Tahapan dan Jenis Bermain Peran

6. Membangun kemampuan berkonsentrasi. 7. Mempelajari keterampilan hidup life skill. 8. Belajar untuk mengatasi rasa takut. 9. Membantu anak mengembangkan berbagai macam aspek perkembangannya. Berdasarkan uraian di atas bermain peran memiliki manfaat yang sangat baik bagi perkembangan anak. Banyak stimulasi yang diperoleh ketika anak bermain, yaitu anak belajar bagaimana memainkan peran yang pernah ia lihat, rasakan dan alami dikehidupan nyata yang kemudian ia ulangi dalam betuk peran. Anak mengkombinasi daya pikir dan imajinasinya untuk dapat memerankan peran dalam permainan tersebut.

2.9 Tahapan dan Jenis Bermain Peran

Tahapan main peran menurut Asmawati dkk 2008: 10.6 dapat menunjukkan kemajuan anak tentang macam aspek yang digunakan dan keterampilan yang telah dikuasai. Terdapat tiga tahapan main peran yaitu sebagai berikut. 1. Permainan peran meniru Tahap pemula, pada usia tahun, anak-anak mencoba untuk bertingkah laku, berbicara, dan berpakaian seperti orang yang mereka kenal. Anak-anak menggunakan benda-benda yang ditemui sehari-hari sebagai perlengkapan bermain. 2. Permainan peran khayal Pada tahap kedua, perminan anak-anak meluas dipengaruhi oleh imajinasi anak. Kemampuan untuk berkhayal lebih meningkat sehingga anak dapat menggunakan benda lain untuk mengumpamakan sesuatu, bukan sebagai fungsi aslinya. Anak-anak juga belajar menggunakan imajinasi mereka untuk menciptakan aksi dan situasi yang berbeda. 3. Bermain sosio-drama Pada tahap ini anak mulai membangun hubungan dengan sesama. Permainan anak semakin kaya dengan peniruan dan khayalan. Anak juga mulai menunjukkan kebutuhan untuk berinteraksi secara verbal antara dua anak atau lebih. Sedangkan jenis main peran menurut Wijana dkk 2008: 8.33 dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu main peran makro dan main peran mikro. 1. Main peran makro Main peran makro disebut juga main peran besar. Seorang anak dikatakan sedang bermain besar makro apabila ia berperan menjadi seseorang atau sesuatu yang lain, misalnya anak berperan menjadi guru, pelayan toko, kupu- kupu, atau harimau. Saat anak berperan menjadi seseorang atau sesuatu yang lain, maka konsep tentang tokoh yang akan diperankannya direkam dalam otaknya dan kemudian anak menungkannya dalam perilaku seperti yang dipikirkannya. Selain itu alat yang digunakan untuk bermain peran umumnya berukuran besar atau ukuran sebenarnya, seperti macam-macam pakaian yang menunjukkan profesi, misalnya pakain dokter atau polisi, dapur dan peralatannya, perlengkapan makan dan seperangkat meja dan kursi. 2. Main peran mikro Main peran mikro disebut juga main peran kecil. Seorang anak dikatakan sedang bermain peran mikro apabila peran yang ada dipikirannya diwakilkan pada benda atau sesuatu yang lain. Misalnya, anak memainkan peran harimau yang ada dipikirannya pada boneka harimau, sehingga saat ia main peran mikro maka boneka harimau tersebut digerak-gerakkan dan anak mengeluarkan suara-suara seperti seekor harimau. Dalam main peran mikro, anak bertindak seperti seorang dalang yang mengatur peran boneka tersebut. Pada umumnya alat-alat dan bahan main peran mikro berukuran kecil, misalnya rumah boneka dan perlengkapannya, atau boneka-boneka binatang dan kandangnya. Pada dasarnya alat-alat dan bahan main peran makro dan mikro hanya dibedakan dari cara penggunaannya saja. Misalnya, alat-alat main kedokteran, apabila anak berperan sebagai dokter dan menggunakannya untuk memeriksa pasiennya, maka alat tersebut adalah alat main makro, sedangkan anak memainkan stetoskop pada sebuah boneka yang berperan sebagai dokter maka alat tersebut manjadi alat main peran mikro. 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian