1
Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa:
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuataan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan bagian dari proses
pendidikan, di mana di dalamnya siswa mengikuti sebuah proses pembelajaran
.
Menurut Undang-Undang telah dijelaskan bahwa sistem pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang aktif serta
dapat meningkatkan pengembangan diri siswa yang memiliki potensi yang lebih untuk dikembangkan. Jadi dalam pendidikan memiliki kesadaran yang tinggi
untuk meningkatkan pembelajaran yang lebih menarik, serta dalam proses pelaksanaan pendidikan memiliki pedoman kurikulum yang dapat membantu
keberlangsungan pendidikan serta meningkatkan mutu pendidikan dengan pembentukan karakter individu dan bangsa.
Hal tersebut sesuai dengan kurikulum 2013 yang berlaku di Indonesia pada saat ini, dimana salah satu potensi atau keterampilan yang diharapkan muncul
dalam diri siswa adalah keterampilan berkomunikasi. Seperti yang terdapat dalam salah satu prinsip yang dikembangkan dalam kurikulum 2013 yakni:
Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
experimentalism and social reconstructivism Permendikbud
No. 69 thn. 2013.
Prinsip tersebut
memaparkan bahwa
kemampuan komunikasi
dapat menumbuhkan sikap sosial, hal ini harus dimiliki oleh siswa untuk menggali
potensi yang dimilikinya agar berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan
Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
bermanfaat dalam kehidupan sosial di masyarakat. Begitu halnya dengan pembelajaran sejarah, kemampuan komunikasi berperan sangat penting karena
dalam hal ini sejarah biasanya hanya menitik beratkan pada pembelajaran deskriptif atau naratif. Hal tersebut yang dilakukan oleh guru sehingga siswa
terlihat pasif pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan belum dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Maka melihat kondisi tersebut
peran pendidik dalam pembelajaran sejarah harus mampu mengembangkan potensi-potensi tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Hasan 2008, hlm. 3
bahwa mata pelajaran sejarah berpotensi untuk : 1.
Mengembangkan kemampuan berpikir; 2.
Mengembangkan rasa ingin tahu; 3.
Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif; 4.
Sikap kepahlawanan dan kepemimpinan; 5.
Membangun dan mengembangkan semangat kebangsaan; 6.
Mengembangkan kepedulian sosial; 7.
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi; 8.
Mengembangkan kemampuan
mencari, mengolah
dan mengkomunikasikan informasi.
Melihat potensi yang dikemukakan oleh Hasan 2008 memang terlihat bahwa dalam pembelajaran Sejarah terdapat beragam potensi yang dapat dikembangkan,
salah satunya kemampuan komunikasi, dimana dalam kemampuan komunikasi ini dapat membantu siswa belajar aktif pada saat pembelajaran sedang berlangsung.
Agar pembelajaran sejarah dapat terlihat menarik, maka pengembangan potensi yang dimiliki oleh siwa harud dikembangkan dengan baik, karena seperti yang
telah diketahui bahwa mata pelajaran sejarah lebih menitik beratkan pembelajaran deskriptif dan naratif.
Sejarah merupakan mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan serta nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia
maupun dunia dari masa lampau hingga kini. Mata pelajaran sejarah diadakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik guna membangun
kesadaran tentang pentingnya peristiwa sejarah untuk dijadikan pelajaran agar kehidupan dimasa mendatang menjadi lebih baik. Dalam pelajaran sejarah, siswa
tidak hanya memahami konsep ruang dan waktu, melainkan dapat memahami bagaimana suatu peristiwa tersebut dapat tejadi, sehingga siswa dapat
Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
merekonstruksi kembali
peristiwa tersebut
secara kronologis
dengan mengembangkan kemampuan komunikasi siswa agar pembelajaran lebih aktif dan
tidak terlihat satu arah. Adapun dalam pembelajaran sejarah memiliki tujuan, dimana salah satu
tujuan dari pembelajaran sejarah tersebut menitik beratkan pada kemampuan komunikasi siswa. Seperti yang dipaparkan oleh Martono 2010 dalam blognya
bahwa: terdapat 7 tujuan pembelajaran sejarah di sekolah, diantaranya : 1.
Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya konsep waktu dan
tempatruang dalam
rangka memahami
perubahan dan
keberlanjutan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di Indonesia.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir historis historical thinking
melalui kajian fakta dan peristiwa sejarah secara benar. 3.
Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa di Kepuluan
Indonesia di masa lampau. 4.
Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap diri sendiri, masyarakat, dan proses terbentuknya Bangsa Indonesia melalui sejarah
yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari
Bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air, melahirkan empati dan perilaku toleran yang dapat diimplementasikan
dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat dan bangsa.
6. Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang
mencerminkan karakter diri, masyarakat dan bangsa. 7.
Menanamkan sikap berorientasi kepada masa kini dan masa depan. Dalam tujuan pembelajaran sejarah telah dikemukakan berbagai macam tujuan,
dimana pembelajaran sejarah memiliki tujuan yang dapat meningkatkan potensi belajar siswa agar lebih baik. Adapun untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi, dari tujuan pembelajaran sejarah lebih menitik beratkan kepada pengembangan tujuan berpikir historis Historical Thinking melalui kajian fakta
dan peristiwa sejarah secara benar. Hal ini sesuai dengan peningkatan kemampuan komunikasi siswa karena dalam berpikir historis siswa mampu memahami fakta
– fakta atau peristiwa sejarah yang telah terjadi sesuai dengan sumber yang relevan
sebelum akhirnya siswa menyampaikan gagasan atau pemehaman siswa terhadap materi tersebut kepada temannya, sehingga dalam meningkatkan komunikasi,
siswa harus memiliki berbagai pengetahuan umum terhadap materi. Selain itu,
Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
sejarah identik dengan suatu peristiwa yang lebih kental dengan fakta, maka untuk menyampaikan suatu gagasan siswa dituntut untuk mampu berpikir historis
Historical Thinking agar siswa lebih kritis dalam menyampaikan suatu gagasan atau pemahaman yang dimiliki siswa.
Pembelajaran sejarah akan berjalan dengan baik ketika mutu pendidikan juga berkembang dengan baik. Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih
baik, guru atau pendidik harus mampu mengemas sebuah pembelajaran yang lebih menarik, karena suatu pembelajran akan saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Seperti yang telah dikemukakan oleh Rusman, 2003 : dalam Setiawati , 2011, hlm.1 bahwa :
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen tersebut meliputi:
tujuan, materi, model, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut tentu saja harus diperhatikan oleh guru sebelum memilih dan menentukan metode-
metode pembelajaran yang akan digunakan.
Metode pembelajaran yang menarik dapat berhubungan dengan kondisi pembelajaran di kelas yang akan lebih hidup dan menarik. Seperti yang telah
diketahui saat ini memang sudah banyak metode-metode pembelajaran yang telah dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dalam hal ini guru harus
mempelajari metode-metode pembelajaran untuk memproses pembelajaran agar lebih baik. Proses pembelajaran tersebut tentu saja tidak hanya terfokus pada
metode ceramah, namun dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran yang dapat meningkatklan kualitas pembelajaran di kelas,khususnya dalam
pembelajaran sejarah. Melihat kondisi pembelajaran yang terjadi di lapangan yang biasanya
terjadi, siswa hanya mampu mendengarkan guru memberikan materi, tanpa memberikan pendapat dan menyampaikan pengetahuan materi yang dimiliki oleh
siswa itu sendiri sehingga kurangnya kemampuan komunikasi siswa, maka dengan demikian untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru atau pendidik
harus mampu meningkan kemamppuan komunkasi siswa dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran sejarah, karena kemampuan komunikasi sangat
penting untuk meningkatkan keaktifan dan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran.
Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Menurut Cangara 2002, hlm.18 mengemukakan bahwa : Kemampuan komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya sengaja atau tidak sengaja tidak terbatas pada bentuk kemampuan komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi
juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Dalam kemampuan komunikasi terdapat komponen penting yaitu komunikator,
pesan dan komunikan.
Sedangkan menurut Effendi, 2008, hlm.5 mengemukakan kemampuan komunikasi adalah Proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara lisan, maupun tak langsung melalui media.
