Analisis Dampak Risiko Pelaksanaan Konstruksi Gedung Terhadap Biaya, Mutu dan Waktu Proyek.

(1)

HALAMAN SAMPUL

Bidang Unggulan: Energi, Transportasi dan Lingkungan Kode/Nama Bidang Ilmu: 421/Teknik Sipil

LAPORAN AKHIR

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

ANALISIS DAMPAK RISIKO PELAKSANAAN KONSTRUKSI

GEDUNG TERHADAP BIAYA, MUTU DAN WAKTU PROYEK

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Ketua/Anggota Tim:

G.A.P CANDRA DHARMAYANTI, ST., MSc., Ph.D 0015077304

Ir. MAYUN NADIASA, MT. 0001085706

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA


(2)

i

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Dampak Risiko Pelaksanaan Konstruksi Gedung Terhadap Biaya, Mutu dan Waktu Proyek Peneliti/Pelaksana

Nama Lengkap : Gusti Ayu Putu Candra Dharmayanti, ST., MSc., Ph.D

NIDN : 0015077304

Jabatan Fungsional : Lektor

Program Studi : Teknik/Teknik Sipil

No HP 087861306341

Alamat Surel (e-mail) : chandra157@yahoo.com

Anggota (1): Dosen

Nama Lengkap : Ir. Mayun Nadiasa, MT.

NIDN : 0001085706

Perguruan Tinggi : Universitas Udayana

Anggota (2): : Mahasiswa

Nama Lengkap : I G.N Indra Cahya Hardiana, ST

NIDN : -

Perguruan Tinggi : Universitas Udayana

Anggota (3): Mahasiswa

Nama Lengkap : Aindri Pradnyandari

NIDN : -

Perguruan Tinggi : Universitas Udayana Institusi Mitra (jika ada) : -

Nama Institusi Mitra : -

Alamat : -

Penanggung Jawab :

Tahun Pelaksanaan : Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Biaya Tahun Berjalan : Rp. 25.000.000

Biaya Keseluruhan : Rp. 25.000.000

Bukit Jimbaran, 4 Nopember 2015

Mengetahui, Ketua Peneliti,

Ketua Jurusan Teknik Sipil

(I Ketut Sudarsana, ST, Ph.D) NIP. 19691016 199601 1 001)

(G.A.P Candra Dharmayanti, ST., MSc., Ph.D) NIP. 19730715 200112 2 001

Mengetahui Dekan Fakultas Teknik

Universitas Udayana

(Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT, Ph.D) NIP. 19640917 198903 1 002


(3)

ii

RINGKASAN

Peningkatan industri pariwisata di Bali juga telah meningkatkan jumlah pembangunan gedung hotel termasuk juga proyek pengembangan dan renovasi gedung pada hotel yang sedang beroperasi. Proyek semacam ini memiliki risiko dan tingkat kesulitan pengerjaan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan proyek hotel yang dimulai pada suatu lahan kosong. Sehingga, pengerjaan proyek gedung pada hotel yang sedang beroperasi memerlukan strategi tertentu yang dapat meminimalkan gangguan terhadap kegiatan operasional gedung yang harus tetap berjalan. Analisis risiko terhadap suatu proyek sangat berguna untuk mengantisipasi (mengurangi) terjadinya risiko yang dapat berdampak pada kualitas proyek. Penelitian tentang analisis risiko terkait dengan pelaksanaan proyek gedung telah banyak dilakukan, namun tinjauan risiko terhadap proyek renovasi atau pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi, serta bagaimana dampak risikonya terhadap biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek, masih jarang ditemukan. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak risiko proyek pengembangan dan renovasi gedung terhadap biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek.

Studi kasus dilakukan pada beberapa proyek renovasi dan pengembangan gedung pada hotel yang sedang beroperasi di kawasan Pariwisata Badung Selatan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei menggunakan kuesioner. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling yang meliputi kontraktor, konsultan dan pemilik proyek atau pihak operasional hotel yang sedang atau pernah menangani proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan risiko, serta untuk mengetahui jenis risiko yang secara dominan berdampak terhadap biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek.


(4)

iii

PRAKATA

Puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Laporan Akhir penelitian ini. Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis juga ingin menyampaikan terimakasih atas dukungan para responden yang telah berpartisipasi dalam survei, koordinator tim survei (Indra dan Aindri) yang telah bekerja dengan maksimal dan penuh kesabaran dalam mengumpulkan data selama survei. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada tim reviewer LPPM yang telah memberikan masukan untuk kesempurnaan laporan penelitian ini. Penelitian ini dibiayai dari DIPA PNBP UNUD melalui Hibah Unggulan Program Studi (HUPS) dengan surat perjanjian penugasan pelaksanaan penelitian nomor: 2011/UN14.1.31/PN.00.00.00/2015.

Akhir kata, semoga hasil dari penelitian ini dapat menambah referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dikembangkan kedepannya untuk lebih baik lagi.

Bukit Jimbaran, 4 Nopember 2015


(5)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... 1

HALAMAN PENGESAHAN ... i

RINGKASAN ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2

2.1. Manajemen Risiko pada Industri Konstruksi ... 2

2.2. Identifikasi Risiko pada Proyek Konstruksi ... 2

2.3. Analisis Risiko ... 6

2.4. Dampak Risiko terhadap Biaya, Mutu dan Waktu Pelaksanaan Proyek ... 7

2.5. Mitigasi Risiko (Risk Mitigation) dan Kepemilikan Risiko (Risk Ownership) ... 9

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 11

3.1. Tujuan Penelitian ... 11

3.2. Manfaat Penelitian ... 11

BAB IV METODE PENELITIAN ... 12

4.1. Rancangan Penelitian ... 12

4.2. Variabel Penelitian dan Penyusunan Kuesioner ... 13

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 14

4.4. Pengambilan data dan Penentuan Sampel ... 15

4.5. Analisis Data ... 16

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 17

5.2. Dampak Risiko Dominan terhadap biaya, mutu dan waktu Proyek Renovasi dan Pengembangan ... 19


(6)

v

5.3 Tindakan Mitigasi Terhadap Risiko Dominan ... 23

BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ... 26

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

7.1. KESIMPULAN ... 27

7.2. SARAN ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

LAMPIRAN ... 31

I. Instrumen ... 32

II. Personalia tenaga peneliti beserta kualifikasinya ... 39

III. Publikasi ... 44


(7)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Risiko-risiko yang berpeluang terjadi pada pada proyek konstruksi ………. 3 Tabel 2.2 Tabel Analisis Penerimaan Risiko ……….... 6 Tabel 2.3 Risiko pada proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang


(8)

vii

DAFTAR GAMBAR


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

Perkembangan infrastruktur dalam bidang pariwisata di Bali, khususnya di Kabupaten Badung berkembang cukup pesat. Hal ini terlihat dari makin banyaknya jumlah proyek pembangunan hotel, apartemen, condotel, serta proyek pengembangan maupun renovasi dari hotel yang sudah beroperasi untuk meningkatkan daya saingnya. Secara teknis, pengerjaan proyek baru tidak serumit pelaksanaan pekerjaan renovasi dan pengembangan hotel yang sudah beroperasi. Hal ini dikarenakan selama pelaksanaan konstruksi proyek renovasi dan pengembangan hotel kontraktor harus juga menjaga agar selama pelaksanaan konstruksi tidak mengganggu jalannya operasional hotel yang sudah berjalan.

Sedangkan kenyataannya, selama pelaksanaan konstruksi, hal-hal seperti pencemaran lingkungan antara lain kebisingan, debu, gangguan kenyamanan, dan sampah konstruksi sangat mungkin terjadi. Disamping itu, dari kebanyakan proyek yang ada khususnya di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, lokasi proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sudah beroperasi berada di lokasi yang padat (lebar jalan yang tidak cukup leluasa bagi kendaraan proyek, padatnya aktivitas bisnis pertokoan dan pariwisata yang berdampak pada kemacetan lalu lintas), sehingga jika mobilitas material dan peralatan konstruksi terganggu akan dapat berisiko terhadap keterlambatan waktu penyelesaian proyek serta pembengkakan biaya (Luu et al., 2009).

Penanganan risiko yang tidak optimal juga dapat berdampak pada buruk terhadap kinerja kontraktor (Carr dan Tah, 2001). Strategi yang tepat diperlukan untuk meminimalkan risiko yang terjadi selama masa konstruksi sehingga kegiatan operasional hotel dapat tetap berjalan. Identifikasi, analisis dan pengelolaan risiko pada pada proyek konstruksi gedung telah banyak dilakukan, tetapi analisis terhadap sejauh mana risiko-risiko tersebut berdampak terhadap kualitas proyek, khususnya yang dikaitkan dengan kesesuaian biaya, mutu dan waktu dengan yang sudah direncanakan, belum banyak dilakukan. Sehingga, analisis yang lebih jauh untuk mengetahui dampak dari risiko terhadap biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek diperlukan untuk menyusun strategi pengelolaan risiko yang lebih akurat bagi kontraktor dan pihak-pihak terkait lainnya (seperti owner / pihak operasional hotel, konsultan dan supplier material) yang telibat dalam proyek sejenis ini.


(10)

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Risiko pada Industri Konstruksi

Konsep risiko dapat diterapkan pada hampir pada semua kegiatan pengambilan keputusan (Flanagan dan Norman, 1993). Risiko merupakan hasil atau konsekuensi yang terjadi akibat adanya ketidak-pastian atau uncertainty (Smith et al., 2006). Manajemen risiko merupakan serangkaian metode dan aktivitas yang didesain untuk untuk meminimalkan gangguan yang mungkin muncul selama proses konstruksi (Skorupka, 2003). Tahapan dalam manajemen risiko meliputi identifikasi, klasifikasi, analisis dan respon terhadap yang mungkin muncul pada proses konstruksi, serta perumusan strategi untuk mengatasi dampak negatifnya (Godfrey, 1996; Flanagan dan Norman, 1993).

Skorupka (2003) menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan konstruksi, mulai dari tahap awal sampai akhir akan selalu berhubungan dengan risiko yang dapat berdampak pada ke tiga tujuan utama proyek yaitu biaya, mutu dan waktu (Smith et al., 2006). Penanganan risiko yang kurang memuaskan dapat berdampak buruk pada kinerja proyek (Carr dan Tah, 2001). Delay merupakan salah satu dampak dari risiko yang paling dipertimbangkan dalam proyek konstruksi karena dapat menyebabkan kerugian finansial (Luu et al., 2009). Penundaan/ delay sangat mungkin terjadi pada pekerjaan Pelaksanaan proyek renovasi dan pengembangan proyek di hotel yang sedang beroperasi karena pekerjaan konstruksi akan lebih sulit dilaksanakan bila hotel dalam keadaang sedang beroperasi. Sehingga, manajer proyek atau pihak-pihak terkait seperti kontraktor, pemilik proyek dan konsultan harus memiliki rencana tindakan pengelolaan untuk meminimalkan risiko (Smith et al., 2006).

2.2. Identifikasi Risiko pada Proyek Konstruksi

Identifikasi risiko merupakan langkah awal pada manajemen risiko yang dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, antara lain dengan mengidentifikasi berdasarkan sumber dan dampaknya (Flanagan dan Norman, 1993; Godfrey, 1996; Al-Bahar dan Crandall, 1990; Chileshe et al., 2012; Sharma, 2013), atau berdasarkan tahapan pada pelaksanaan proyek konstruksi (Skorupka, 2003; Sandyavitri, 2009). Tabel 2. 1 berikut merupakan rangkuman penelitian terdahulu tentang risiko-risiko yang pada umumnya terjadi pada industri konstruksi berdasarkan sumber dan tahapan pada proyek konstruksi.


(11)

3 Tabel 2. 1 Risiko-risiko yang berpeluang terjadi pada pada proyek konstruksi

No Nama Risiko berdasarkan Sumbernya Flanagan

dan Norman

(1993)

Skorupka (2003)

Sandyavitri (2009)

Chapman (2001)

Al-Bahar dan Crandall

(1990)

Chileshe et al. (2012)

Sharma (2013)

Luu et al. (2009)

I Risiko Finansial (pembiayaan) *

1 Kegagalan finansial/ pembiayaan dari klien * *

2 Keterlambatan pembayaran * *

3 Adanya klaim/tuntutan dari kontraktor akibat kerugian dan

kelebihan biaya yang disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian detail perencanaan oleh tim perencana.

*

4 Kegagalan dalam menjaga agar biaya, waktu dan lingkup

tetap sesuai dengan perencanaan

* * *

5 Estimasi yang berlebihan terhadap delivery cost (Over

estimation of delivery cost)

*

6 Pemasaran dan lobby yang biaya tinggi *

7 Sumber daya finansial yang dimiliki oleh sub-kontraktor *

II Risiko Ekonomi

8 Pasar finansial yang tidak menguntungkan (Bad Market) * * *

9 Inflasi keuangan * * * * *

10 fluktuasi nilai tukar mata uang *

11 Fluktuasi harga *

12 Kompetisi/ persaingan harga *

III Risiko Sumber Daya (manusia dan peralatan)

13 Pengelolaan dan kontrol sumber daya yang salah *

14 Kenaikan biaya tenaga kerja yang tidak terprediksi * *

15 Kenaikan harga material yang tidak terprediksi * *

16 Ketersediaan, mobilitas dan produktivitas peralatan

(kegagalan peralatan)

* * * *

17 Ketersediaan, mobilitas, produktivitas, dan kualitas tenaga

kerja (termasuk mogok kerja/sakit)

* * * * *

18 Ketersediaan, mobilitas, dan kualitas material yang rendah * * * *

IV Risiko Teknis pada Proyek

Desain

19 Perubahan desain dan spesifikasi akibat tidak lengkapnya

desain awal, skup, spesifikasi, kesalahan desain maupun perbedaan kondisi di lapangan

* * * *

20 Perubahan desain dan spesifikasi / perluasan skup

pekerjaan atas permintaan/ keinginan klien

*


(12)

4

No Nama Risiko berdasarkan Sumbernya Flanagan

dan Norman (1993) Skorupka (2003) Sandyavitri (2009) Chapman (2001) Al-Bahar dan Crandall (1990)

Chileshe et al. (2012)

Sharma (2013)

Luu et al. (2009)

22 Kegagalan untuk menyelesaikan pekerjaan desain dan

konstruksi sesuai waktu yang direncanakan

*

23 Menurunnya tingkat estetika desain (Pengetahuan investor

diperlukan terkait desin yang direncanakan)

*

24 Kurangnya prioritasi terhadap proyek (lack of project

prioritization) dan Jadwal kerja yang tidak tepat.

* * Ko n str u k si & Op er aso n

al 25 26 Kesalahan pemilihan teknologi Kompetensi dari konsultan dan kontraktor * *

27 kegagalan pekerjaan/ kerusakan pada struktur bangunan

akibat kinerja pekerja yang buruk

* * *

28 Rendahnya kualitas dan control kinerja *

29 Kegagalan struktur bangunan akibat kesulitan/kesalahan

pengidentifikasian struktur tanah

* * *

C PROJECT HAND-OVER (penyerahan proyek)

30 Kegagalan dalam menyelesaikan proyek sesuai dengan

waktu yang direncanakan (delay)

* *

V Risiko hubungan dan koordinasi

31 Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk,

rendahnya komitmen dari pihak-pihak terkait (tim proyek dan klien) terhadap strategi pencapaian target dari proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan dan desain.

* * *

32 Transportasi dan fasilitas komunikasi yang tidak memadai *

33 Menurunnya kepercayaan konsumen (akibat terganggu

selama tinggal di hotel selama masa konstruksi)

*

34 Evaluasi diri yang tidak tepat (Incorrect self-assessment) *

VI Risiko Lingkungan *

35 Keterlambatan akibat cuaca buruk / tidak menentu/ sulit

diprediksi

* * * * *

36 Keterlambatan proyek karena kondisi tanah buruk yang

tidak terprediksi

* * *

37 Perbedaan Kondisi lapangan * * *

38 Terjadinya pencemaran lingkungan (polusi udara, suara,

tanah)

* *


(13)

5

No Nama Risiko berdasarkan Sumbernya Flanagan

dan Norman

(1993)

Skorupka (2003)

Sandyavitri (2009)

Chapman (2001)

Al-Bahar dan Crandall

(1990)

Chileshe et al. (2012)

Sharma (2013)

Luu et al. (2009) VII Risiko Keamanan

40 Kecelakaan kerja selama proses konstruksi yang

menyebabkan luka fisik

* * *

41 Pencurian bahan/material di lapangan * *

42 Pengerusakan/ sabotase/ Kerusuhan dan gangguan

masyarakat

* *

VIII Risiko legalitas, regulasi pemerintah, Politik *

43 Kesalahan pada kontrak / kontrak tidak lengkap *

44 Regulasi/ regulasi local * *

45 Regulasi lingkungan dan kontrak yang memaksa

(enforceability contract)

*

46 Pembatalan tender *

47 Keterlambatan akibat birokrasi *

48 Korupsi *

49 Perubahan regulasi/ pemerintahan/ perubahan hukum/

perubahan persyaratan untuk perijinan dan persetujuan

* *

50 Kegagalan untuk memenuhi standar teknik yang

disyaratkan untuk kualitas, fungsi, kesesuaian dengan tujuan, keamanan (safety) dan kelestarian lingkungan (environment preservation).

*


(14)

6

2.3. Analisis Risiko

Analisis risiko dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif, analisis risiko difokuskan pada identifikasi dan penilaian risiko. Sedangkan secara kuantitatif, analisis terfokus pada evaluasi probabilitas terhadap terjadinya risiko, sehingga sumber risiko harus diidentifikasi dan dampak dari risiko (impact) harus dinilai.

Godfrey (1996) menyatakan bahwa penilaian terhadap risiko-risiko yang telah teridentifikasi dapat ditentukan dari hasil perkalian antara frekuensi kemungkinan (likelihood) terjadinya risiko dan besarnya konsekuensi (consequences) dari risiko yang ditimbulkan. Kemungkinan (likelihood) adalah peluang terjadinya kejadian yang merugikan yang dinyatakan dalam jumlah/ frekuensi kejadian yang dapat dinyatakan dalam suatu periode waktu (misalnya: tahun). Sedangkan consequences merupakan besaran kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya suatu kejadian yang merugikan yang dinyatakan yang dapat dinyatakan dalam nilai uang. Hasil dari penilaian risiko ini disebut sebagai Risk Index (RI) yang menunjukkan tingkat penerimaan terhadap risiko (Risk Acceptability), yang dikategorikan atas Unacceptability, Undesirable, Negligible dan Acceptable, seperti yang ditampilkan pada tabel berikut

Tabel 2.2 Tabel Analisis Penerimaan Risiko

ASSESSMENT OF RISK ACCEPTABILITY CONSEQUENCE LIKELIHOOD Catastropic (5) Critical (4) Serious (3) Marginal (2) Negligible (1)

Frequent (5) Unacceptable

25 Unacceptable 20 Unacceptable 15 Undesirable 10 Acceptable 5

Probable (4) Unacceptable

20 Unacceptable 16 Undesirable 12 Undesirable 8 Acceptable 4

Occasional (3) Unacceptable

15 Undesirable 12 Undesirable 9 Acceptable 6 Acceptable 3

Remote (2) Undesirable

10 Undesirable 8 Acceptable 6 Acceptable 4 Neglegible 2

Improbable (1) Acceptable

5 Acceptable 4 Acceptable 3 Neglegible 2 Neglegible 1

Key: Description Guidance

Unacceptable 15 ≤ x ≤ 25 (Intolerable, must be eliminated or transferred) Undesirable

8 ≤ x < 15 (To be avoided if reasonably practicable, detailed

investigation and cost benefit justification required, top level approval needed, monitoring essential)

Acceptable 3 ≤ x < 8 (Risk can be accepted or managed)

Neglegible 1 ≤ x < 3 (There is no further consideration required) Sumber: Godfrey (1996)

Selanjutnya, penanganan risiko dapat dilakukan dengan memfokuskan perencanaan tindakan mitigas


(15)

7 i pada risiko-risiko dominan (major risks) yaitu risiko yang termasuk dalam kategori undesirable dan unacceptable.

2.4. Dampak Risiko terhadap Biaya, Mutu dan Waktu Pelaksanaan Proyek

Identifikasi faktor risiko pada konteks studi ini, dilakukan berdasarkan faktor risiko yang teridentifikasi pada studi pustaka, seperti yang terangkum dalam Tabel 2. 1, kemudian dilakukan pemilihan risiko yang disesuaikan keterkaitannya dengan proyek renovasi dan pengembangan hotel, yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 2.3 berikut ini. Pada Tabel 2.3 ini, identifikasi risiko terkait dengan kegiatan proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi diklasifikasikan menjadi 6 (enam) kelompok sumber risiko, yang meliputi 39 risiko.

