Kualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi

20

2.9 Kualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi

Penggolongan kualifikasi usaha jasa perencana konstruksi dan usaha jasa pengawas konstruksi didasarkan pada kriteria tingkatkedalaman kompetensi dan potensi kemampuan usaha, serta kemampuan melakukan perencanaan dan pengawasan pekerjaan berdasarkan kriteria resiko atau kriteria penggunaan teknologi atau kriteria besaran biaya nilai proyeknilai pekerjaan. Dalam UU 18 tahun 1999 mengenai kualifikasi usaha jasa konstruksi dalam pasal 8 dan 9 disyaratkan para pelaku pekerjaan konstruksi harus memiliki sertifikat. 1. SKT Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi Kontraktor yang harus dimiliki tenaga kerjaahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik PJT dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah; a. Tingkat I b. Tingkat II c. Tingkat III SKT adalah salah satu persyaratan utama untuk mengajukan permohonan Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi kualifiaski kecil. SKT tersebut dikeluarkan oleh asosiasi profesi jasa konstruksi yang telah diakreditasi LPJK. SKT hanya untuk tenaga ahli perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi kontraktor. Setiap perusahaan jasa pelaksana konstruksi yang ingin mengajukan permohonan Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha untuk kualifikasi kecil harus memiliki tenaga kerja bersertifikat keterampilan SKT sebagai persyaratan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik PJT. 2. SKA Sertifikat Keahlian adalah bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Kontraktor, atau Konsultan, dengan kualifikasi tenaga ahli sebagai berikut; Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah; 21 a. Ahli Utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. b. SKA Ahli Madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. c. SKA Ahli Muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. Salah satu persyaratan utama untuk mengajukan permohonan Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha bidang Jasa Konstruksi adalah memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian SKA untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik PJT atau Penanggung Jawab Bidang PJB. SKA tersebut dikeluarkan oleh asosiasi profesi jasa konstruksi yang telah diakreditasi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi LPJK. SKA untuk tenaga ahli perusahaan Jasa Perencana dan Jasa Pengawas Konstruksi konsultan Setiap perusahaan jasa perencana konstruksi dan jasa pengawas konstruksi yang ingin mengajukan permohonan Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha baik untuk kualifikasi Kecil, Menengah atau Besar harus memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian SKA sebagai persyaratan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik PJT dan Penanggung Jawab Bidang PJB. Kita dapat melihat pada konsep yang dipakai Permen PU 82011, tentang Pembagian Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi lampiran 3 Kualifikasi Usaha Pelaksana Konstruksi, dalam menentukan subkualifikasi berdasarkan kompetensi penyedia pelaksana konstruksi bisa juga dibandingkan dengan Lampiran 3 Peraturan Menteri Nomor 08PRTM2011 Tanggal: 13 Juni 2011: Versi LPJK yang terlampir pada Tabel 2.1 Kualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi di bawah ini. 22 Tabel 2.1 Kualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Kualifikasi Proyek Nilai Proyek Kualifikasi Tenaga Kerja Badan Usaha Kecil K1 0 s.d Rp. 1 milyar 1 orang bersertifikat tenaga terampil SKTK tingkat 3 Badan usaha dapat berbentuk PT, CV, Firma atau Koperasi K2 0 s.d Rp. 1,75 milyar 1 orang bersertifikat tenaga terampil SKTK tingkat 2 Badan usaha dapat berbentuk PT, CV, Firma atau Koperasi K3 0 s.d Rp. 2,5 milyar 1 orang bersertifikat tenaga terampil SKTK tingkat 1 Badan usaha dapat berbentuk PT, CV, Firma atau Koperasi Menengah M1 0 s.d Rp. 10 milyar Minimal 2 orang bersertifikat keahlian SKA ahli muda Badan usaha harus berbentuk PT atau Koperasi M2 0 s.d Rp. 50 milyar Minimal 2 orang bersertifikat keahlian SKA ahli madya Badan usaha harus berbentuk PT atau Koperasi Besar B1 0 s.d Rp. 250 milyar Minimal 2 orang bersertifikat keahlian SKA ahli madya Badan usaha harus berbentuk PT B2 0 s.d tidak terbatas Minimal 2 orang bersertifikat keahlian SKA ahli madya Permohonan baru hanya untuk badan usaha PT-PMA 23

2.10 Kuesioner

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEBERHASILAN PROYEK TERHADAPEFEKTIVITAS WAKTU, BIAYA, DAN MUTU DALAM ANALISIS KEBERHASILAN PROYEK TERHADAP EFEKTIVITAS WAKTU, BIAYA, DAN MUTU DALAM PENERAPAN TEKNIK LEAN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI.

1 4 12

PENDAHULUAN ANALISIS KEBERHASILAN PROYEK TERHADAP EFEKTIVITAS WAKTU, BIAYA, DAN MUTU DALAM PENERAPAN TEKNIK LEAN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 4 4

TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KEBERHASILAN PROYEK TERHADAP EFEKTIVITAS WAKTU, BIAYA, DAN MUTU DALAM PENERAPAN TEKNIK LEAN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI.

1 8 23

KESIMPULAN DAN SARAN ANALISIS KEBERHASILAN PROYEK TERHADAP EFEKTIVITAS WAKTU, BIAYA, DAN MUTU DALAM PENERAPAN TEKNIK LEAN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 4 42

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING.

0 2 13

Pengaruh Kompetensi Manajer Proyek Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi Gedung di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.

1 3 38

Analisis Strategi Penanganan Risiko Pembengkakan Biaya pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Pelaksanaan Proyek Konstruksi di Kabupaten Jembrana).

0 1 60

Analisis Dampak Risiko Pelaksanaan Konstruksi Gedung Terhadap Biaya, Mutu dan Waktu Proyek.

1 2 63

Judul Poster - Analisis Dampak Risiko Pelaksanaan Konstruksi Gedung Terhadap Biaya, Mutu dan Waktu Proyek.

0 0 1

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN SISTEM INFORMASI TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA

0 1 6