Metil miristat Metil palmitat Metil inoleat Metil oleat Metil staarat Komposisi Bahan Baku

Puncak Waktu Retensi Luas Puncak Senyawa yang di Duga 1 15.645

1.32 Metil miristat

2 17.917

34.18 Metil palmitat

3 19.416

11.17 Metil inoleat

4 19.625

46.60 Metil oleat

5 19.801

5.46 Metil staarat

6 21.546

1.28 Metil astilat

2.2.2. Biodiesel dengan bahan baku minyak goreng bekas

Menurut Evy Setiawati, Fatmir Edwar; Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru, rendemen yang dihasilkan pada penelitian ini tergolong tinggi dikarenakan adanya proses pengolahan bahan baku jelantah yang sesuai. Berdasarkan analisis GC, hasil metal ester terdapat dalam 7 senyawa yang dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini: Tabel 2.3 Kandungan metal ester pada minyak goreng bekas [lit.3] Puncak Waktu Retensi Senyawa Senyawa 1 17.070

0.56 Metil ester tridekanoat

2 19.368

39.93 Metil ester heksadekanoat

palmitat 3 20.850 0.15 Olealdehid 4 21.163 51.29 Metil ester 9-octadecanoat oleat 5 21.326 4.58 Metil ester oktadekanoat stearat 6 22.925 3.31 Metal ester risinoleat undekanoat 7 23.137

0.18 Metil ester eikosanoat arachidat

2.2.3. Biodiesel dengan bahan baku minyak jarak pagar

Biodiesel metil ester dihasilkan dari proses transesterifikasi minyak nabati antara lain dari minyak jarak pagar. Proses transesterifikasi dengan pereaksi metanol dan katalis basa KOH dapat dilakukan satu atau dua tahap pada berbagai variabel suhu reaksi dan nisbah molar metanol dengan minyak. Penelitian ini bertujuan membandingkan karakteristik físiko-kimia viskositas, densitas dan bilangan asam serta persentase ester asam lemak dari metil ester yang dihasilkan. Digunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan tiga variabel Universitas Sumatera Utara perlakuan yaitu A tahap transesterifikasi A1= satu tahap, A2= dua tahap, B suhu reaksi B1= 30 o C, B2= 65 o C dan C nisbah molar metanol-minyak C1=3:1, C2=4:1, C3=5:1 dan C4=6:1, serta dua kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses transesterifikasi satu tahap pada suhu 30°C dengan nisbah molar metanol- minyak 5:1 menghasilkan karakteristik metil ester terbaik yaitu viskositas kinematik 3,89 cSt, densitas 0,88gcm 3 dan bilangan asam 0,48 mg KOHg sampel. Tidak terdapat perbedaan jenis senyawa ester asam lemak pada metil ester hasil transesterifikasi satu dan dua tahap yaitu berturut-turut metil oleat 47,09-47,46, metil linoleat 32,20-32,53, metil palmitat 18,65-18,93 dan metil lignoserat 0,26-0,30. Jumlah persentase senyawa ester asam lemak yang menunjukkan persentase konversi trigliserida menjadi metil ester pada proses satu tahap adalah 100, sedangkan pada proses dua tahap adalah 99,62. Rendemen yield metil ester pada proses satu tahap adalah 77,99, lebih tinggi dibandingkan proses dua tahap yaitu 70,80. Berdasarkan karakteristik dan rendemen metal ester, proses satu tahap lebih baik dibandingkan dua tahap. Spesifikasi Metil ester minyak jarak pagar ditunjukkan pada tabel 2.4 di bawah ini. Tabel 2.4 Spesifikasi Metil Ester Minyak Jarak [lit 1] No Sample ME Waktu Retensi menit Nama Senyawa Komposisi 1 ME satu tahap 25.217 Metil Palmitat 18.93 25.334 Metil Palmitoleat 1.11 28.598 Metil Oleat 47.46 28.986 Metil Linoleat 32.20 31.440 Metil Lignoserat 0.3 Jumlah: 100 No Sample ME Waktu retensi menit Nama Senyawa Komposisi 25.25 Metil Palmitat 18.65 25.348 Metal palmitoleat 1.09 Universitas Sumatera Utara 2 ME dua tahap 28.443-28.817 Metil oleat 47.09 28.991 Metil Linoleat 32.53 31.457 Metil Lignoserat 0.26 Jumlah: 99.62

2.2.4. Biodiesel dengan Bahan Baku Biji Karet

Menurut Soemargono, Edy Mulyadi; pemanfaatan biji karet Hevea Brasiliensis, sebagai sumber bahan baku biodiesel merupakan terobosan yang tepat untuk meningkatkan nilai tambah perkebunan karet. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan pola pemungutan minyak biji karet secara maksimal dan mendapatkan kondisi proses produksi biodiesel yang memenuhi standar SNI dan ASTM. Proses produksi biodiesel dilakukan menggunakan prototip alat berkapasitas 20 literjam. Proses esterifikasi dijalankan pada suhu 105C, penambahan methanol 10 dan katalis asam, waktu 90 menit. Proses trans- esterifikasi dijalankan dalam reaktor alir osilasi dengan dosis katalis 1 berat minyak dan methanol sebanyak 15 berat minyak. Variabel yang dipelajari adalah suhu dan waktu proses. Produk biodiesel dimurnikan dengan sistem vakum. Dari hasil penelitian ini diperoleh rendemen kernel sebanyak 53 dari berat biji karet. Sedangkan minyak dalam kernel yang dapat dipungut maksimum 56 dari berat kernel. Karakteristik biodiesel sesuai dengan yang distandarisasikan, yaitu densitas 0,8565 gml, angka asam 0,49, angka iod 62,88, kadar ester 97,2, flash point 178°C dan panas pembakaran 16183 Jg.