Tabel 2.3 Risiko pada proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi

No Sumber Risiko dan Faktor Risiko

I Risiko Finansial (pembiayaan) dan Ekonomi

1 Terjadinya penambahan biaya, waktu dan lingkup pekerjaan yang tidak sesuai dengan perencanaan

2 Terjadinya klaim/tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat penambahan biaya yang disebabkan keterlambatan penyelesaian desain, atau perubahan desain di lapangan. 3 Pasar finansial yang tidak menguntungkan (Bad Market) yang mempengaruhi

menurunnya pendapatan hotel dan berdampak pada kegagalan pihak owner dalam pembiayaan proyek.

4 Inflasi dan fluktuasi harga material dan tenaga yang menyebabkan pembengkakan biaya dari rencana awal.

5 Kompetisi/persaingan harga – menurunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak selama masa konstruksi/renovasi yang berakibat pada penurunan pendapatan pemilik proyek.

II Risiko Sumber Daya (manusia dan peralatan)

6 Kegagalan dalam pengelolaan dan pengendalian sumber daya manusia, material dan peralatan yang mengakibatkan keterlambatan proyek.

7 Kenaikan biaya tenaga kerja, harga material dan harga/sewa peralatan yang tidak terprediksi yang mengakibatkan pembengkakan biaya proyek

8 Terganggunya ketersediaan, mobilitas dan produktivitas peralatan (kegagalan peralatan). 9 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, produktivitas, dan kualitas tenaga kerja (termasuk

mogok kerja/sakit)

10 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, dan kualitas material yang rendah

III Risiko Teknis pada Proyek A Perencanaan dan Desain

11 Perubahan desain dan spesifikasi akibat tidak lengkapnya desain awal, skup, spesifikasi, kesalahan desain maupun perbedaan kondisi di lapangan

12 Perubahan desain dan spesifikasi / perluasan skup pekerjaan atas permintaan/ keinginan klien

13 Kesalahan memilih tim design

14 Kegagalan untuk menyelesaikan pekerjaan desain dan konstruksi sesuai waktu yang direncanakan.

15 Kurang tepatnya penentuan prioritas terhadap proyek dan jadwal kerja yang tidak tepat. B Konstruksi dan Operasional


(16)

8

No Sumber Risiko dan Faktor Risiko

17 Kurangnya kompetensi dari konsultan dan kontraktor

18 Rendahnya kualitas pekerjaan yang dihasilkan akibat lemahnya kontrol kinerja terhadap pekerjaan di lapangan

19 Kegagalan struktur bangunan akibat kesulitan/kesalahan pengidentifikasian struktur tanah.

20 Terjadinya pencurian terhadap material dan peralatan di lapangan. 21 Kecelakaan kerja selama proses konstruksi yang menyebabkan luka fisik

22 Kesulitan mobilitas dan terbatasnya lahan parkir untuk pemindahan material bongkaran dan mobilisasi material ke dalam lokasi proyek (loading area), karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel dan kendaraan tamu hotel.

23 Pengaturan jadwal kerja proyek yang tidak maksimal akibat berbenturan dengan jam operasional hotel.

C Project hand-over

24 Kegagalan dalam menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang direncanakan (delay) IV Risiko hubungan dan koordinasi, serta Risiko terkait operasional hotel selama masa konstruksi 25 Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya komitmen dari

pihak-pihak terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan.

26 Terjadinya konflik di lapangan antara tim proyek, operasional hotel dan klien akibat kurang koordinasi maupun akibat dilanggarnya hal-hal yang telah disepakati di lapangan, misalnya: tidak melakukan penjualan terhadap kamar yang berada pada daerah yang terdampak oleh pekerjaan konstruksi.

27 Terganggunya operasional hotel, menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi.

28 Menurunnya kepercayaan konsumen (akibat terganggu selama tinggal di hotel selama masa konstruksi)

29 Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan ketidaknyamanan selama masa konstruksi

30 Adanya tuntunan pemberian biaya kompensasi akibat ketidakpuasan tamu selama masa konstruksi.

31 Adanya komplain dan tuntutan kompensasi dari hotel terdekat yang terganggu akibat proses konstruksi.

32 Penurunan pendapatan hotel selama proses konstruksi V Risiko Lingkungan

33 Keterlambatan akibat cuaca buruk / tidak menentu/ sulit diprediksi

34 Keterlambatan proyek karena kondisi tanah buruk yang tidak terprediksi/ terjadi Perbedaan Kondisi di lapangan

35 Terjadinya pencemaran lingkungan (polusi udara, suara, tanah) 36 Force majeur (banjir, gempa, tanah longsor, dll)

VI Risiko legalitas, regulasi pemerintah, Politik

37 Kesalahan pada kontrak / kontrak tidak lengkap

38 Terjadinya perubahan regulasi/ perubahan pemerintahan/ perubahan hukum/ perubahan persyaratan untuk perijinan dan persetujuan, serta lamanya waktu pengurusan perijinan yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek

39 Kegagalan untuk memenuhi standar teknik yang disyaratkan untuk kualitas, fungsi, kesesuaian dengan tujuan, keamanan (safety) dan kelestarian lingkungan (environment preservation).

Sumber risiko yang ditambahkan pada penelitian ini adalah “Risiko terkait operasional hotel selama masa konstruksi” yang digabungkan dengan sumber risiko “hubungan dan koordinasi” yang merupakan temuan penelitian sebelumnya (Dharmika, 2014). Penggabungan tersebut dikarenakan sumber risiko “Risiko terkait operasional hotel selama


(17)

9 masa konstruksi” lebih banyak menghasilkan faktor risiko yang berkenaan dengan “hubungan dan koordinasi” antara pihak-pihak terkait selama masa konstruksi.

Risiko-risiko yang teridentifikasi dari tujuh sumber risiko diatas berpeluang dan berdampak pada biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek. Risiko yang bersumber dari finansial dan ekonomi yang meliputi ketidaksesuaian biaya, waktu dan lingkup pekerjaan terhadap rencana, klaim terhadap penambahan biaya, kondisi pasar finansial yang tidak menguntungkan, dan inflasi harga material dan tenaga dapat berdampak pada pembengkakan biaya proyek konstruksi (Flanagan dan Norman, 1993; Skorupka, 2003; Al-Bahar dan Crandall, 1990; Chileshe et al., 2012). Sedangkan persaingan harga kamar dapat berdampak pada pendapatan dari pemilik proyek (pihak operasional hotel) sehingga dapat berdampak pada kemampuan pemilik proyek dalam melakukan pembayaran proyek, atau dapat menyebabkan keterlambatan pembayaran maupun kegagalan dalam pembayaran (Dharmika, 2014).

Risiko yang bersumber dari sumber daya baik berupa ketidak-tepatan dalam penyediaan dan pengelolaan material, peralatan maupun tenaga kerja dapat berdampak terhadap mutu dan waktu penyelesaian proyek serta berpeluang terhadap terjadinya penambahan biaya (Luu et al., 2009). Risiko yang bersumber dari aspek teknis proyek, baik selama masa perencanaan dan konstruksi, serta risiko yang bersumber dari lingkungan dan legalitas juga dapat berdampak pada pencapaian mutu, biaya dan waktu penyelesaian proyek (Chileshe et al., 2012; Skorupka, 2003). Akan tetapi, risiko manakah yang paling dominan berpengaruh / berdampak terhadap biaya, mutu dan waktu proyek, perlu diketahui lebih jauh sehingga identifikasi penanganan risiko menjadi lebih akurat.

2.5. Mitigasi Risiko (Risk Mitigation) dan Kepemilikan Risiko (Risk Ownership)

Perumusan tindakan mitigasi dilakukan dengan proses brainstorming dengan pihak-pihak yang berpotensi terkena dampak dari risiko atau memiliki kendali terhadap risiko. Berdasarkan hasil klasifikasi tingkat penerimaan risiko (risk acceptability) ini kemudian diadakan evaluasi terhadap penilaian kepemilikan risiko terutama terhadap risiko dengan kategori risiko tidak dapat diterima (unacceptable) dan tidak diharapkan (undesirable). Sedangkan risiko yang acceptable (dapat diterima) dan negligble (dapat diabaikan) secara teoritis tidak memerlukan tindakan mitigasi

Kepemilikan risiko (risk ownership) merupakan kepemilikan tanggung jawab risiko dari pihak-pihak yang terlibat. Prinsip-prinsip pengalokasian risiko menurut Flanagan dan Norman (1993) adalah sebagai berikut:


(18)

10 1. Pihak mana yang mempunyai kontrol terbaik terhadap kejadian yang menimbulkan

risiko.

2. Pihak mana yang dapat menangani risiko apabila risiko itu muncul. 3. Pihak mana yang mengambil tanggung jawab jika risiko tidak terkontrol.


(19)

11

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi risiko-risiko dominan yang berdampak terhadap biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek pada pelaksanaan proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi.

2. Merumuskan tindakan mitigasi untuk risiko dominan yang teridentifikasi.

3.2. Manfaat Penelitian

Bagi praktisi, hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi kontraktor dan pihak-pihak yang terkait (seperti konsultan, pemilik proyek, pihak operasional hotel dan supplier) dalam menentukan strategi penanganan risiko dengan lebih akurat, khususnya terhadap risiko yang secara dominan berdampak terhadap kualitas proyek (yaitu kesesuaian terhadap biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek). Sedangkan bagi ilmu pengetahuan, hasil penelitian dapat memperkaya kajian studi tentang manajemen risiko di bidang konstruksi, khususnya pelaksanaan proyek gedung yang memiliki kompleksitas yang sama dengan konteks studi ini.


(20)

12

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Gambar 4. 1 berikut ini menampilkan diagram alir penelitian yang secara rinci diuraikan sebagai berikut.

Gambar 4. 1 Kerangka Penelitian

Tujuan penelitian: Menganalisis dampak risiko pelaksanaan proyek gedung terhadap

biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek

Latar belakang:

Bagaimana dampak risiko pelaksanaan proyek gedung terhadap biaya, mutu

dan waktu penyelesaian proyek

Penentuan variabel penelitian dan Penyusunan Kuesioner

Pemilihan Responden (purposive sampling) dan uji kuesioner (survei pendahuluan)

Survei Utama Brainstorming untuk memvalidasi

risiko yang teridentifikasi dari studi pustaka melalui wawancara

Studi Pustaka

Analisis Data:

1. Identifikasi Risiko: menghitung frekuensi dan konsekuensi dari risiko

2. Klasifikasi Risiko: mengklasifikasikan risiko berdasarkan tingkat penerimaan risiko 3. Menganalisis dampak risiko terhadap biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek 4. Mitigasi Risiko: memformulasikan tindakan terhadap risiko yang masuk ke dalam

kategori major risk (risiko dominan) serta mengidentifikasi kepemilikan risiko

Hasil:

Dampak risiko proyek terhadap biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek

Simpulan dan Saran Tabulasi data ata treatment


(21)

13 Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian ini bahwa pelaksanaan proyek konstruksi gedung pengembangan hotel maupun renovasi hotel yang dilakukan tanpa menghentikan operasional hotel selama masa kontruksi, sehingga memiliki tantangan dan risiko yang yang lebih tinggi dibandingkan dengan proyek pembangunan gedung baru pada umumnya. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta menganalisis dampak dari risiko terkait dengan pelaksanaan proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi terhadap biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek, sehingga nantinya dapat dirumuskan tindakan-tindakan untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul.

4.2. Variabel Penelitian dan Penyusunan Kuesioner

Berdasarkan kajian pustaka dapat diidentifikasi 39 risiko (dapat dilihat pada Tabel 2.3) yang diklasifikasikan dalam enam kelompok. Risiko tersebut kemudian dikaitkan relevansinya dengan konteks studi ini yang kemudian digunakan sebagai variabel penelitian atau pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Pertanyaan dalam kuesioner menggunakan format skala Likert, yaitu penilaian secara independen yang umumnya dipakai dalam survei, yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat opini responden terhadap suatu pertanyaan atau topik (Jamieson, 2008; Barnette, 2010). Format skala Likert yang dipakai berkisar dari 1 – 5.

Untuk menilai frekuensi atau peluang terjadinya risiko, digunakan skala sebagai berikut: 1 = sangat jarang; 2 = jarang; 3 = kadang-kadang; 4 = sering; 5 = sangat sering. Kriteria penilaian frekuensi risiko merujuk pada skala penilaian dari Godfrey (1996) dengan detil kriteria untuk sebagai berikut:

Sangat sering = ≥ 80% Sering = 60 ≤ - < 80% Kadang-kadang = 40 ≤ - < 60% Jarang = 20 ≤ - < 40% Sangat jarang = < 20%

Sedangkan untuk mengetahui besarnya dampak dari risiko terhadap biaya, mutu dan waktu, digunakan skala 1-5 dengan penilaian sebagai berikut: 1= sangat kecil, 2=kecil, 3= sedang, 4 = besar, 5= sangat besar. Detil penilaian terhadap konsekuensi (dampak risiko terhadap biaya, mutu dan waktu) dapat dilihat pada tabel berikut:


(22)

14 Tabel 3. 1 Skala penilaian terhadap konsekuensi / dampak risiko

SKALA BIAYA WAKTU MUTU

Menyebabkan

penyimpangan biaya proyek sebesar:

Menyebabkan

keterlambatan dari schedule rencana sebesar:

Pengurangan mutu / kualitas:

1 Sangat Kecil

Tidak berdampak pada biaya

Tidak menyebabkan keterlambatan

Pengurangan kualitas tidak terjadi/hampir

tidak terlihat

2 Kecil < 1 % < 5 % Terjadi sedikit

pengurangan kualitas 3 Sedang 1 ≤ - < 5 % 5 ≤ - < 7 % Terjadi pengurangan

kualitas dan perlu persetujuan klien 4 Besar 5 ≤ - < 10 % 7 ≤ - < 10 % Pengurangan kualitas

tidak dapat diterima oleh klien. 5 Sangat

Besar

≥ 10 % ≥ 10 % Proyek akhir tidak

dapat digunakan, perlu pengulangan

pekerjaan

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melakukan survei utama, kuesioner (instrumen penelitian) diuji dengan melakukan survei pendahuluan untuk menguji apakah setiap butir pertanyaan dalam kuesioner dapat dipahami secara konsisten oleh responden (reliabel). Pengujian ini melibatkan 5-10 orang responden yang merupakan bagian dari total sampel dalam penelitian ini. Jika ada butir pertanyaan yang menimbulkan ketidakkonsistensian dalam pemahamaman bagi responden tersebut, maka dilakukan revisi terhadap butir pertanyaan tersebut. Kuesioner ini dikembangkan berdasarkan kajian teori (studi pustaka) yang mendalam sehingga telah memenuhi syarat validitas khususnya memenuhi construct validity (Carmines dan Woods, 2004). Uji statistik terhadap reliabilitas dan validitas instrument (kuesioner) menggunakan bantuan SPSS versi 19 dilakukan setelah semua data terkumpul melalui survei utama. Uji reliabilitas dilakukan berdasarkan nilai Cronbach’s alpha yang disyaratkan agar lebih besar atau sama dengan 0.7 (Nunnally, 1978; Multon dan Coleman, 2010). Sedangkan uji validitas didasarkan pada nilai “r hitung” (nilai r yang dihasilkan) yang harus lebih besar dari nilai “r tabel”. Tahapan ini bertujuan untuk memenuhi uji validitas dan reliabilitas dari instrument penelitian (kuesioner).


(23)

15

4.4. Pengambilan data dan Penentuan Sampel

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan melalui survei menggunakan kuesioner. Sebelum memulai survei, sejumlah sampel yang mewakili populasi harus diambil (Henry, 2009). Secara fundamental, terdapat dua pendekatan dalam pemilihan sampel, yaitu berdasarkan probability dan non-probability sampling methods (Brown, 2010; Dorofeev dan Grant, 2006). Menurut Affleck (2010), probability sampling adalah suatu pendekatan untuk memilih elemen dari suatu populasi yang sudah diketahui pasti (a fixed population), secara acak (random). Sehingga setiap elemen memiliki peluang dalam seleksi. Jenis-jenis pendekatan probability sampling method meliputi: simple random sampling, systematic sampling, stratified random sampling, proportionate sampling, cluster sampling, multistage sampling and double sampling (Brown, 2010). Sedangkan non-probability sampling merujuk pada setiap metode pengambilan sampel yang tidak masuk dalam kriteria sebagai probability sampling (Forster, 2001), yaitu pada kondisi dimana populasi tidak dapat diketahui dengan pasti (Battaglia, 2011); dan pemilihan sampel tidak berdasarkan pada suatu ketentuan probabilitas, tetapi lebih pertimbangan lain seperti tujuan dari penelitian, ketersediaan subyek penelitian, penilaian secara subyektif, maupun serangkaian pertimbangan kriteria non-statistic

lainnya (Guo dan Hussey, 2004). Non-probability sampling umumnya diklasifikasikan dalam tiga kategori, purposive sampling, convenience sampling and quota sampling (Dorofeev dan Grant, 2006).

Penentuan sampel dipengaruhi oleh tujuan utama dari survei dan kriteria yang disyaratkan (Dorofeev dan Grant, 2006; Fink, 2003). Dalam penelitian ini, survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang terkait dengan kegiatan proyek renovasi dan pengembangan gedung pada hotel yang sedang beroperasi. Sehingga penelitian ini bersifat kontekstual terkait dengan responden yang khususnya memahami atau memiliki pengalaman (expert) terkait dengan risiko pada jenis proyek tersebut. Oleh karena itu, jumlah populasi dari responden dengan kriteria tersebut tidak dapat ditentukan dengan pasti. Sehingga, purposive sampling method adalah pendekatan yang paling memungkinkan dipakai dalam pengambilan sampel pada survei penelitian ini. Responden dalam penelitian ini meliputi kontraktor, konsultan dan pemilik proyek (pihak operasional hotel) yang pernah menangani proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi, yang berlokasi di kawasan pariwisata di Kabupaten Badung Selatan, meliputi daerah: Seminyak, Legian, Kuta dan Nusa Dua.


(24)

16

4.5. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil survei selanjutnya ditabulasi. Analisis risiko dilakukan secara deskriptif kualitatif, yang meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi risiko dengan cara menentukan frekuensi (nilai modus) dari probabilitas terjadinya risiko (likelihood) dan dampak dari risiko (consequences). 2. Menghitung tingkat penerimaan risiko (Risk Acceptability) berdasarkan nilai

indeks risiko dengan menggunakan persamaan 2.1, yaitu Risk Index (RI) = P x I. Selanjutnya, mengklasifikasikan risiko berdasarkan tingkat penerimaan risiko (Risk Acceptability).

3. Menganalisis dampak (pengaruh) dari tiap kelompok risiko yang dominan terhadap biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek.

4. Merumuskan tindakan mitigasi untuk risiko yang tergolong dalam risiko dominan (major risks) dan mengidentifikasi kepemilikan risiko (risk ownership). Perumusan tindakan dilakukan melalui wawancara (brainstorming) dengan responden dari pihak yang teridentifikasi sebagai pemilik risiko.


(25)

17

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dari 100 set kuesioner yang disebarkan, jumlah kuesioner yang kembali dan terisi dengan lengkap adalah 90 set. Selanjutnya dilakukan tabulasi data dan uji validitas serta reliabilitas. Hasil uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan SPPS versi 19 dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran IV, atau ringkasannya dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini. Cronbach’s alpha yang dihasilkan untuk “frekuensi risiko” adalah 0,921 dan untuk “konsekuensi risiko” adalah 0,948, yang menunjukkan instrument penelitian ini reliabel karena nilai Cronbach’s alpha lebih besar daripada 0.7 (Nunnally, 1978).

Pada hasil uji reliabilitas dengan SPSS v 19 tersebut juga diperoleh nilai r hitung. Nilai r hitung harus lebih besar daripada 0,2483 untuk jumlah sampel sebanyak 43, dengan tingkat signifikansi untuk uji dua arah 0,10 (Junaidi, 2010). Tabulasi r hitung untuk tiap variabel pada kolom frekuensi dan konsekuensi risiko juga dapat dilihat pada Tabel 5.1. Pada kolom frekuensi masih terdapat dua buah variabel (no 42 dan 43) yang memiliki nilai r hitung < 0,2483, sehingga variabel tersebut dinyatakan tidak valid. Namun dengan mempertimbangkan bahwa nilai r tabel tergantung terhadap jumlah sampel, yaitu, makin banyak sampel, maka syarat r tabel akan makin rendah, serta mempertimbangakan nilai alpha yang cukup besar maka variable no. 42 dan 43 tidak dihilangkan.

