Fokus Penelitian PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas : X IIS 1 SMAN 15 Bandung.

Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sedangkan menurut Hopkins 1993 dalam Hasan, dkk 2011:72 mengartikan bahwa PTK sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas mengajarnya atau kualitas mengajar teman sejawat atau menguji asumsi-asumsi dari teori-teori pendidikan dalam prakteknya di kelas. Berdasarkan pengertian metode penelitian dapat difahami bahwa penelitian tindakan kelas bermanfaat sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran yang dilakukan oleh gurudan meningkatkan kualitas mengajar agar lebih baik. Selain itu metode penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru sebagai peningkatan proses dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru agar lebih baik. Keunggulan dari metode penelitian tindakan adalah dengan guru diikut sertakan dalam penelitian, sehingga guru dapat melihat langsung proses pembelajaran serta kondisi yang terjadi di kelas, maka dengan guru dapat memilih berbagai macam media atau metode yang dapat meningkatkan pembelajaran terutama dalam pembelajaran sejarah lebih menari serta dengan guru diikut sertakan dalam proses penelitian, mampu mengevaluasi diri dengan melihat kekurangan yang terjadi dilapangan dalam pembelajaran. Maka dengan demikian, metode penelitian tindakan kelas menjadikan guru lebih mandiri, percaya diri dan mampu mengambil resiko dengan mengambil keputusan hal yang baru demi memajukan pembelajaran di kelas.

D. Fokus Penelitian

1. Metode Problem Posing Learning

Problem posing learning merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif untuk membangun struktur kognitif siswa. Selain itu problem posing learning juga salah satu pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif baik mental maupun fisik. Menurut Huda 2013 hlm.276 menjelaskan bahwa : karakteristik yang menggambarkan keberhasilan dari model pembelajaran Problem Posing Learning diantaranya : 1. Para dialoger siswaguru memahami materi yang didapat dari buku, atau pengetahuan pribadi dari sumber lain, 2. Siswa berusaha menghubungkan suatu peristiwa sejarah yang telah direkonstruksi dengan kondisi yang pernah dialami oleh siswa. 3. Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Siswa mendiskusikan dan mampu menyampaikan pendapat, bertanya, memberi saran atau mampu aktif dalam pembelajaran .” Karakteristik tersebut dapat dikembangkan dengan baik oleh guru, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan pembelajaran lebih menarik. Dalam penggunaan metode problem posing learning tidak terlepas dari diskusi karena dalam penggunaan metode ini dapat menjadikan diskusi yang menarik dalam proses pembelajaran. Menurut Ningtiyas 2013 mengemukakan bahwa : tahapan dalam problem posing, melatih siswa untuk lebih berani menyampaikan pikiran dan perasaan, melatih siswa untuk bisa memahami dan memberi dukungan kepada orang lain dan melatih siswa untuk mampu mengungkapkan diri. Selain itu, problem posing termasuk kedalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme, karena akan membuat pemahaman siswa lebih lama dan lebih dalam, pembelajaran yang bermakna dapat membantu siswa untuk selalu mengungat konsep-konsep yang telah siswa dapatkan sehingga siswa dapat mengaitkan hubungan antara satu konsep dan konsep lainnya. Sedangkan menurut Huda, 2013 : 276 langkah langkah dalam metode pembelajaran Problem Posing Learning diantaranya : 1. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok maksimal 4 orang. 2. Guru menyampaikan suatu peristiwa melalui gambar, video, film dll. 3. Siswa menyimak penjelasan guru melalui gambar, video, film dll. 4. Guru meminta siswa untuk mencari berbagai macam sumber informasi untuk merekonstruksi peristiwa secara kronologis. 5. Siswa mendiskusikan dalam kelompok kecil mengenai peristiwa yang telah disampaikan oleh guru. 6. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok kecil di kelas 7. Guru meminta siswa untuk meendiskusikan kembali mengenai peristiwa tersebut dalam kelompok besardi kelas. Saat diskusi, sswa diminta untuk aktif bertanya, menyampaikan pendapat, menanggapi atau meningkatkan kemampuan Kemampuan Komunikasi di kelas. 8. Guru meminta siswa untuk membuat laporan diskusi dalam bentuk peta konsep, timline, atau produk yang berhubungan dengan berpikir kronologis. Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Melihat dari sumber mengenai model pembelajaran Problem Posing Learning memiliki karakteristik yang berpatokan pada keaktifan siswa. Dalam hal ini kegiatan pembelaaran di kelas lebih menekankan pada siswa yang lebih aktif, tidak hanya mendengarkan guru menyampaikan materi. Dapat disimpulkan bahwa, pada model Problem Posing Learning, siswa harus mampu menyimak materi yang disampaikan oleh guru, merekonstruksi suatu peristiwa secara kronologis, serta mampu mendiskusikan peristiwa tersebut sesuai dengan pengetahuan siswa yang telah membaca dari sumber informasi lain yang relevan. Maka Problem Posing Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam beralajar, serta menjadikan siswa mampu berbicara, menyampaikan pendapat, memberi saran bertanya dll sehingga meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Langkah-langkah tersebut telah dikembangkan sebagai pedoman dalam pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing learning.