Melihat dari beberapa pengertian mengenai kemampuan komunikasi maka dapat diperoleh gambaran bahwa kemampuan komunikasi dalam pembelajaran
sangat penting, karena dalam proses pembelajaran dibutuhkan hubungan dua arah antara siswa dengan guru maka dalam hubungan dua arah ini kelas terlihat lebih
aktif dan pembelajaran terlihat sangat menarik karena pembelajaran tidak hanya terfokus pada guru yang menyampaikan materi, namun siswa juga mampu
mengekspresikan perasaannya dalam bentuk penyampaian materi atau menyampaikan pendapat sesuai dengan sumber informasi yang relevan, sehingga
siswa dapat memahami isi materi tersebut sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. Maka dalam proses pembelajaran guru harus mampu meningkatkan
kemampuan komunikasi siswa dengan berbagai cara, baik menggunakan metode- metode pembelajaran yang menjadikan siswa lebih aktif atau media pembelajaran
yang menarik. Berdasarkan hasil pengamatan di kelas X IIS 1 SMAN 15 Bandung
permasalahan yang menggambarkan siswa kurang aktif dalam belajar dan kurang terampil dalam kemampuan komunikasi yaitu : Siswa tidak fokus ketika
pembelajaran sedang berlangsung atau tidak menyimak ketika guru sedang menjelaskan materi sehingga pembelajaran terlihat tidak menarik. Hal ini terlihat
ketika guru sedang menjelaskan banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, dan kelas terlihat kurang kondusif. Selanjutnya dalam proses
belajar mengajar, antara siswa dan guru kurang adanya interaksi atau komunikasi dua arah yang akan menjadikan pembelajaran aktif, hal ini terlihat ketika guru
Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
memberikan pertanyaan siswa cenderung diam dan tidak menanggapi pertanyan yang diberikan oleh guru. Maka dalam hal ini tidak terlihat pembelajaran dua arah
atau komunikasi yang terjadi dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini yang mengakibatkan siswa lain enggan untuk berbicara menyampaikan pendapatnya.
Siswa tidak memberikan saran dan menanggapi saat diskusi. Sebenarnya siswa mungkin ingin menyampaikan pendapatnya namun siswa tersebut tidak memiliki
keberanian untuk menyampaikan atau berbicara atau mengkomunikasikan apa yang siswa ketahui sehingga siswa hanya memilih untuk diam tanpa
mengekspresikan perasaannya mengenai pemahaman materi yang dimiliki oleh siswa. Saat proses pembelajaran siswa cenderung diam. Proses pembelajaran yang
terjadi di kelas terkesan kurang menarik, siswa hanya diam mendengarkan penjelasan guru tanpa menyampaikan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa itu
sendiri. Sehingga kelas terlihat sepi dan pasif. Saat diskusi sedang berlangsung, kelas terlihat pasif, tidak mampu menarik siswa lain dalam keterlibatan diskusi,
ini terlihat dalam proses diskusi di dalam kelas hanya dikuasai oleh satu orang siswa saja dan siswa lain hanya mendengarkan.
Permasalahan ini sangat menarik untuk dikaji karena dalam pembelajaran sejarah, guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah yang
hanya menuntut siswa untuk mendengarkan, diam dan tidak aktif dalam berbicara, menyampaikan pendapat serta memberikan gagasan yang dimiliki oleh siswa.
Kelas yang saya teliti menggambarkan bahwa dalam pembelajaran sejarah siswa cenderung diam meskipun guru telah menyampaikan materi sejarah dengan
menarik dan berbagai metode yang telah di modifikasi dengan baik. Maka, peneliti mengambil permasalahan tersebut agar proses belajar mengajar tidak
hanya beracuan pada satu arah yaitu guru yang menjelaskan sedangkan siswa hanya mendengarkan, namun dalam kemampuan komunikasi ini guru
menyampaikan gambaran umum mengenai materi dan siswa menjelaskan materi tersebut berdasarkan sumber informasi yang siswa ketahu dan relevan.
Kemampuan komunikasi yang ditekankan pada penelitian ini adalah, kemampuan komunikasi siswa saat pembelajaran sedang belangsung. Siswa
diharapkan mampu menyimak materi dengan baik, sehingga dalam proses diskusi terdapat interaksi dua arah antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa.
Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Sehingga proses pembelajaran akan lebih menarik dan kelas terlihat lebih aktif. Namun yang terjadi pada saat pembelajaran, kadang siswa tidak memperhatikan
ketika guru sedang menjelaskan atau menyampaikan materi, tidak sedikit siswa yang mengobrol atau tidak fokus pada materi yang telah disampaikan. Hal ini
sangat disayangkan karena komunikasi yang akan terjadi pada saat pembelajaran dapat berjalan dengan baik kalau saja siswa dapat menyimak atau memperhatikan
penjelaan materi dari guru. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas X IIS 1, tentu saja dapat
diubah dengan berbagai upaya untuk memperbaikinya. Masalah tersebut dapat diperbaiki dengan berbagai macam alternatif seperti halnya dengan metode-
metode pembelajaran yang begitu banyak telah dikembangkan. Melihat permasalahan yang terjadi di kelas metode pembelajaran yang relevan dengan
permasalahan tersebut bisa dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Posing Learning PPL.
Problem Posing Learning merujuk pada strategi pembelajaran yang menekankan pemikiran kritis demi tujuan pembebasan. Sebagai model
pembelajaran Problem Posing Learning melibatkan tiga keterampilan dasar, yaitu : Menyimak Listening, Berdialog dialogue, dan tindakan action Huda, 2013
: 276. Metode pembelajaran Problem Posing Learning dapat dikembangkan sebagai salah satu alat untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi dalam
pembelajaran sejarah di dalam kelas. PPL merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada keaktifan siswa sehingga siswa dapat menyampaikan
informasi dengan mampu menjawab pertanyaan, menyampaikan informasi serta mendiskusikan suatu informasi yang didapat dengan meningkatnya kemampuan
komunikasi siswa, sehingga dalam hal ini adanya interaksi antara guru dan siswa. Selain itu dalam metode pembelajaran PPL, siswa mampu berinteraksi dengan
temannya pada saat diskusi, atau menyampaikan informasi dengan berbagai metode yang menurut siswa tersebut nyaman serta dapat mudah untuk dipahami.
Namun dalam pembelajaran sejarah kemampuan komunikasi kurang terlihat pada siswa, karena tidak sedikit siswa hanya mampu mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa cenderung diam dalam proses pembelajaran. Selain itu, kurangnya rasa percaya diri yang siswa miliki dalam
Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
mengemukakan pendapat mengenai materi yang siswa fahami, hal ini mungkin saja terjadi pada beberapa siswa. Saat pembelajaran sedang berlangsung, terlihat
beberapa siswa mampu mengemukakan pendapat atau berbicara mengenai materi yang sedang dipelajari, namun kurangnya keberanian siswa untuk berbicara
mengakibatkan kelas terlihat pasif. Dengan demikian, melihat kondisi yang terjadi di lapangan, kemampuan komunikasi dapat dikembangkan dengan menggunakan
metode Problem Posing Learning yang akan membantu proses pembelajaran sejarah yang lebih menarik, karena dalam metode problem posing learning siswa
dituntut untuk aktif menyampaikan pendapat serta mampu menyimak, berdialog dan mengkomunikasikan hasil dari diskusi bersama teman kelompoknya.
Selain itu, dalam kemampuan komunikasi, siswa tidak hanya dilihat dari kemampuan berbicara saja, namun dalam hal ini siswa mampu mengekspresikan
komunikasinya dalam bentuk seni, mimik muka atau media yang lain sehingga komunikasi siswa terlihat lebih menarik dan tidak terlihat pasif. Dalam
kemampuan komunikasi dengan menggunakan kemampuan yang bersifat seni, maka siswa mampu menyampaikan hasil diskusi yang telah ditugaskan oleh guru
dalam bentuk kreasi seni yang menarik, seperti Mind Map, Peta Konsep,Time Line atau produk yang menggambarkan berpikir kronologis siswa, karena dalam
metode Problem Posing Learning tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa saja, melainkan dalam proses komunikasi siswa mampu
mengkomunikasikan hasil atau informasi yang di dapatkan oleh siswa sehingga terjalin pembelajaran yang lebih aktif dan menarik.
Maka dengan demikian hal ini sangat menarik untuk dikaji dengan judul “Penerapan Metode Problem Posing Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X IIS 1 SMAN
15 Bandung “.
Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
B. Rumusan Masalah Dan Pertanyaan Penelitian