Tabel 5.1. Hasil Uji Statistik Reliabilitas dan Validitas

Frekuensi (alpha = 0,927) Konsekuensi (alpha = 0,948) No. Var alpha r hitung Keterangan Alpha r hitung Keterangan

1 0,926 0,497 Reliabel & valid 0,948 0,484 Reliabel & valid 2 0,926 0,436 Reliabel & valid 0,948 0,402 Reliabel & valid 3 0,925 0,515 Reliabel & valid 0,946 0,647 Reliabel & valid 4 0,926 0,391 Reliabel & valid 0,948 0,484 Reliabel & valid 5 0,926 0,408 Reliabel & valid 0,948 0,491 Reliabel & valid 6 0,927 0,356 Reliabel & valid 0,946 0,643 Reliabel & valid 7 0,925 0,552 Reliabel & valid 0,946 0,678 Reliabel & valid 8 0,925 0,543 Reliabel & valid 0,947 0,572 Reliabel & valid 9 0,925 0,530 Reliabel & valid 0,946 0,691 Reliabel & valid 10 0,924 0,638 Reliabel & valid 0,947 0,610 Reliabel & valid


(26)

18

Frekuensi (alpha = 0,927) Konsekuensi (alpha = 0,948) No. Var alpha r hitung Keterangan Alpha r hitung Keterangan

11 0,926 0,446 Reliabel & valid 0,948 0,448 Reliabel & valid 12 0,926 0,420 Reliabel & valid 0,947 0,500 Reliabel & valid 13 0,929 0,047 Reliabel & valid 0,948 0,451 Reliabel & valid 14 0,926 0,505 Reliabel & valid 0,948 0,438 Reliabel & valid 15 0,927 0,316 Reliabel & valid 0,947 0,649 Reliabel & valid 16 0,925 0,506 Reliabel & valid 0,946 0,746 Reliabel & valid 17 0,924 0,695 Reliabel & valid 0,946 0,708 Reliabel & valid 18 0,927 0,330 Reliabel & valid 0,947 0,532 Reliabel & valid 19 0,925 0,547 Reliabel & valid 0,946 0,680 Reliabel & valid 20 0,928 0,265 Reliabel & valid 0,948 0,465 Reliabel & valid 21 0,925 0,616 Reliabel & valid 0,947 0,492 Reliabel & valid 22 0,925 0,526 Reliabel & valid 0,947 0,551 Reliabel & valid 23 0,927 0,349 Reliabel & valid 0,948 0,427 Reliabel & valid 24 0,924 0,620 Reliabel & valid 0,946 0,639 Reliabel & valid 25 0,925 0,533 Reliabel & valid 0,946 0,685 Reliabel & valid 26 0,925 0,550 Reliabel & valid 0,947 0,537 Reliabel & valid 27 0,925 0,554 Reliabel & valid 0,946 0,661 Reliabel & valid 28 0,925 0,515 Reliabel & valid 0,947 0,649 Reliabel & valid 29 0,924 0,624 Reliabel & valid 0,948 0,494 Reliabel & valid 30 0,925 0,507 Reliabel & valid 0,947 0,533 Reliabel & valid 31 0,927 0,381 Reliabel & valid 0,948 0,476 Reliabel & valid 32 0,925 0,539 Reliabel & valid 0,948 0,473 Reliabel & valid 33 0,926 0,462 Reliabel & valid 0,949 0,247 Reliabel & valid 34 0,926 0,434 Reliabel & valid 0,949 0,324 Reliabel & valid 35 0,928 0,272 Reliabel & valid 0,947 0,554 Reliabel & valid 35 0,926 0,468 Reliabel & valid 0,947 0,639 Reliabel & valid 37 0,926 0,471 Reliabel & valid 0,948 0,473 Reliabel & valid 38 0,924 0,657 Reliabel & valid 0,947 0,524 Reliabel & valid 39 0,923 0,697 Reliabel & valid 0,947 0,590 Reliabel & valid 40 0,926 0,435 Reliabel & valid 0,947 0,508 Reliabel & valid 41 0,927 0,368 Reliabel & valid 0,948 0,350 Reliabel & valid 42 0,928 0,216 Reliabel, tidak 0,948 0,386 Reliabel & valid


(27)

19

Frekuensi (alpha = 0,927) Konsekuensi (alpha = 0,948) No. Var alpha r hitung Keterangan Alpha r hitung Keterangan

valid 43 0,929 0,164 Reliabel, tidak

valid

0,948 0,378 Reliabel & valid Ket: nilai r hitung disyaratkan > r tabel (0,2483)

Langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian risiko terhadap ke 43 variabel diatas untuk melakukan identifikasi risiko dominan dan dampak reisiko dominan tersebut terhadap biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek, seperti yang dijelaskan pada sub-bab berikut.

5.2. Dampak Risiko Dominan terhadap biaya, mutu dan waktu Proyek Renovasi dan Pengembangan

Berdasarkan data hasil survei, selanjutnya dilakukan penilaian terhadap risiko untuk menentukan indeks risiko yang kemudian dapat digunakan untuk mengklasifikasikan tingkat penerimaan risiko. Data yang dipakai adalah nilai modus dari frekuensi atau probabilitas (P) terjadinya risiko serta nilai modus dari konsekuensi atau dampak (I) dari risiko. Nilai modus untuk konsekuensi ada tiga jenis, yaitu nilai modus untuk konsekuensi terhadap biaya, mutu dan waktu. Nilai modus yang digunakan untuk menilai konsekuensi adalah nilai modus terbesar diantara ke-tiga nilai modus konsekuensi tersebut. Perkalian antara nilai modus frekuensi/probabilitas dan konsekuensi menghasilkan indeks risiko (risk index) yang selanjutnya digunakan untuk mengklasifikasikan tingkat penerimaan risikonya. Hasil penilaian risiko dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini.

Tabel 5.2 Hasil Penilaian Risiko dan Penerimaan Risiko

Risiko P I RI Risk

Acceptability A Aspek Teknis Proyek

A1 Perencanaan & Desain

1 Perubahan desain dan spesifikasi akibat kurang tepatnya

mendefinisikan lingkup pekerjaan & ketidaktepatan memprediksi kondisi di lapangan.

4 3 12 Undesirable

2 Perubahan desain dan spesifikasi atas permintaan keinginan klien 4 4 16 Unacceptable

3 Kesalahan memilih tim design 2 4 8 Undesirable

4 Kegagalan untuk menyelesaikan pekerjaan desain dan konstruksi

sesuai waktu yang direncanakan.

3 4 12 Undesirable

5 Kurang tepatnya penentuan prioritas kegiatan proyek agar tidak

berbenturan dengan jam operasional hotel


(28)

20

Risiko P I RI Risk

Acceptability

A2 Konstruksi & Operasional

6 Kesalahan pemilihan teknologi & metode kerja untuk tiap kegiatan. 3 4 12 Undesirable

7 Kurangnya kompetensi dari konsultan dan kontraktor 3 4 12 Undesirable

8 Rendahnya kualitas pekerjaan (tidak sesuai standar/ spesifikasi)

akibat lemahnya kontrol kinerja terhadap pekerjaan di lapangan

3 4 12 Undesirable

9 Kegagalan struktur bangunan akibat kesulitan/ kesalahan

pengidentifikasian struktur tanah.

1 4 4 Acceptable

10 Terbatasnya lahan parkir & akses keluar-masuk ke lokasi proyek

untuk pemindahan material & bongkaran karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel.

4 3 12 Undesirable

11 Seringnya terjadi penghentian kegiatan proyek yang berbenturan

dengan jam operasional hotel, yang mengakibatkan keterlambatan Proyek.

4 4 16 Unacceptable

A3 Keselamatan kerja & Keamanan (safety)

12 Terjadinya pencurian material / peralatan di lapangan 2 3 6 Acceptable

13 Kecelakaan kerja bagi pekerja selama masa konstruksi akibat

rendahnya kesadaran dan lemahnya pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja.

3 3 9 Undesirable

14 Ancaman keselamatan & kecelakaan bagi tamu & staff hotel akibat

pelaksanaan proyek.

2 2 4 Acceptable

A4 Sumber daya manusia, material & peralatan

15 Kegagalan dalam pengelolaan dan pengendalian sumber daya

manusia, material dan peralatan yang mengakibatkan keterlambatan proyek.

4 4 16 Unacceptable

16 Kenaikan biaya tenaga kerja, harga material dan harga/sewa

peralatan yang tidak terprediksi yang mengakibatkan

pembengkakan biaya proyek

3 3 9 Undesirable

17 Terganggunya ketersediaan, mobilitas dan produktivitas peralatan

(kegagalan peralatan).

3 3 9 Undesirable

18 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, produktivitas, dan kualitas

tenaga kerja (termasuk mogok kerja/sakit)

3 3 9 Undesirable

19 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, dan kualitas material yang

tidak sesuai spesifikasi.

3 3 9 Undesirable

B Ekonomi & Pasar

20 Bertambahnya beban pemilik hotel/pemilik proyek akibat inflasi

peningkatan suku bunga bank jika pembangunan menggunakan dana pinjaman dari bank.

3 3 9 Undesirable

21 Kondisi pasar yang tidak menguntungkan (Bad Market) yang

mempengaruhi menurunnya pendapatan hotel dan berdampak pada


(29)

21

Risiko P I RI Risk

Acceptability

kegagalan pihak owner dalam pembiayaan proyek.

22 Kesulitan pemasaran hotel & penurunan pendapatan hotel selama

masa konstruksi (misal: akibat turunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak proyek).

2 4 8 Undesirable

23 Penurunan harga jual kamar akibat ketatnya persaingan & akibat

bertambahnya jumlah kamar dari pengembangan hotel.

3 3 9 Undesirable

24 Meningkatnya biaya proyek akibat harus membangun jalan/ akses

khusus untuk pengangkutan material & kendaraan proyek.

4 2 8 Undesirable

25 Penurunan keuntungan kontraktor akibat molornya waktu

penyelesaian proyek karena hotel tetap beroperasi selama pembangunan.

3 3 9 Undesirable

C Hubungan & Koordinasi serta Risiko terkait operasional hotel selama masa konstruksi*

26 Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya

komitmen dari pihak-pihak terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan.

2 4 8 Undesirable

27 Terjadinya konflik di lapangan antara tim proyek, operasional hotel

dan klien akibat kurang koordinasi maupun akibat dilanggarnya hal-hal yang telah disepakati di lapangan, misalnya: tidak melakukan penjualan terhadap kamar yang berada pada daerah yang terdampak oleh pekerjaan konstruksi.

2 2 4 Acceptable

28 Terganggunya operasional hotel, berkurangnya lahan parkir

kendaraan hotel & menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi.

