansi, dibutuhkan berbagai keputusan atau pertimbangan untuk menentukan bagaimana beban tersebut akan dialokasikan pada periode-periode selanjutnya yang menunjukkan adanya pendapatan. Dalam hal tersebut, terdapat berbagai standar akuntansi yangdapat digunakan sebagai acuan atau pedoman. Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlahrupiah yang digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu,pengukuran biaya dapat didasarkan pada:  Kos Historis Kos historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperoleh aktiva. Pengukuran beban atas dasar koshistoris dapat digunakan untuk jenis aktiva seperti gedung, peralatan, dan sebagainya.  Kos Pengganti Kos Masukan Terkini Replacement Cost Curent Input Cost Kos masukkan terkini menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yangharus dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama. Contohnya, penilaian untuk persediaan.  Setara Kas Cash Equivalent Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. 16 Meskipun pada prakteknya metode pengukuran yang masih banyak digunakan adalah historical cost, namun dengan mulai diadopsinya IFRS di Indonesia, maka pengukuran yang sesuai standar adalah dengan menggunakan metode fair value. Dengan demikian, untuk pencatatan beban sebagai akibat dari depresiasi penyusutan, nilai yang dicantumkan dalam beban adalah nilai selisih antara nilai wajar dengan nilai buku apabila nilai wajar lebih kecil dari nilai bukunya. Alokasi Beban Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan mengalokasikan beban- beban tersebut ke periode-periode dimana beban tersebut dinikmati. Hal ini biasanya disebut dengan matching concept. Konsep tersebut memperlakukan kos dengan mengalokasikan kos yang sudah kadaluarsa beban ke periode-periode dimana beban tersebut terjadi. Namun, pengalokasian tersebut hanya bersifat estimasi. Dalam akuntansi, pencocokan antara beban dan pendapatan merupakan fungsi utama, namun hal tersebut tetap saja sulit untuk dilakukan karena berhubungan dengan penilaian akuntan tersebut. Akuntan harus mengidentifikasi mana aset yang telah digunakan kadaluarsa dan jumlah yang harus ditulis sebagai tandingan pendapatan pada periode tersebut. Matching Concept adalah hal yang paling penting dalam akuntansi biayahistoris. Kos yang sudah kadaluarsa akan menjadi beban dan disajikan dalam laporan laba rugi, sedangkan kos yang belum kadaluarsa akan dicatat sebagai asetdan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Untuk mengatasi masalah penentuan dan pengukuran kos menjadi beban, terdapat tiga metode dari matchingkos yang sering digunakan, yaitu: a. Hubungan Sebab dan Akibat Penggunaan barang dan jasa oleh perusahaan harus menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Hubungan antara beban dan pendapatan harus merupakan hubungan sebab akibat pada perusahaan tersebut. Maksudnya, pendapatan timbul karena adanya outflow berupa beban. Dengan demikian pendapatan merupakan 17 akibat dari adanya beban. Sesuai dengan prinsip pengakuan pendapatan, tidak ada kos penjualan jika tidak ada pendapatan. b. Alokasi yang sistematis dan rasional Tidak semua beban dapat dialokasikan dengan menggunakan konsep sebab dan akibat. Sebagai salah satu alternatif, alokasi yang sistematis dan rasional dapat digunakan. Tujuannya yaitu untuk mengakui beban dalam periode akuntansi dimana pada periode tersebut beban itu dimanfaatkan atau telah kadaluarsa. Jadi, beban dialokasikan pada periode dimana beban tersebut dikonsumsi, bukan berdasar produk yangdihasilkan. c. Pengakuan Sesegera Mungkin Merupakan konsep yang mengakui dan mengukur kos yang dikeluarkan sesegera mungkin sebagai beban karena tidak adanya manfaat ekonomi yang dapat diukur secara reliabel. Gambar 2.3 Konsep Matching 18

2.3. Teori yang Berhubungan dengan Asset