Untung perlu didefinisi dan dibedakan dengan pendapatan oleh FASB karena adanya karakteristik sumber yang dapat dibedakan dengan operasi utama. Dua hal
yang menyebabkan bahwa transaksi atau kejadian berbeda dengan opersi utama yaitu yang bersifat terkendali dan di luar kendali atau antisipasi manajemen. FASB merinci
lebih lanjut mengenai transaksi, kejadian, atau keadaan yang menimbulkan untung menjdi empat sumber atau karakteristik yaitu SFAC No. 6, prg. 85:
a. Periferal dan insidental: misalnya penjualan investasi dalam surat-surat
berharga, penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo.
b. Transfer nontimbal-balik nonreciprocal transfers dengan pihak lain:
misalnya hadiah dan donasi bagi organisasi nonprofit dan penerimaan ganti rugi pemenangan tuntutan perkara hukum.
c. Penahanan aset holding assets: misalnya kenaikan harga sekuritas investasi,
kenaikan nilai tukar valuta asing, dan kenaikan karena penahanan persediaan.
d. Faktor lingkungan: misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang melebihi
kos aset yang rusak.
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statement keuangan.Secara
konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran measurability dan keterandalan reliability.
Pembentukan pendapatan
Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul atau menjadi ada dengan
artian apakah pendapatan itu timbul karena kegiatan produktif atau karena kejadian tertentu.
Realisasi pendapatan
Pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen pembeli untuk membayar
produk baik produk telah selesai dan diserahkan atau maupun belum dibuat sama sekali. Pendapatan terbentuk pada saat produk selesai dikerjakan dan terjual langsung
atau pada saat terjual atas dasar kontrak penjualan.
7
Saat pengakuan pendapatan
1. Pada saat kontrak penjualan, jika perusahaan telah menandatangani kontrak perusahaan dan bahkan sudah menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi
perusahaan belum mulai memproduksi barang. Pada keadaan ini pendapatan sudah terealisasi, tetapi belum terbentuk. Pengakuan harus menunggu sampai proses
penghimpunan cukup selesai yaitu ditahap penjualan. Pada umumnya perlakuan semacam ini berlaku untuk perusahaan yang memproduksi barang konsumsi dan
jarak antara penandatanganan kontrak dan penyerahan barang cukup pendek kurang dari satu tahun.
2. Selama proses produksi secara bertahap, maksudnya dalam industri tertentu pembuatan produk memerlukan waktu yang cukup lama. Biasanya produk
semacam itu diperlakukan sebagai projek dan dilaksanakan atas dasar kontrak sehingga pendapatan telah terealisasi untuk seluruh periode kontrak tetapi mungkin
belum cukup terbentuk pada akhir tiap periode akuntansi. Dalam hal ini, pengakuan pendapatan dapat dilakukan secara bertahap per periode akuntansi
sejalan dengan kemajuan proses produksi atau sekaligus pada saat projek selesai dan diserahkan. Cara pertama disebut metode presentasi penyelesaian percentage-
of-completion method, sedangkan yang terakhir disebut metode kontrak selesai completed-contract method.
Masalah pengakuan yang timbul selama proses produksi yaitu akresi, Apresiasi, dan penghematan kos. Akresi yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis
atau proses alamiyah lainnya. Apresiasi yaitu selisih nilai pasar wajar asset perusahaan dengan kos.
8
3. Pada saat produk selesai, jika tidak ada kontrak sebelumnya, hanya kriteria yang terbentuk yang dipenuhi. Pengakuan pendapatan atas dasar saat produk selesai
diproduksi dapat dianggap layak untuk industri ekstraktif pertambangan termasuk pertanian. Kondisi ini memungkinkan untuk menaksir dengan cukup tepat nilai jual
yang dapat direalisasi suatu persediaan barang menjadi ada pada tanggal tertentu. Jadi, kondisi ini dapat mengganti kriteria cukup pasti terealisasi.
4. Pada saat penjualan, pengakuan ini merupakan dasar yang paling umum karena pada saat penjualan kriteria penghimpunan dan realisasi telah terpenuhi. Dengan
demikian, saat penjualan merupakan saat yang kritis dalam operasi perusahaan sehingga menjadi standar utama dalam pengakuan pendapatan. Transaksi penjualan
mengakibatkan masuknya aset baru ke dalam perusahaan untuk menutup kos yang terserap untuk melaksanakan kegiatan produksi dengan penyerahan produk,
menyediakan dana sebagai imbalan untuk pembayaran pajak kepada pemerintah, bunga kepada kreditor, dan deviden kepada pemegang saham. Kendati saat
penjualan menjadi standar umum pengakuan pendapatan, terdapat beberapa hal yang sering diajukan sebagai keberatan terhadap dasar tersebut. Hal pertama
berkaitan dengan kepastian pengukuran pendapatan akibat kos purna-jual atau pasca-jual after-sales-cost atau after costs. Ada kegiatan yang masih dilakukan
perusahaan untuk menuntaskan penjualan kos yang menimbulkan kos. Masalah lain berkaitan dengan kemungkinan atau pengembalian barang. Akhirnya, masalah
kemungkinan ketaktertagihan piutang bila penjualan tidak tunai masalah kolektibilitas. Ini berarti piutang belum merupakan bukti penuh terrealisasinya
pendapatan. Masalah pengakuan yang timbul saat penjualan yaitu, kembalian dan potongan
tunai, kos purnajual, hak pengembalian barang, kerugian piutang, dan makna penjualan. Potongan tunai dari setiap pengurangan dalam harga yang tetap, seperti
kerugian piutang yang tidak tertagih, merupakan penyesuaian yang diperlukan
9
untuk menghitug ekuivalen kas netto yang sebenarnya atau nilai diskonto tunai dari klaim uang, shingga harus dikurangkan ketika menghitung pendapatan.
5. Pada saat kas terkumpul, pengakuan pada saat kas terkumpul sebenarnya pengakuan pendapatan berdasarkan asas kas cash basis. Alasan digunakannya
dasar ini adalah adanya ketidakpastian tentang kolektibilitas atau ketertagihan piutang. Dengan cara ini, pendapatan diakui sejumlah kas yang diterima pada saat
kas diterima atau terkumpul sampai akhir periode dan baru kemudian menentukan biaya yang berkaitan dengan pendapatan dasar kas tersebut. Dengan
kata lain, pendapatan suatu periode diakui secara proposional atas dasar kas yang telah diterima dalam periode tersebut.
Saat pengakuan penjualan jasa
AICPA memberikan kaidah pengakuan umum untuk penjualan jasa sebagai berikut: 1. Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan satu pekerjaan atau tindakan,
pendaptan harus diakui pada saat pekerjaan tersebut telah dilakukan. 2. Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan atau
tindakan secara bertahap, pendapatan harus diakui selama perioda pelaksanaan pekerjaan secara proporsional.
3. Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan atau tindakan secara bertahap, pendapatan dapat diakui pada saat seluruh pekerjaan
telah selesai dilaksanakan. 4. Terdapat tingkat ketidakpastian yang tinggi berkenaan dengan ketertagihan atau
kolektibilitas pendapatan jasa, pendapatan baru diakui setelah kas terkumpul.
10
2.2. Teori yang berhubungan dengan Expense Loss