4 2 8 Undesirable

29 Menurunnya kepercayaan konsumen akibat terganggu saat tinggal

di hotel selama masa konstruksi

4 2 8 Undesirable

30 Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan

ketidaknyamanan selama masa konstruksi

4 4 16 Unacceptable

31 Adanya tuntunan pemberian biaya kompensasi akibat

ketidakpuasan tamu selama masa konstruksi.

2 2 4 Acceptable

32 Adanya komplain dan tuntutan kompensasi dari hotel terdekat atau

masyarakat sekitar yang terganggu akibat proses konstruksi.

2 2 4 Acceptable

D Lingkungan

33 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat cuaca buruk yang

sulit diprediksi

3 3 9 Undesirable

34 Keterlambatan proyek karena kondisi tanah buruk yang tidak

terprediksi / terjadi perbedaan kondisi di lapangan.

2 3 6 Acceptable

35 Terjadinya pencemaran lingkungan (polusi udara, suara, tanah) 4 2 8 Undesirable

36 Potensi tanah longsor karena proyek terletak di lahan yang tidak

datar/ lereng & bahaya force majeur lainnya (banjir, gempa, dll)

2 3 6 Acceptable

37 Berkurangnya lahan hijau akibat pembangunan proyek. 3 3 9 Undesirable

E Legalitas/perijinan, Kontrak & Politik

38 Terjadinya perubahan regulasi/ perubahan pemerintahan/ perubahan

hukum/ perubahan persyaratan untuk perijinan dan persetujuan, serta lamanya waktu pengurusan perijinan yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek.

2 3 6 Acceptable

39 Kegagalan dalam perijinan untuk memenuhi standar teknik yang

disyaratkan untuk kualitas, fungsi, kesesuaian dengan tujuan,


(30)

22

Risiko P I RI Risk

Acceptability

keamanan (safety) dan kelestarian lingkungan.

40 Tidak memperoleh ijin dari pemerintah desa setempat & mendapat

penolakan dari masyarakat sekitar terhadap pembangunan proyek tersebut.

3 4 12 Undesirable

41 Kesalahan pada kontrak / kontrak tidak lengkap. 2 4 8 Undesirable

42 Adanya klaim/ tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat

pembengkakan biaya yang disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian detail perencanaan maupun terjadinya perubahan desain di lapangan.

2 3 6 Acceptable

43 Adanya klaim/ tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat

pembengkakan biaya tenaga kerja lembur karena harus menyesuaikan waktu kerja dengan waktu operasional hotel.

2 3 6 Acceptable

Berdasarkan hasil penilaian risiko pada Tabel 5.2 diatas, dapat diketahui jenis risiko yang termasuk dalam kategori dominan (major risks), yang meliputi risiko dengan kategori

unacceptable dan undesirable. Sedangkan risiko dengan kategori acceptable dan negligible

merupakan risiko minor (minor risks). Risiko dengan kategori mayor memerlukan perhatian dan penanganan yang baik karena dapat berdampak pada kualitas proyek, yaitu dapat mempengaruhi biaya, mutu maupun waktu pelaksanaan proyek. Dari 43 risiko yang teridentifikasi, terdapat 22 risiko dominan (major risks) yang berdampak pada biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek, yaitu 5 unacceptable risks dan 26 undesirable risks, yang sebagian besar bersumber dari aspek teknis proyek. Dari risiko mayor tersebut, terdapat risiko baru yang ditemukan pada penelitian ini meliputi:

Undesirable Risks:

- Terbatasnya lahan parkir dan akses keluar-masuk ke lokasi proyek untuk pemindahan material dan bongkaran karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel (P10).

- Kesulitan pemasaran hotel dan penurunan pendapatan hotel selama masa konstruksi (misal: akibat turunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak proyek)(P22). - Penurunan harga jual kamar akibat ketatnya persaingan dan akibat bertambahnya

jumlah kamar dari pengembangan hotel (P23).

- Meningkatnya biaya proyek akibat harus membangun jalan/ akses khusus untuk pengangkutan material & kendaraan proyek (P23).

- Penurunan keuntungan kontraktor akibat molornya waktu penyelesaian proyek karena hotel tetap beroperasi selama pembangunan (P25).

- Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya komitmen dari pihak-pihak terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi


(31)

23 pencapaian target dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan (P26).

- Terganggunya operasional hotel, berkurangnya lahan parkir kendaraan hotel dan menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi (P28).

- Menurunnya kepercayaan konsumen akibat terganggu saat tinggal di hotel selama masa konstruksi (P29).

- Tidak memperoleh ijin dari pemerintah desa setempat dan mendapat penolakan dari masyarakat sekitar terhadap pembangunan proyek tersebut (P40).

Unacceptable Risks:

- Seringnya terjadi penghentian kegiatan proyek yang berbenturan dengan jam operasional hotel, yang mengakibatkan keterlambatan Proyek (P11).

- Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan ketidaknyamanan selama masa konstruksi (P30).

Tahap selanjutnya adalah merumuskan tindakan mitigasi terhadap risiko dominan tersebut, khususnya yang menjadi risiko temuan baru pada penelitian ini.

5.3 Tindakan Mitigasi Terhadap Risiko Dominan

Setelah risiko dominan diidentifikasi, maka selanjutnya dilakukan perumusan tindakan mitigasi berdasarkan wawancara dengan beberapa responden, yang dirangkum dalam Tabel 5.3 berikut ini.

Tabel 5.3 Tindakan mitigasi

Risiko Tindakan mitigasi

A A1

1 Perubahan desain dan spesifikasi akibat kurang tepatnya

mendefinisikan lingkup pekerjaan & ketidaktepatan

memprediksi kondisi di lapangan.

Kontraktor melakukan koordinasi

dengan tim desain dan

mengkomunikasikan kepada klien.

Klien, tim desain dan kontraktor

melakukan validasi untuk setiap

perubahan desain yang terjadi yang dapat berdampak terhadap biaya dan

waktu proyek. Serta melakukan

koordinasi terhadap prioritas pekerjaan di lapangan.

2 Perubahan desain dan spesifikasi atas permintaan keinginan

klien

3 Kesalahan memilih tim design

4 Kegagalan untuk menyelesaikan pekerjaan desain dan

konstruksi sesuai waktu yang direncanakan.

5 Kurang tepatnya penentuan prioritas kegiatan proyek agar

tidak berbenturan dengan jam operasional hotel


(32)

24

Risiko Tindakan mitigasi

6 Kesalahan pemilihan teknologi & metode kerja untuk tiap

kegiatan.

Klien memilih kontraktor dan

konsultan yang sudah

berpengalaman/ professional menangani proyek sejenis.

7 Kurangnya kompetensi dari konsultan dan kontraktor

8 Rendahnya kualitas pekerjaan (tidak sesuai standar/

spesifikasi) akibat lemahnya kontrol kinerja terhadap pekerjaan di lapangan

10 Terbatasnya lahan parkir & akses keluar-masuk ke lokasi

proyek untuk pemindahan material & bongkaran karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel.

Kontraktor dan operator hotel

melakukan koodinasi di lapangan dan mentaati hal-hal yang sudah disepakati

11 Seringnya terjadi penghentian kegiatan proyek yang

berbenturan dengan jam operasional hotel, yang

mengakibatkan keterlambatan Proyek.

A3 Keselamatan kerja & Keamanan (safety)

13 Kecelakaan kerja bagi pekerja selama masa konstruksi

akibat rendahnya kesadaran dan lemahnya pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja.

Kontraktor dan operator hotel

melakukan koodinasi dan pengawasn di lapangan.

A4 Sumber daya manusia, material & peralatan

15 Kegagalan dalam pengelolaan dan pengendalian sumber

daya manusia, material dan peralatan yang mengakibatkan keterlambatan proyek.

Melakukan perencanaan sumber daya yang sesuai dengan prioritas pekerjaan.

16 Kenaikan biaya tenaga kerja, harga material dan harga/sewa

peralatan yang tidak terprediksi yang mengakibatkan pembengkakan biaya proyek

17 Terganggunya ketersediaan, mobilitas dan produktivitas

peralatan (kegagalan peralatan).

18 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, produktivitas, dan

kualitas tenaga kerja (termasuk mogok kerja/sakit)

19 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, dan kualitas material

yang tidak sesuai spesifikasi.

B Ekonomi & Pasar

20 Bertambahnya beban pemilik hotel/pemilik proyek akibat

inflasi peningkatan suku bunga bank jika pembangunan menggunakan dana pinjaman dari bank.

Klien melakukan analisis investasi

yang akurat terkait dengan

pengembalian nilai investasinya.

Kontraktor perlu mengantisipasi

adanya delay yang berdampak

terhadap biaya dengan memasukkan pasal terkait dalam kontrak.

21 Kondisi pasar yang tidak menguntungkan (Bad Market)

yang mempengaruhi menurunnya pendapatan hotel dan berdampak pada kegagalan pihak owner dalam pembiayaan proyek.

22 Kesulitan pemasaran hotel & penurunan pendapatan hotel

selama masa konstruksi (misal: akibat turunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak proyek).

23 Penurunan harga jual kamar akibat ketatnya persaingan &

akibat bertambahnya jumlah kamar dari pengembangan hotel.

24 Meningkatnya biaya proyek akibat harus membangun jalan/

akses khusus untuk pengangkutan material & kendaraan proyek.

25 Penurunan keuntungan kontraktor akibat molornya waktu

penyelesaian proyek karena hotel tetap beroperasi selama pembangunan.

C Hubungan & Koordinasi serta Risiko terkait operasional hotel selama masa konstruksi*

26 Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan

rendahnya komitmen dari pihak-pihak terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan.

Kontraktor dan perator hotel

berkoordinasi dilapangan dan untuk saling menepati kesepakatan yang dibuat, sehingga proses konstruksi dapat berjalan tanpa mengganggu


(33)

25

Risiko Tindakan mitigasi

28 Terganggunya operasional hotel, berkurangnya lahan parkir

kendaraan hotel & menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi.

operasional hotel.

29 Menurunnya kepercayaan konsumen akibat terganggu saat

tinggal di hotel selama masa konstruksi

30 Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara

dan ketidaknyamanan selama masa konstruksi

D Lingkungan

33 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat cuaca buruk

yang sulit diprediksi

Kontraktor menyusun prioritas

kegiatan pelaksanaan konstruksi

dengan mempertimbangkan factor

cuaca.

Operator hotel memaksimalkan

penghijauan pada lahan yang tersisa.

