24
2.3 Eksperimen Inkuiri Terbimbing
Menurut Suparno 2007:68, inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan
awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berpikir lambat atau siswa
yang mempunyai kemampuan berpikir rendah tetap mampu mengikuti kegiatan- kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai intelegensi tinggi tidak
memonopoli kegiatan. Pernyataan dan pertanyaan pengarah selain dikemukakan langsung oleh guru juga diberikan melalui pertanyaan yang terdapat dalam LKS
Lembar Kerja Siswa. Agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang
disodorkan oleh guru. Piaget mengemukakan bahwa model inkuiri adalah model yang
mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin mencari jawaban sendiri serta
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, kemudian membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan siswa lainnya.
25
2.4 Kemampuan Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif atau berpikir divergen adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah yang penekanannya pada
kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban Munandar, 1992: 48. Menurut Feldhusen 1995: 31, berpikir kreatif adalah proses memodifikasi gagasan dari
pengetahuan yang telah ada dengan membentuk atau memunculkan pemikiran baru melalui imajinasi intelektual. Dari kedua pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan memodifikasi gagasan baru dari pengetahuan yang telah dimiliki untuk menemukan banyak
kemungkinan jawaban dari suatu masalah. Berpikir kreatif merupakan aspek kognitif dari kreativitas. Menurut
William sebagaimana dikutip Munandar 1992: 88 mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif terdiri dari kemampuan menghasilkan banyak
jawaban berpikir lancar, kemampuan melihat masalah dari sudut pandang yang bervariasi berpikir luwes, menghasilkan jawaban yang khas berpikir orisinal,
memperinci jawaban elaborasi dan evaluasi. Dalam penelitian yang akan dilakukan, kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan menyelesaikan
permasalahan fisika dan aspek yang diukur adalah berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, dan elaborasi.
Reid dan Petocz 2004: 48 mengemukakan kreativitas sebagai komponen lingkungan dan dibentuk melalui lingkungan sosial. Implikasinya dalam
26
pembelajaran yaitu pendidik perlu mengubah lingkungan untuk mendukung proses kreatif baik secara individu maupun kelompok.
2.5 Hasil Belajar