Hill, dkk 1992 berpendapat bahwa perilaku diet menjadi populer di masyarakat, termasuk di kalangan remaja karena dipandang sebagai usaha yang
mudah dilakukan, ekonomis, dan yang terpenting tanpa efek samping yang nyata. Menurut French 1995, diet dapat memberi keuntungan psikososial yaitu
berkurangnya berat badan maka penampilan diri menjadi semakin baik. Hal ini tentu membuat seseorang dengan bentuk badan yang tidak ideal atau memiliki
berat badan lebih dari normal akan melakukan tindakan diet penurunan berat badan untuk memperbaiki penampilannya dan menumbuhkan rasa percaya diri
akan bentuk tubuhnya. Tubuh ideal menjadi dambaan bagi kebanyakan kaum perempuan, namun
tidak menutup kemungkinan bahwa kaum lelaki tidak menginginkan bentuk tubuh yang ideal. Untuk itu baik kaum perempuan maupun kaum lelaki melakukan
banyak cara untuk dapat menurunkan berat badan agar terlihat lebih menarik dan lebih percaya diri dalam beraktifitas.
2.4.1 Jenis Diet
Kim dan Lennon 2006, menjabarkan beberapa perilaku diet kedalam dua kelompok, yaitu :
1. Diet Sehat
Diet dapat diasosiasikan dengan perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat, seperti mengubah pola makan dengan mengkonsumsi makanan
rendah kalori dan melakukan aktifitas fisik secara wajar. Diet sehat adalah penurunan berat badan yang dilakukan dengan jalan perubahan perilaku ke
arah yang lebih sehat, seperti mengubah pola makan dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah lemak, menambah aktifitas fisik secara wajar. Diet sehat dilakukan dengan memperhitungkan
asupan makanan sehari hari yang diperbolehkan. 2.
Diet Tidak Sehat Orang-orang yang melakukan diet semata-mata bertujuan untuk
memperbaiki penampilan akan cenderung menempuh cara-cara yang tidak sehat untuk menurunkan berat badan. Diet tidak sehat adalah penurunan
berat badan yang dilakukan dengan melakukan perilaku-perilaku yang membahayakan kesehatan, seperti melewatkan waktu makan dengan
sengaja, penggunaan obat-obatan penurunan berat badan, mengkonsumsi penahan nafsu makan serta muntah dengan sengaja.
2.4.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tindakan Diet
Menurut McDuffie
dan Kirkley
dalam Kurnianingsih
2009 mengemukakan secara umum faktor-faktor yang memengaruhi tindakan diet
penurunan berat badan pada remaja yaitu : 1.
Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi Almatsier, 2001. Cara untuk mengetahui status gizi seseorang ada berbagai macam cara, salah satunya dengan
menghitung nilai Indeks Massa Tubuh IMT berdasarkan berat badan dan tinggi badan seseorang tersebut.
Dwyer 1997 mengatakan bahwa orang yang memiliki berat badan lebih, lebih perhatian terhadap berat badannya dari pada orang yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memiliki berat badan lebih ringan. Pada umumnya memang seseorang yang memiliki berat badan lebih melakukan banyak cara untuk dapat
menurunkan berat badanya sampai seperti yang diinginkan. 2.
Citra Tubuh Citra tubuh merupakan gambaran kombinasi tentang keakuratan
satu persepsi mengenai ukuran tubuh, perasaan dan perilaku yang menerima atau menolak perasaan tersebut Heinberg, 1996. Seseorang
yang menilai buruk akan bentuk tubuhnya cenderung akan melakukan tindakan diet untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal.
3. Pengetahuan tentang Diet
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoadmojo, 2003.
Pengetahuan tentang diet berarti seseorang tersebut telah melakukan penginderaan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan
diet, baik melalui indera penglihatan maupun pendengaran. 4.
Sikap Keluarga Keluarga memberikan pengaruh yang besar terhadap sikap dan
perilaku makan remaja. Pada umumnya seorang remaja putri meniru pola makan yang dilakukan ibunya. Menurut Strober dalam Kurnianingsih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009, komentar negatif dan sindiran tentang bentuk tubuh dan ukuran tubuh yang dilontarkan oleh keluarga akan menyakiti hati anak dan
mengakibatkan anak tersebut mengembangkan hubungan dan kebiasaan yang tidak sehat dengan makanan.
5. Sikap Teman Sebaya
Davis 1999 mengatakan bahwa teman sebaya dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kebiasaan yang tidak sehat seperti melakukan
upaya penurunan berat badan dan kebiasaan makan yang salah dan timbulnya persaingan sekaligus tekanan untuk menjadi yang terkurus dan
terkecil. Pada umumnya para remaja merasa lebih nyaman berteman dengan seseorang yang sebaya karena dapat memberikan keamanan
emosional dan memiliki masalah yang sama. Levine dalam Field 2001 berpendapat bahwa perilaku mengontrol berat badan berhubungan dengan
teman sebaya, tekanan yang ditimbulkan oleh teman sebaya ditemukan dapat meningkatkan resiko terjadinya perilaku makan menyimpang.
6. Media Massa
Media massa memiliki pengaruh yang besar terhadap perubahan sikap dan perilaku remaja, apalagi di jaman yang modern seperti sekarang
ini. Malinauskas 2006 menyatakan bahwa media massa dipercaya mendorong dan memberi tekanan pada remaja putri untuk membentuk
tubuh yang ideal, hal ini akan mengakibatkan seseorang menjadi cemas akan berat dan bentuk tubuhnya. Penelitian yang dilakukan oleh Bergs
dalam Kurnianingsih 2009 di Minnesota menunjukkan membaca artikel
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
diet di majalah juga dapat memengaruhi perilaku diet, sebesar 44 remaja putri tingkat menengah yang membaca artikel tentang diet akan
menunjukkan perubahan perilaku makan menjadi ekstrim, lebih ketat, dan tidak sehat selama lima tahun kedepan, selain itu juga menimbulkan
perilaku makan dan kesehatan yang salah seperti penggunaan pil diet, laksatif, memuntahkan makanan dengan sengaja untuk mengontrol berat
badan.
2.4.3 Dampak Perilaku Diet