35 Terjadinya pencemaran lingkungan (polusi udara, suara,

tanah)

37 Berkurangnya lahan hijau akibat pembangunan proyek.

E Legalitas/perijinan, Kontrak & Politik

40 Tidak memperoleh ijin dari pemerintah desa setempat &

mendapat penolakan dari masyarakat sekitar terhadap pembangunan proyek tersebut.

Klien elakukan pendekatan,

komunikasi tentang rencana proyek kepada masyarakat dan mempelajari dengan seksama isi kontrak.


(34)

26

BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Penelitian ini sudah selesai dilaksanakan dalam kurun waktu satu (1) tahun. Pengembangan dari penelitian ini dapat dilakukan dengan mengambil studi kasus di wilayah lain yang memiliki karakteristik yang sama, yaitu proyek renovasi dan pengembangan gedung yang dilaksanakan dalam kondisi hotel sedang beroperasi dengan menambahkan tinjauan pada metode pelaksanaan konstruksi yang efektif dan efisien, sehingga dapat membantu meminimalkan risiko-risiko dominan yang telah teridentifikasi yang dapat berdampak pada biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek.


(35)

27

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. KESIMPULAN

Dari 43 risiko yang teridentifikasi, risiko-risiko dominan (major risks) yang mungkin terjadi pada pelaksanaan proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi dan berdampak pada biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek, meliputi 22 risiko dominan (major risks), yaitu 5 unacceptable risks dan 26 undesirable risks, yang sebagian besar bersumber dari aspek teknis proyek. Dari risiko dominan tersebut, terdapat risiko baru yang ditemukan pada penelitian ini meliputi:

a. Undesirable Risks:

- Terbatasnya lahan parkir dan akses keluar-masuk ke lokasi proyek untuk pemindahan material dan bongkaran karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel (P10).

- Kesulitan pemasaran hotel dan penurunan pendapatan hotel selama masa konstruksi (misal: akibat turunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak proyek) (P22).

- Penurunan harga jual kamar akibat ketatnya persaingan dan akibat bertambahnya jumlah kamar dari pengembangan hotel (P23).

- Meningkatnya biaya proyek akibat harus membangun jalan/ akses khusus untuk pengangkutan material & kendaraan proyek (P23).

- Penurunan keuntungan kontraktor akibat molornya waktu penyelesaian proyek karena hotel tetap beroperasi selama pembangunan (P25).

- Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya komitmen dari pihak-pihak terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan (P26).

- Terganggunya operasional hotel, berkurangnya lahan parkir kendaraan hotel dan menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi (P28). - Menurunnya kepercayaan konsumen akibat terganggu saat tinggal di hotel selama

masa konstruksi (P29).

- Tidak memperoleh ijin dari pemerintah desa setempat dan mendapat penolakan dari masyarakat sekitar terhadap pembangunan proyek tersebut (P40).


(36)

28 b. Unacceptable Risks:

- Seringnya terjadi penghentian kegiatan proyek yang berbenturan dengan jam operasional hotel, yang mengakibatkan keterlambatan Proyek (P11).

- Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan ketidaknyamanan selama masa konstruksi (P30).

7.2. SARAN

1. Untuk meminimalkan terjadinya risiko-risiko dominan tersebut, maka semua pihak terkait (kontraktor, konsultan, owner/pemilik proyek dan operator hotel) harus saling berkoordinasi dalam pelaksanaan proyek dilapangan.

2. Perlu dilakukan studi lanjutan yang melibatkan metode pelaksanaan di lapangan yang lebih efektif dan efisien untuk mengurangi dampak risiko yang mungkin muncul.


(37)

29

DAFTAR PUSTAKA

Affleck, D. L. R. 2010. Probability Sampling. Encyclopedia of Research Design. SAGE Publications, Inc, Thousand Oaks, SAGE Publications, Inc.

Al-Bahar, J. F. dan Crandall, K. C. 1990. "Systematic Risk Management Approach for Construction Projects". Journal of Construction Engineering and Management, ASCE,

Vol. 116, No. 3, September, 1990, 533-546.

Barnette, J. J. 2010. Likert Scaling. Encyclopedia of Research Design. In: in N. Salkind (Ed) (ed.). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications, Inc.

Brown, R. S. 2010. Sampling. In: Editors-in-Chief: Penelope, P., Eva, B., Barry McGawA2 - Editors-in-Chief: Penelope Peterson, E. B. dan Barry, M. (eds.) International Encyclopedia of Education (Third Edition). Oxford: Elsevier.

Carmines, E. G. dan Woods, J. 2004. Validity. . In: Lewis-Beck, I. M. S., Bryman, A. dan Liao, T. F. (eds.) Encyclopedia of Social Science Research Methods. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications, Inc.

Carr, V. dan Tah, J. H. M. 2001. "A fuzzy approach to constuction project risk assessment and analysis: construction project risk management system". Adv. Eng. Softw., 32,

847-857.

Chaniago, J. 2010. Tabel r (Koefisien Korelasi Sederhana). http://junaidichaniago.wordpress.com

Chapman, R. J. 2001. "The controlling influences on effective risk identification and assessment for construction design management". International Journal of Project Management, 19, 147-160.

Chileshe, N., Boadua, A. dan Yirenkyi-Fianko 2012. "An evaluation of risk factors impacting construction projects in Ghana". Journal of Engineering, Design and Technology, 10,

306-329.

Dharmika, I. K. Y. 2014. Manajemen Risiko Pada Pembangunan Pengembangan Hotel Yang Sedang Beroperasi (Studi Kasus Pada Pembangunan Extension Villa di Hotel Alila Ubud). Master Tesis Master, Udayana University.

Dorofeev, S. dan Grant, P. 2006. Statistics for Real-Life Sample Surveys. Non-Simple-Random Samples and Weighted Data, Cambridge, UK, Cambridge University Press.

Fink, A. 2003. Target Populations and Samples, Thousand Oaks, USA, SAGE Publications, Inc.

Flanagan, R. dan Norman, G. 1993. Risk Management and Construction, Oxford, UK, Blackwell Science Ltd.

Forster, J. J. 2001. Sample Surveys: Nonprobability Sampling. In: Editors-in-Chief: Neil, J. S. dan Paul, B. B. (eds.) International Encyclopedia of the Social &amp; Behavioral Sciences. Oxford: Pergamon.

Godfrey, P. S. 1996. Control of Risk: A Guide to the Systematic Management of Risk from Construction, Westminster , London, Construction Industry Research and Information Association.

Guo, S. dan Hussey, D. L. 2004. "Nonprobability Sampling in Social Work Research".

Journal of Social Service Research, 30, 1-18.

Jamieson, S. 2008. Likert Scale. . In: In S. Boslaugh (Ed.) (ed.) Encyclopedia of Epidemiology. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications, Inc.

Luu, V. T., Kim, S.-Y., Tuan, N. V. dan Ogunlana, S. O. 2009. "Quantifying schedule risk in construction projects using Bayesian belief networks". International Journal of Project Management, 27, 39-50.

Multon, K. D. dan Coleman, J. S. M. 2010. Coefficient Alpha. In: (Ed.), I. N. S. (ed.)


(1)

50

Risiko P I RI Risk

Acceptability A3 Keselamatan kerja & Keamanan (safety)

12 Terjadinya pencurian material / peralatan di lapangan 2 3 6 Acceptable 13 Kecelakaan kerja bagi pekerja selama masa konstruksi akibat

rendahnya kesadaran dan lemahnya pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja.

3 3 9 Undesirable

14 Ancaman keselamatan & kecelakaan bagi tamu & staff hotel akibat pelaksanaan proyek.

2 2 4 Acceptable

A4 Sumber daya manusia, material & peralatan

15 Kegagalan dalam pengelolaan dan pengendalian sumber daya manusia, material dan peralatan yang mengakibatkan keterlambatan proyek.

4 4 16 Unacceptable

16 Kenaikan biaya tenaga kerja, harga material dan harga/sewa peralatan yang tidak terprediksi yang mengakibatkan pembengkakan biaya proyek

3 3 9 Undesirable

17 Terganggunya ketersediaan, mobilitas dan produktivitas peralatan (kegagalan peralatan).

3 3 9 Undesirable 18 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, produktivitas, dan kualitas

tenaga kerja (termasuk mogok kerja/sakit)

3 3 9 Undesirable 19 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, dan kualitas material yang

tidak sesuai spesifikasi.

3 3 9 Undesirable

B Ekonomi & Pasar

20 Bertambahnya beban pemilik hotel/pemilik proyek akibat inflasi peningkatan suku bunga bank jika pembangunan menggunakan dana pinjaman dari bank.

3 3 9 Undesirable

21 Kondisi pasar yang tidak menguntungkan (Bad Market) yang mempengaruhi menurunnya pendapatan hotel dan berdampak pada kegagalan pihak owner dalam pembiayaan proyek.

3 4 12 Undesirable

22 Kesulitan pemasaran hotel & penurunan pendapatan hotel selama masa konstruksi (misal: akibat turunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak proyek).

2 4 8 Undesirable

23 Penurunan harga jual kamar akibat ketatnya persaingan & akibat bertambahnya jumlah kamar dari pengembangan hotel.

3 3 9 Undesirable 24 Meningkatnya biaya proyek akibat harus membangun jalan/ akses

khusus untuk pengangkutan material & kendaraan proyek.

4 2 8 Undesirable 25 Penurunan keuntungan kontraktor akibat molornya waktu

penyelesaian proyek karena hotel tetap beroperasi selama pembangunan.

3 3 9 Undesirable

C Hubungan & Koordinasi serta Risiko terkait operasional hotel selama masa konstruksi*

26 Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya komitmen dari pihak-pihak terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan.

2 4 8 Undesirable

27 Terjadinya konflik di lapangan antara tim proyek, operasional hotel dan klien akibat kurang koordinasi maupun akibat dilanggarnya hal-hal yang telah disepakati di lapangan, misalnya: tidak melakukan penjualan terhadap kamar yang berada pada daerah yang terdampak oleh pekerjaan konstruksi.

2 2 4 Acceptable

28 Terganggunya operasional hotel, berkurangnya lahan parkir kendaraan hotel & menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi.

4 2 8 Undesirable

29 Menurunnya kepercayaan konsumen akibat terganggu saat tinggal di hotel selama masa konstruksi

4 2 8 Undesirable 30 Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan

ketidaknyamanan selama masa konstruksi


(2)

51

Risiko P I RI Risk

Acceptability

31 Adanya tuntunan pemberian biaya kompensasi akibat ketidakpuasan tamu selama masa konstruksi.

2 2 4 Acceptable

32 Adanya komplain dan tuntutan kompensasi dari hotel terdekat atau masyarakat sekitar yang terganggu akibat proses konstruksi.

