22
Hubungan volume yang umum digunakan untuk suatu elemen tanah adalah angka pori void ratio, porositas porosity, derajat kejenuhan degree of
saturation , sedangkan untuk hubungan berat digunakan istilah kadar air water
content , dan berat volume unit weight. Hubungan-hubungan tersebut dapat
dikembangkan sehingga dapat digunakan parameter tanah yang digunakan dalam perhitungan desain Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Korelasi berbagai jenis parameter tanah
2.2.1 Klasifikasi Tanah dari Data Sondir
Data tekanan conus qc dan hambatan pelekat fs yang didapatkan dari hasil pengujian sondir dapat digunakan untuk menentukan jenis tanah seperti yang
ditunjukkan dalam Tabel 2.2:
Universitas Sumatera Utara
23
Tabel 2.2
Klasifikasi tanah dari data sondir
Hubungan antara konsistensi terhadap tekanan conus dan undrained cohesion
adalah sebanding dimana semakin tinggi nilai c dan qc maka semakin keras tanah tersebut. Seperti yang terlihat dalam Tabel 2.3:
Tabel 2.3 Hubungan antara konsistensi dengan nilai tekanan konus pada sondir
Konsistensi Tanah Tekanan Konus qc
kgcm
2
Undrained Cohesion Tm
2
Very Soft Soft
Medium Stiff Stiff
Very Stiff Hard
2,50 2,50 – 5,0
5,0 – 10,0 10,0 – 20,0
20,0 – 40,0 40,0
1,25 1,25 – 2,50
2,50 – 5,0 5,0 – 10,0
10,0 – 20,0 20,0
Begitu pula hubungan antara kepadatan dengan relative density, nilai N SPT, qc dan Ø adalah sebanding. Hal ini dapat dilihat dalam pada Tabel 2.4:
Universitas Sumatera Utara
24
Tabel 2.4
Hubungan antara kepadatan, relative density, nilai N, qc, dan ø Mayerhoff, 1965
Kepadatan Relatif
Density γd
Nilai N
SPT Tekanan
Konus qc kgcm
2
Sudut Geser
ø
o
Very Loose sangat lepas Loose lepas
Medium Dense agak kompak Dense kompak
Very Dense sangat kompak 0,2
0,2 – 0,4 0.4 – 0,6
0,6 – 0,8 0,8 – 1,0
4 4 – 10
10 – 30 30 – 50
50 20
20 – 40 40,0 – 120
120 – 200 200
30 30 – 35
35 – 40 40 – 45
45
2.2.2 Berat isi
γ
sat
dan
γ
unsat
Berat volume atau berat isi γ merupakan berat tanah persatuan volume,
jadi: V
Volume W
Berat γ =
Tabel 2.5
Korelasi empiris antara nilai N-SPT dengan unconfined compressive strength dengan berat jenis tanah jenuh
γ
sat
untuk tanah kohesif. N-SPT
Blowsft Konsistensi
q
u
Unconfined Compressive Stength
tonsft
2
γ
sat
kNm
3
2 Very Soft
0.25 16 - 19
2 – 4 Soft
0.25 – 0.50 16 - 19
4 – 8 Medium
0.50 – 1.00 17 - 20
8 – 15 Stiff
1.00 – 2.00 19 - 22
15 – 30 Very Stiff
2.00 – 4.00 19 - 22
30 Hard
4.00 19 - 22
Korelasi untuk menentukan berat jenis tanah γ dan berat jenis tanah
jenuh γ
sat
pada tanah kohesif dan non kohesif dapat dilihat pada tabel 2.6 dan tabel 2.7.
Universitas Sumatera Utara
25
Tabel 2.6
Korelasi berat jenis tanah γ untuk tanah non kohesif dan kohesif.
Cohesionless Soil N
0 - 10 11 - 30
31 – 50 50
Unit Weight γ, kNm
3
12 -16 14 - 18
16 - 20 18 - 23
Angle of Friction
, φ
25 - 32 28- 36
30 - 40 35
State Loose
Medium Dense
Very Dense Cohesive
N 4
4 - 6 6 – 15
16 - 25 25
Unit Weight γ, kNm
3
14 -18 16 - 18
16 - 18 16 - 20
20 q
u
, kPa 25
20 - 50 30 - 60
40 - 200 100
State Very Soft
Soft medium
Stiff Hard
Soil Mechanics, William T., Whitman, Robert V., 1962
Tabel 2.7
Korelasi berat jenis tanah jenuh γ
sat
untuk tanah non kohesif. Desciption
Very Loose Loose
Medium Dense
Very Dense N-SPT
Fine 1 - 2
3 - 6 7 - 15
16 - 30 Medium
2 - 3 4 - 7
8 - 20 21 - 40
40 Coarse
3 - 6 5 – 9
10 - 25 16 - 45
45 Angle of friction
φ Fine
26 - 28 28 - 30
30 - 34 33 - 38
Medium 27 - 28
30 - 32 32 - 36
36 - 42 50
Coarse 28 - 30
30 - 34 33 - 34
40 - 50 γ
wet
kNm
3
11 - 16 14 - 18
17 - 20 17 - 22
20 - 23
Universitas Sumatera Utara
26
2.2.3 Modulus Young