Tahapan-tahapan Pendidikan Karakter Pengertian Sentra

berdasarkan Agama yang dianut oleh masyarakat, ideologi yang dimiliki masyarakat yaitu Pancasila, kemudian budaya masyarakat Indonesia yang sangat beragam, dan berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional yang mengatur mengenai pendidikan beserta pengembangannya, maka nilai-nilai karakter tersebut merupakan rangkuman dari berbagai karakter yang harus dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu nilai-nilai karakter tersebut harus diterapkan pada pendidikan anak sejak dini agar karakter tersebut dapat melekat dikehidupan anak dikemudian hari.

2.4 Tahapan-tahapan Pendidikan Karakter

Pengembangan karakter sebagai proses yang tiada henti, terbagi menjadi empat tahapan: pertama, pada usia dini, disebut sebagai tahap pembentukan karakter; kedua, pada usia remaja, disebut sebagai tahap pengembangan; ketiga, pada usia dewasa, disebut sebagai tahap pemantapan dan keempat, pada usia tua, disebut sebagai tahap pembijaksana. Untuk membentuk karakter anak diperlukan syarat-syarat mendasar bagi terbentuknya kepribadian yang baik. Menurut Megawangi dalam Zubaedi 2011: 111 ada tiga kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi, yaitu maternal bonding, rasa aman, dan stimulasi fisik dan mental. Maternal bonding kelekatan psikologis dengan ibunya merupakan dasar penting dalam pembentukan karakter anak karena aspek ini berperan dalam pembentukan dasar kepercayaan trust orang lain pada anak. Kelekatan ini membuat anak merasa diperhatikan dan menumbuhkan rasa aman sehingga menumbuhkan rasa percaya. Menurut Erikson dalam Zubaedi 2011: 11 dasar kepercayaan yang ditumbuhkan melalui hubungan ibu-anak pada tahun pertama kehidupan anak akan memberi bekal bagi kesuksesan anak dalam kehidupan sosialnya ketika ia dewasa. Dengan kata lain, ikatan emosional yang erat antara ibu-anak di usia awal dapat membentuk kepribadian yang baik pada anak.

2.5 Pengertian Sentra

Sentra merupakan sebagai suatu wadah yang disiapkan guru bagi kegiatan bermain anak. Melalui serangkaian kegiatan bermain tersebut, guru mengalirkan materi pembelajaran yang telah disusun dalam bentuk lesson-plan. Rangakain kegiatan itu harus saling berkaitan dan saling mendukung untuk mencapai tujuan belajar harian, dan tujuan belajar pada semua sentra pada satu hari tersebut harus sama. Setiap sentra memiliki center point dan semua mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah direncanakan tim guru. Sehingga dalam setiap sentra memiliki tema yang sama, berbeda dalam pembelajarannya namun tetap mangacu pada tujuan belajar pada pembelajaran hari itu Arriyani, 2010:1. Sentra dikenal juga dengan sebutan Beyond Centers and Circle Time BCCT adalah pendekatan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang berfokus pada anak, yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran, dengan menggunakan 4 jenis pijakan untuk mendukung perkembangan anak. Sentra juga dapat diartikan sebagai zona atau area main anak yang dilangkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis main, yaitu sensorimotor atau main fungsional, main peran, dan main pembangunan Depdiknas, 2006. Menurut Gilley dalam Asmawati 2008: 8.3 sentra sering juga disebut area, sudut kegiatan activity centre, sudut belajar learning centre atau sudut minat interest centre. Sentra dapat diartikan sebagai permainan dan kegiatan yang disusun sedemikian rupa untuk memberikan semangat pada kegiatan- kegiatan pembelajaran secara khusus, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan keluarga, musik, seni, sains, balok bangunan, dan seni berbahasa. Dalam pendekatan sentra, anak dirangsang untuk aktif belajar melalui kegiatan bermain. Seluruh kegiatan pembelajran berfokus pada anak sebagai subjek pembelajar, sedangkan pendidik lebih banyak berperan sebagai motivator dan fasilitator dengan memberikan pijakan-pijakan scaffolding. Pendidik mendampingi anak untuk memberikan motivasi dan anak dapat percaya diri untuk dapat aktif bermain Arriyani, 2010: 5.

2.6 Manfaat Sentra