111
4.3 Analisis Dengan Perkuatan Alternatif I Kondisi III
Gambar 4.12
Potongan melintang tipikal perkuatan alternatif Perkuatan alternatif ini menggunakan single shet pile, geogrid dengan
panjang 10 m, dan counterweight setinggi 4 m. Untuk masukan program plaxis dibutuhkan data parameter tanah yang digunakan.
Berikut merupakan data-data parameter tanah pada daereah counterweight :
Universitas Sumatera Utara
112
Gambar 4.13
Data parameter tanah counterweight
Universitas Sumatera Utara
113
Analisis perkuatan dengan program plaxis 2D : 1.
Pemodelan geometri tanah, perkuatan dan kondisi batas model. Model tanah terdiri dari empat lapisan tanah, tanah timbunan pilihan, dan
model konfigurasi perkuatan geogrid, single sheet pile, dan counterweight dapat
dilihat seperti Gambar 4.14 dibawah ini :
Gambar 4.14 Potongan melintang tipikal perkuatan alternatif
2. Mesh Generation
Pembentukan mesh pada analisis ini menggambarkan option yang paling halus, sehingga hasil perhitungan yang diperoleh lebih akurat. Gambar
pembentukan mesh dapat dilihat pada Gambar 4.15 dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
114
Gambar 4.15 pembentukan mesh
3. Water Condition
Water condition digunakan untuk memodelkan kondisi initial active pore pressure
. Pada kasus ini digunakan pemodelan preatic line. Pada Gambar 4.16
dibawah ini menunjukan kondisi air tanah pada lokasi :
Gambar 4.16
Kondisi air tanah model
Universitas Sumatera Utara
115
4. Generate Initial Stresses
Gambar 4.17 Effective Stresses
4. Perhitungan Plaxis 2D.
Gambar 4.18
Perhitungan Plaxis 2D
Universitas Sumatera Utara
116
Gambar 4.19 Total dispacement
Gambar 4.19 menunjukan displacement yang terjadi pada keseluruhan
bagian. Perbedaan warna tersebut menunjukan perbedaan displacement yang terjadi, displacement yang kecil ditunjkukan oleh bagian tanah yang berwarna
biru, dan displacement yang terbesar ditunjukan dengan warna merah.
Gambar 4.20
Shear Strains.
Universitas Sumatera Utara
117
Untuk Gambar 4.20, tanah-tanah meregang berada pada daerah yang
mengalami displacement yang besar seperti pada daerah yang berhubungan langsung dengan beban diatas permukaan dan didaerah dasar dari perkuatan.
Deformasi pada sheet pile
Pada konstruksi lereng digunakan sheet pile dengan panjang 12 meter. Dalam proses konstruksi sheet pile mengalami displacement atau deformasi yaitu
sebesar 0,35 m pada sheet pile. Berikut adalah hasil keluaran untuk menghitung deformasi pada sheet pile, dimana arah dari deformasi sheet pile ditunjukkan
dengan panah yang berwarna merah.
Gambar 4.21 Displacement pada sheet pile
Universitas Sumatera Utara
118
Section Modulus Z
Dari tabel profil sheet pile tipe CCSP W-400 dengan panjang 12 m nilai section modulus
adalah 12434 m’. Pada program plaxis 2D kita akan
menganalisa nilai section modulus yang terjadi pada single sheet pile.
Sehingga nilai section modulus pada sheet pile I dan II adalah :
Jenis sheet pile KNmm’
KN
Z m’
Single sheet pile 63,45
3570 1777,31
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa pada nilai section modulus
pada single sheet pile lebih kecil dari nilai section modulus ijin sheet pile CCSP W-400 aman.
Nilai Safety Factor
Gambar 4.22 Safety faktor perkuatan alternatif.
Universitas Sumatera Utara
119
Dari analisis perhitungan plaxis 2D diatas dapat disimpulkan bahwa perkuatan alternatif menghasilkan kelongsoran yang jarang terjadi. Dimana
perkuatan alternatif menambahkan counterweight yang mengakibatkan nilai safety faktor
bertambah. Nilai keamanan yang cukup 1,23, nilai angka keamanan yang melebihi
1,20 mengakibatkan tingkat kelongsoran jarang terjadi. Dengan asumsi tidak ada beban tambahan yang terjadi pada kondisi jalan. Dimana pembebanan yang terjadi
disekitar lereng sebesar 10 kNm.
4.4 Analisis Dengan Perkuatan Alternatif II Kondisi IV