2 2 4 Acceptable

D Lingkungan

33 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat cuaca buruk yang sulit diprediksi

3 3 9 Undesirable 34 Keterlambatan proyek karena kondisi tanah buruk yang tidak

terprediksi / terjadi perbedaan kondisi di lapangan.

2 3 6 Acceptable

35 Terjadinya pencemaran lingkungan (polusi udara, suara, tanah) 4 2 8 Undesirable 36 Potensi tanah longsor karena proyek terletak di lahan yang tidak

datar/ lereng & bahaya force majeur lainnya (banjir, gempa, dll)

2 3 6 Acceptable

37 Berkurangnya lahan hijau akibat pembangunan proyek. 3 3 9 Undesirable

E Legalitas/perijinan, Kontrak & Politik

38 Terjadinya perubahan regulasi/ perubahan pemerintahan/ perubahan hukum/ perubahan persyaratan untuk perijinan dan persetujuan, serta lamanya waktu pengurusan perijinan yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek.

2 3 6 Acceptable

39 Kegagalan dalam perijinan untuk memenuhi standar teknik yang disyaratkan untuk kualitas, fungsi, kesesuaian dengan tujuan, keamanan (safety) dan kelestarian lingkungan.

2 3 6 Acceptable

40 Tidak memperoleh ijin dari pemerintah desa setempat & mendapat penolakan dari masyarakat sekitar terhadap pembangunan proyek tersebut.

3 4 12 Undesirable

41 Kesalahan pada kontrak / kontrak tidak lengkap. 2 4 8 Undesirable 42 Adanya klaim/ tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat

pembengkakan biaya yang disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian detail perencanaan maupun terjadinya perubahan desain di lapangan.

2 3 6 Acceptable

43 Adanya klaim/ tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat pembengkakan biaya tenaga kerja lembur karena harus menyesuaikan waktu kerja dengan waktu operasional hotel.

2 3 6 Acceptable

Pada Tabel 2 diatas, dapat dilihat tingkat penerimaan dari setiap risiko. Risiko dengan kategori

unacceptable dan

undesirable adalah merupakan risiko-risiko dominan (major risks). Sedangkan

risiko dengan kategori

acceptable

dan

negligible merupakan risiko minor (minor risks). Risiko

dengan kategori mayor memerlukan perhatian dan penanganan yang baik karena dapat berdampak

pada kualitas proyek, yaitu dapat mempengaruhi biaya, mutu maupun waktu pelaksanaan proyek.

Dari 43 risiko yang teridentifikasi, terdapat 22 risiko dominan (major risks) yang berdampak pada

biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek, yaitu 5

unacceptable

risks dan 26 undesirable

risks,

yang sebagian besar bersumber dari aspek teknis proyek. Dari risiko mayor tersebut, terdapat risiko

baru yang ditemukan pada penelitian ini meliputi:

Undesirable Risks:

-

Terbatasnya lahan parkir dan akses keluar-masuk ke lokasi proyek untuk pemindahan

material dan bongkaran karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel (P10).

-

Kesulitan pemasaran hotel dan penurunan pendapatan hotel selama masa konstruksi (misal:

akibat turunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak proyek)(P22).

-

Penurunan harga jual kamar akibat ketatnya persaingan dan akibat bertambahnya jumlah

kamar dari pengembangan hotel (P23).

-

Meningkatnya biaya proyek akibat harus membangun jalan/ akses khusus untuk

pengangkutan material & kendaraan proyek (P23).


(3)

52

-

Penurunan keuntungan kontraktor akibat molornya waktu penyelesaian proyek karena hotel

tetap beroperasi selama pembangunan (P25).

-

Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya komitmen dari pihak-pihak

terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target

dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan (P26).

-

Terganggunya operasional hotel, berkurangnya lahan parkir kendaraan hotel dan

menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi (P28).

-

Menurunnya kepercayaan konsumen akibat terganggu saat tinggal di hotel selama masa

konstruksi (P29).

-

Tidak memperoleh ijin dari pemerintah desa setempat dan mendapat penolakan dari

masyarakat sekitar terhadap pembangunan proyek tersebut (P40).

Unacceptable Risks:

-

Seringnya terjadi penghentian kegiatan proyek yang berbenturan dengan jam operasional

hotel, yang mengakibatkan keterlambatan Proyek (P11).

-

Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan ketidaknyamanan selama

masa konstruksi (P30).

5. KESIMPULAN

Untuk meminimalkan terjadinya risiko-risiko dominan tersebut, maka semua pihak terkait

(kontraktor, konsultan, owner/pemilik proyek dan operator hotel) harus saling berkoordinasi dalam

pelaksanaan proyek dilapangan.

7. DAFTAR PUSTAKA

Al-Bahar, J. F. and Crandall, K. C. (1990). Systematic Risk Management Approach for

Construction Projects. Journal of Construction Engineering and Management, ASCE, Vol.

116, No. 3, September, 1990

,

pp.533-546.

Carr, V. and Tah, J. H. M. (2001). A fuzzy approach to constuction project risk assessment and

analysis: construction project risk management system. Adv. Eng. Softw., 32

,

pp. 847-857.

Chileshe, N., Boadua, A. and Yirenkyi-Fianko (2012). An evaluation of risk factors impacting

construction projects in Ghana.

Journal of Engineering, Design and Technology, 10

,

pp.306-329.

Dharmika, I. K. Y., Dharmayanti, G. A. P. C. and Purbawijaya, I. B. N. (2015). Manajemen risiko

pada pembangunan pengembangan hotel yang sedang beroperasi (studi kasus pada

pembangunan extension villa hotel alila ubud ). Jurnal Spektran, Vol 3, No 2, pp. 47-56.

Flanagan, R. and Norman, G. (1993).

Risk Management and Construction, Oxford, UK, Blackwell

Science Ltd.

Godfrey, P. S. (1996).

Control of Risk: A Guide to the Systematic Management of Risk from

Construction,

Westminster , London, Construction Industry Research and Information

Association.

Luu, V. T., Kim, S.-Y., Tuan, N. V. and Ogunlana, S. O. (2009). Quantifying schedule risk in

construction projects using Bayesian belief networks.

International Journal of Project

Management, 27

,

pp.39-50.

Sandyavitri, A. (2009). Manajemen Risiko di Proyek Konstruksi. Media Komunikasi Teknik Sipil

Sharma, S. K. (2013). Risk Management in Construction Projects Using Combined Analytic

Hierarchy Process and Risk Map Framework.

The IUP Journal of Operations

Management, Vol. XII, No. 4, 2013.

Skorupka, D. (2003). Risk management in building projects.

AACE International Transactions

,

RI191-RI196.

Smith, N. J., Merna, T. and Jobling, P. (2006).

Managing Risk in Construction Project,

Oxford,

UK, Blackwell Science Ltd.


(4)

53

IV.

Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas:

1.

Untuk Data Frekuensi Risiko

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.927 .928 43

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 120.06 522.368 .497 .926

P2 119.72 527.708 .436 .926

P3 120.29 522.118 .515 .925

P4 120.10 526.585 .391 .926

P5 119.91 523.700 .408 .926

P6 120.36 529.782 .356 .927

P7 120.46 518.790 .552 .925

P8 120.43 518.046 .543 .925

P9 120.84 515.616 .530 .925

P10 119.80 516.162 .638 .924

P11 119.67 528.315 .446 .926

P12 120.69 525.205 .420 .926

P13 120.66 544.565 .047 .929

P14 121.13 528.746 .505 .926

P15 119.96 530.807 .316 .927

P16 120.13 522.679 .506 .925

P17 120.34 515.577 .695 .924

P18 120.58 532.426 .330 .927

P19 120.13 519.151 .547 .925

P20 120.64 531.647 .265 .928

P21 120.27 520.984 .616 .925

P22 120.36 517.917 .526 .925

P23 120.39 529.521 .349 .927

P24 119.77 513.664 .620 .924

P25 120.19 514.402 .533 .925

P26 120.53 522.499 .550 .925

P27 120.59 517.346 .554 .925

P28 119.93 522.782 .515 .925

P29 120.30 510.033 .624 .924

P30 119.56 522.092 .507 .925


(5)

54

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P32 120.44 519.216 .539 .925

P33 120.28 526.742 .462 .926

P34 120.89 530.976 .434 .926

P35 120.34 531.037 .272 .928

P36 120.71 521.039 .468 .926

P37 120.11 521.763 .471 .926

P38 120.34 510.318 .657 .924

P39 120.37 509.179 .697 .923

P40 120.63 523.448 .435 .926

P41 120.70 527.426 .368 .927

P42 120.04 536.740 .216 .928

P43 120.78 538.197 .164 .929

2.

Untuk Data Konsekuensi Risiko

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

.948 .948 43

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 127.36 619.041 .484 .948

P2 127.08 625.196 .402 .948

P3 127.48 607.466 .647 .946

P4 127.14 610.597 .484 .948

P5 127.00 622.562 .491 .948

P6 127.29 607.421 .643 .946

P7 127.36 605.468 .678 .946

P8 127.12 610.086 .572 .947

P9 127.21 599.045 .691 .946

P10 127.54 611.352 .610 .947

P11 126.98 619.842 .448 .948

P12 127.71 613.916 .500 .947

P13 127.79 615.404 .451 .948


(6)

55

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P15 127.29 612.680 .649 .947

P16 127.27 606.827 .746 .946

P17 127.52 607.376 .708 .946

P18 127.74 615.720 .532 .947

P19 127.17 608.478 .680 .946

P20 127.50 616.410 .465 .948

P21 127.40 617.007 .492 .947

P22 127.47 612.611 .551 .947

P23 127.84 618.582 .427 .948

P24 127.31 605.161 .639 .946

P25 127.22 605.838 .685 .946

P26 127.46 610.947 .537 .947

P27 127.80 604.769 .661 .946

P28 127.80 610.319 .649 .947

P29 127.80 612.903 .494 .948

P30 127.36 613.962 .533 .947

P31 128.06 619.289 .476 .948

P32 127.98 614.696 .473 .948

P33 127.84 630.807 .247 .949

P34 127.63 625.224 .324 .949

P35 128.02 614.651 .554 .947

P36 127.51 607.668 .639 .947

P37 127.79 617.202 .473 .948

P38 127.59 612.155 .524 .947

P39 127.60 610.265 .590 .947

P40 127.33 615.618 .508 .947

P41 127.46 624.273 .350 .948

P42 127.46 626.588 .386 .948