Analisis Dengan Perkuatan Alternatif II Kondisi IV

119 Dari analisis perhitungan plaxis 2D diatas dapat disimpulkan bahwa perkuatan alternatif menghasilkan kelongsoran yang jarang terjadi. Dimana perkuatan alternatif menambahkan counterweight yang mengakibatkan nilai safety faktor bertambah. Nilai keamanan yang cukup 1,23, nilai angka keamanan yang melebihi 1,20 mengakibatkan tingkat kelongsoran jarang terjadi. Dengan asumsi tidak ada beban tambahan yang terjadi pada kondisi jalan. Dimana pembebanan yang terjadi disekitar lereng sebesar 10 kNm.

4.4 Analisis Dengan Perkuatan Alternatif II Kondisi IV

Gambar 4.23 Potongan melintang tipikal perkuatan alternatif Perkuatan alternatif ini menggunakan double shet pile, geogrid dengan panjang 8 m, dan counterweight setinggi 4m. Analisis perkuatan dengan program plaxis 2D : 1. Pemodelan geometri tanah, perkuatan dan kondisi batas model. Universitas Sumatera Utara 120 Model tanah terdiri dari empat lapisan tanah, tanah timbunan pilihan, dan model konfigurasi perkuatan geogrid, double sheet pile dapat dilihat seperti Gambar 4.24 dibawah ini : Gambar 4.24 Potongan melintang tipikal perkuatan alternatif 2. Mesh Generation Pembentukan mesh pada analisis ini menggambarkan option yang paling halus, sehingga hasil perhitungan yang diperoleh lebih akurat. Gambar 4.25 Pembentukan mesh Universitas Sumatera Utara 121 3. Water Condition Water condition digunakan untuk memodelkan kondisi initial active pore pressure . Pada kasus ini digunakan pemodelan preatic line. Pada Gambar 4.26 dibawah ini menunjukan kondisi air tanah pada lokasi : Gambar 4.26 Kondisi air tanah model 4. Generate Initial Stresses Gambar 4.27 Effective stresses Universitas Sumatera Utara 122 5. Perhitungan Plaxis 2D. Gambar 4.28 Perhitungan Plaxis 2D Gambar 4.29 Total dispacements. Universitas Sumatera Utara 123 Gambar 4.29 menunjukan displacement yang terjadi pada keseluruhan bagian. Perbedaan warna tersebut menunjukan perbedaan displacement yang terjadi, displacement yang kecil ditunjkukan oleh bagian tanah yang berwarna biru, dan displacement yang terbesar ditunjukan dengan warna merah. Gambar 4.30 Shear Strains. Untuk Gambar 4.30, tanah-tanah meregang berada pada daerah yang mengalami displacement yang besar seperti pada daerah yang berhubungan langsung dengan beban di atas permukaan dan di daerah dasar dari perkuatan.  Deformasi pada sheet pile Pada konstruksi lereng digunakan sheet pile dengan panjang 12 meter. Dalam proses konstruksi sheet pile mengalami displacement atau deformasi yaitu sebesar 0,49 m pada sheet pile I dan 0,35m pada sheet pile II. Berikut adalah hasil keluaran untuk menghitung deformasi pada kedua sheet pile, dimana arah dari deformasi sheet pile ditunjukkan dengan panah yang berwarna merah. Universitas Sumatera Utara 124 Gambar 4.31 Displacement pada sheet pile 1 dan 2  Section Modulus Z Dari tabel profil sheet pile tipe CCSP W-400 dengan panjang 12 m didapat nilai section modulus adalah 12434 m’. Pada program plaxis 2D kita akan menganalisa nilai section modulus yang terjadi pada kedua sheet pile. Sehingga nilai section modulus pada sheet pile I dan II adalah : Jenis sheet pile KNmm’ KN Z m’ Sheet pile I 50,23 3570 1407,00 Sheet pile II 63,04 3570 1765,83 Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa pada nilai section modulus pada sheet pile I dan II lebih kecil dari nilai section modulus ijin sheet pile CCSP W-400 aman. Universitas Sumatera Utara 125  Nilai Safety Factor Gambar 4.32 Safety faktor perkuatan alternatif. Dari analisis perhitungan plaxis 2D diatas dapat disimpulkan bahwa perkuatan alternatif menghasilkan kelongsoran yang sangat kecil terjadi. Dimana perkuatan alternatif menambahkan counterweight yang mengakibatkan nilai safety factor bertambah. Nilai keamanan yang cukup 1,43, nilai angka keamanan yang melebihi 1,30 mengakibatkan tingkat kelongsoran jarang terjadi. Dan bila dibandingkan dengan alternatif yang pertama maka dapat disimpulkan safety factor pada alternatif kedua jauh lebih tinggi dibandingkan safety factor yang pertama 1,43 1,23. Universitas Sumatera Utara 126

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN