Hasil Analisis Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif

56 Tabel 4.14. Hasil Uji Peningkatan Rata-rata Gain Hasil Belajar Kognitif Data Kontrol Eksperimen Pretest 43,83 45,48 Postest 73,37 78,82 Gain g 0,53 0,61 Kriteria Sedang Sedang Tabel 4.15. Hasil Uji Peningkatan Rata-rata Gain Berpikir Kreatif Data Kontrol Eksperimen Pretest 47,41 52,65 Postest 61,14 71,36 Gain g 0,26 0,40 Kriteria Rendah Sedang Data di atas menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif Fisika dan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai selisih Gain antara posttest dengan prettestnya pada kelompok kontrol lebih rendah menujukkan nilai 0,26 kemampuan berpikir kreatifnya rendah, sedangkan pada kelompok eksperimen nilai gain sebesar 0,40 dikategorikan sedang.

4.1.2.4 Hasil Analisis Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif

Hasil analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini. 57 Tabel 4.16 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Data Posttest Aspek yang diamati Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Berpikir Lancar 80,91 kreatif 80,67 kreatif Berpikir Luwes 65,76 kreatif 55,33 cukup kreatif Berpikir Orisinal 79,09 kreatif 70,67 kreatif Elaborasi 59,7 cukup kreatif 37,88 kurang kreatif Rata-rata 71,36 kreatif 61,14 cukup kreatif Berdasarkan data di atas dapat diketahui rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen sebesar 71,36 dan kelas kontrol 61,14. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran active learning lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran ceramah. Berdasarkan hasil analisis kemampuan berpikir kreatif prettest dan posttest dapat diperoleh peningkatan tahapan kemampuan berpikir kreatif. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Gambar 4.1 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol 58 Gambar 4.1 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen Kedua gambar di atas menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan model active learning melalui eksperimen terbimbing lebih efektif dibandingkan model ceramah.

4.2 Pembahasan

Analisis tahap awal dilakukan untuk mengetahui keadaan awal populasi. Analisis tahap awal dilakukan sebelum penelitian berdasarkan data Ulangan Akhir Semester UAS I kelas VIII SMP Negeri 19 Tegal. Berdasarkan data tersebut kemudian dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui keadaan awal siswa. Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh data bahwa populasi homogen sehingga dapat digunakan untuk penelitian. Selanjutnya dipilih sampel penelitian dengan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas