2.4 Pendekatan Keterampilan Proses
Usman Setiawati 1993: 77 mendefinisikan bahwa pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang mengarah
kepada pengembangan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Sebagai konsekuensi dari pendekatan keterampilan proses, maka siswa dituntut aktif dan terampil untuk mampu memperoleh perolehannya, hasil belajarnya atau
pengalamannya. Hal ini dikarenakan dalam pendekatan keterampilan proses siswa berperan sebagai subyek dalam belajar.
Semiawan, et al. 1992 menyatakan empat alasan pentingnya pendekatan keterampilan proses ditetapkan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat. Kegiatan pembelajaran yang
berorientasi pada mengajarkan fakta dan konsep melalui metode ceramah saja tidak dapat memberikan kemampuan bagi siswa untuk menemukan
pengetahuan, melainkan hanya memperoleh dan memiliki pengetahuan. 2.
Siswa mudah memahami konsep konsep yang rumit dan abstrak jika disajikan contoh yang konkret dalam kegiatan pembelajarannya. Siswa mudah
memahami konsep serta diperoleh hasil belajar yang bermakna dan berlangsung tetap jika siswa memperoleh pengalaman belajar secara
langsung. 3.
Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak seratus persen, penemuannya bersifat relatif dan bersifat tentatif dapat berubah berdasarkan
fakta dan data baru. Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran harus
menanamkan kemampuan berpikir kritis analitis terhadap permasalahan yang ada.
4. Pembelajaran harus mengembangkan kemampuan terintegrasi antara
kemampuan intelektual
dan kemampuan
sosial. Dalam
kegiatan pembelajaran, sebaiknya pengembangan konsep tidak terlepas dari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri siswa. Usman Setiawati 1993: 78 menyebutkan beberapa tujuan pendekatan
keterampilan proses antara lain sebagai berikut: 1.
Memberikan motivasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilan proses ini siswa dipacu untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
2. Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian dan fakta yang dipelajari siswa
karena hakikatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut.
3. Untuk mengembangkan pengetahuan teori dengan kenyataan hidup di
masyarakat sehingga antara teori dan kenyataan hidup akan serasi. 4.
Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di dalam masyarakat sebab siswa telah dilatih untuk berpikir logis dalam memecahkan
masalah. 5.
Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab dan rasa kesetiakawanan sosial dalam menghadapi berbagai problem kehidupan.
Darmodjo Kaligis 1991: 51 menyebutkan bahwa kemampuan yang dikembangkan dalam keterampilan proses antara lain.
1. Keterampilan mengobservasi, yang meliputi kemampuan untuk dapat
membedakan, menghitung dan mengukur termasuk mengukur suhu, panjang, luas, berat dan waktu.
2. Keterampilan mengklasifikasi, yang meliputi menggolong-golongkan atas
dasar aspek aspek tertentu mengurutkan atas dasar aspek tertentu serta kombinasi antara menggolongkan dengan mengurutkan.
3. Keterampilan menginterpretasi, termasuk menginterpretasi data, grafik
maupun mencari pola hubungan yang terdapat pada pengolahan data. 4.
Keterampilan memprediksi, termasuk membuat ramalan atas dasar kecenderungan yang terdapat dalam pola data yang telah didapat.
5. Keterampilan membuat hipotesis, meliputi kemampuan berpikir deduktif
dengan menggunakan konsep-konsep, teori-teori maupun hukum-hukum IPA yang telah dikenal.
6. Keterampilan mengendalikan variabel, yaitu upaya untuk mengisolasi
variabel yang tidak diteliti sehingga adanya perbedaan pada hasil eksperimen adalah dari variabel yang diteliti.
7. Keterampilan merencanakan dan melakukan penelitian, eksperimen yang
meliputi penetapan masalah, membuat hipotesis dan menguji hipotesis. 8.
Keterampilan menyimpulkan atau iInferensi, yaitu kemampuan menarik kesimpulan dari pengolahan data.
9. Keterampilan menerapkan atau aplikasi atau menggunakan konsep atau hasil
penelitian ke dalam peri kehidupan masyarakat. 10.
Keterampilan mengkomunikasi, yaitu kemampuan siswa untuk dapat mengomunikasikan pengetahuannya, hasil pengamatan maupun hasil
penelitiannya kepada orang lain baik secara lisan maupun secara tertulis.
2.5 Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran di Kelas