2. Kemampuan Komunikasi

Istilah kemampuan komunikasi pendidikan memang belum terlalu dikenal oleh kalangan masyarakat atau praktisi pendidikan. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam kemampuan komunikasi pendidikan. Pertama, dunia pendidikan membutuhkan sebuah pemahaman yang kompreshensip, mendasar dan sistematis tentang pemanfaatan kemampuan komunikasi dalam proses pembelajaran. Kedua, kemampuan komunikasi akan menunjukan arah proses konstruksi sosial atas relitas pendidikan. Maka dengan demikian, kemampuan komunikasi pendidika dapat diartikan sebagai kemampuan komunikasi yang terjadi dalam susasana pendidikan terutama dalam proses pembelajaran Naim, 2011 : 26-27. Kemampuan komunikasi memiliki 2 jenis, diantaranya : a. Kemampuan komunikasi Lisan b. kemampuan komunikasi tulisan. Dalam kemampuan komunikasi lisan merupakan kemampuan mendengarkan dan menyampaikan suatu gagasan secara lisan, sedangkan kemampuan komunikasi tulisan merupakan menyampaikan suatu gagasan melalui tulisan baik berupa grafik, gambar peta konsep dll. Namun dalam hal ini penulis mengambil kajian kemampuan komunikasi lisan dan tulisan, yang bertujuan agar siswa mampu menyampaikan Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu gagasan secara lisan dan melatih siswa untuk berbicara serta menyampaikan gagasan secara tuisan agar siswa lebih inovatif dalam menyampaikan gagasan atau pendapat yang dimiliki siswa. Indikator dari kemampuan komunikasi menurut Rusman 2003:13 adalah 1. Siswa mampu menyimak materi yang disampaikan oleh guru 2. Siswa mampu menghargai adanya perbedaan pendapat yang disampaikan 3. Siswa mampu menyampaikan gagasan sesuai dengan topik pembelajaran beserta sumber yang relevan 4. Adanya kemampuan komunikasi antar sumber belajar, guru dan siswa yang menyampaikan dan mendengarkan Sedangkan indikator menurut Greenes dan Schulman 1996 dalam Prayitno 2013, hlm 2 merumuskan kemampuan komunikasi dalam tiga hal, yaitu: 1. Menyatakan ide dalam pembelajaran melalui ucapan, tulisan, demonstrasi, dan melukiskannya secara visual dalam tipe yang berbeda. 2. Memahami, menafsirkan, dan menilai ide yang disajikan dalam tulisan, lisan, atau dalam bentuk visual. 3. Mengkonstruk, menafsirkan dan menghubungkan bermacam-macam representasi ide dan hubungannya. Melihat beberapa indikator yang telah dipaparkan terlihat bahwa dalam kemampuan komunikasi indikator yang dikembangkan harus sesuai dengan kondisi kelas yang sedang diteliti,maka dalam hal ini indikator yang dikemukakan oleh Rusman 2013 dijadikan sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian. Karena dari tahap awal siswa harus menyimak apa yang disampaikan oleh guru, dalam proses diskusi siswa harus mampu menyampaikan bertanya, menyampaikan pendapat atau gagasan yang dimilikinya dengan baik dan sopan sehingga tidak ada siswa lain yang terpojokan. Selanjutnya siswa juga mampu menghargai apabila ada pendapat yang berbeda dari pendapat yang disampaikan oleh siswa itu sendiri, sehingga dalam pembelajaran akan terjalin hubungan dua arah antara guru dan siswa atau siswa dengan siswa pada saat diskusi sedang berlangsung dan tidak di dominasi oleh satu orang. Unis Munasifah, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian