4. Tidak adanya data yang sangat ekstrim outlier pada variabel independen.
Jika ada data outlier yang tetap diproses, hal ini bisa berakibat kurangnya ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan.
2.3.1 Proses Dasar Analisis Diskriminan
Menurut Santoso 2010, terdapat beberapa proses dasar yang harus dilakukan dalam analisis diskriminan, diantaranya yaitu :
1. Memisah variabel-variabel menjadi variabel dependen dan variabel
independen. 2.
Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan. Pada prinsipnya ada dua metode dasar, yaitu :
a. Simultaneous Estimation
Semua variabel dimasukkan secara bersama-sama kemudian dilakukan proses diskriminan.
b. Step-Wise Estimation
Variabel dimasukkan satu per satu ke dalam model diskriminan. Pada proses ini tentu ada variabel yang tetap ada pada model, dan ada
kemungkinan satu atau lebih variabel independen yang dibuang dari model.
3. Menguji signifikansi dari fungsi diskriminan yang telah terbentuk dengan
menggunakan Wilk’s Lambda, Pilai, F-test dan lainnya.
4. Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan, termasuk
mengetahui ketepatan klasifikasi secara individual dengan Casewise Diagnostics.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Melakukan interpretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut.
6. Melakukan uji validasi fungsi diskriminan.
2.3.2 Uji Normalitas
Untuk menguji kenormalan ganda Multivariate Normality adalah dengan mencari nilai jarak kuadrat untuk setiap pengamatan yaitu dengan rumus sebagai
berikut :
Dimana : = Nilai jarak kuadrat untuk setiap pengamatan ke-i
X
i
= Pengamatan ke-i i=1, 2, ..., n = Rata-rata variabel independen
S
-1
= Kebalikan inverse matriks varians-kovarians S Kemudian
diurutkan dari yang paling kecil ke yang paling besar. Selanjutnya dibuat plot
dimana i = urutan 1, 2, ..., n. Bila hasil plot dapat didekati dengan garis lurus maka dapat disimpulkan bahwa peubah ganda
menyebar normal.
2.3.3 Uji Kesamaan Matriks Kovarians
Dalam analisis diskriminan, matriks kovarians seluruh variabel independen seharusnya sama equal. Untuk menguji kesamaan matriks kovarians
digunakan rumus dengan hipotesis sebagai berikut : H
: S
1
=S
2
H
a
: S
1
≠S
2
SU :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan :
Keterangan : S = Matriks kovarians dalam kelompok gabungan
S
i
= Matriks kovarians kelompok ke-i i = 1, 2, ..., k n
i
= Jumlah responden pada kelompok ke-i k = banyaknya kelompok
p = Jumlah peubah pembeda Y dalam fungsi diskriminan = 1 Daerah penolakan H
adalah jika .
2.3.4 Persamaan Fungsi Diskriminan