2.3 Komposisi Bahan Baku

Tanaman kemiri sunan Reutealis trisperma Blanco Airy Shaw sebagai tanaman penghasil minyak nabati. Tanaman ini telah tumbuh dengan baik di daerah Jawa Barat pada ketinggian 0 –1000 m dpl, mampu berproduksi tinggi, berumur panjang dengan kanopi daun yang lebar dan perakaran dalam dengan produktivitas tanaman dan rendemen minyak yang tinggi tidak hanya potensial sebagai penghasil minyak nabati tetapi dapat juga digunakan Universitas Sumatera Utara sebagai tanaman konservasi Natakarmana, 2009. Bijinya yang beracun menjadikan tanaman ini tidak bersaing dengan pangan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar nabati. Buah kemiri sunan BKS terdiri atas sabut atau husk, kulit biji atau cangkang dan inti biji atau kernel, biji atau kernel inilah yang mengandung minyak kasar yang cukup tinggi 50 . Inti dari buah kemiri sunan mampu menghasilkan minyak sebesar 56 Vassen dan Umali, 2001 dalam Anomin,2009. Untuk mendapatkan minyak kasar kemiri sunan MKKS, kernel biji harus diperah terlebih dahulu, setelah itu baru diekstraksi. Hasil ekstraksi ini berupa minyak cairan bening berwarna kuning dan bungkil ekstraksi. Beberapa permasalahan dalam memproduksi MKKS ini diantaranya adalah : 1 Mutu atau kualitas biji sangat menentukan rendemen minyak yang diperoleh, sehingga diperlukan penanganan pasca panen yang sesuai, 2 Belum tersedia alat pengupas cangkang, sehingga pengupasan masih dilakukan secara manual dengan potensi yang sangat rendah dan membahayakan bagi pekerja karena biji beracun sehingga diperlukan penanganan biji secara khusus, 3 Belum tersedianya alat pengepres yang memadai, penggunaan alat pengepres jarak pagar belum mampu memerah minyak secara maksimal. Hasil penelitian pendahuluan terhadap warna kernel kemiri sunan yang dipres dengan alat press mini Balittri-2 diperoleh bahwa rendemen MKKS yang dihasilkan berbeda, yaitu : 1 biji dengan warna kernel coklat kehitaman menghasilkan minyak kasar dengan redemen 24,72 dengan warna minyak coklat kehitaman, 2 kernel berwarna coklat diperoleh sebanyak 37,22 dengan warna minyak coklat, 3 kernel berwarna coklat keputihan menghasilkan minyak kasar 46,73 dengan warna minyak coklat kekuningan, 4 kernel berwarna putih menghasilkan minyak kasar sebanyak 52,17 dengan warna minyak kuning jernih, dan 5 biji tanpa dikupas dipres dengan cangkangnya diperoleh rendemen minyak sebanyak 29,81 dengan warna minyak kasar coklat kekuningan. Dengan hasil yang demikian, biji yang menghasilkan kernel berwarna putihlah yang harus diperoleh untuk menghasilkan rendemen MKKS paling tinggi. Dari biji kemiri sunan dengan kadar air 12 setelah dikupas cangkangnya akan diperoleh sekitar 70 kernel dan 30 cangkang. Kondisi kadar air yang demikian belum dapat menghasilkan MKKS yang optimal dan akan berpengaruh terhadap karakter fisik MKKS yang dihasilkan. Pembuatan minyak kasar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1 biji kemiri sunan dikeringkan sampai dengan kadar air 7 kemudian langsung dipres dengan alat pengepres. Dengan cara ini akan diperoleh minyak kasar sekitar 30 dengan warna coklat kehitaman dan bungkil 70 berwarna coklat keputihan. 2 biji kemiri sunan dikupas terlebih dahulu kemudian daging buahkernelnya Universitas Sumatera Utara dikeringkan sampai dengan kadar air 7 baru dilakukan pengepresan. Dengan cara ini akan diperoleh minyak kasar yang lebih baik dan lebih banyak, yaitu 53 minyak kasar yang berwarna kuning jernih dan 47 bungkil yang berwarna putih. Hasil analisis laboratorium terhadap asam-asam lemak MKKS diperoleh komposisi minyak yang terdiri dari asam palmitat 10 , asam stearat 9 , asam oleat 12 , asam linoleat 19 dan asam alpha-elaeostearat 51 . Asam alpha-elaeostearat mengandung kandungan racun pada minyak. Sedang bungkil yang dihasilkan masih mengandung 6 nitrogen, 1,7 potassium dan 0,5 phosphor sehingga dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk dan biogas untuk menuju Desa Mandiri Energi Vassen dan Umali, 2001 dalam Anonim, 2009. Minyak nabati dengan kadar asam lemak bebas ALB tinggi tidak dapat langsung diproses menjadi biodiesel dengan proses transesterifikasi karena akan terbentuk emulsi sabun sehingga menyulitkan proses pemisahan metil ester biodiesel. Apabila dilakukan netralisasi terlebih dahulu akan berakibat pada kenaikan biaya produksi dan rendahnya rendemen. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memperbaiki penanganan pasca panen sehingga diperoleh mutu kernel yang baik atau melakukan proses produksi biodiesel melalui proses dua tahap yaitu esterifikasi yang bertujuan untuk mengurangi bilangan asam kadar asam lemak bebas dan transesterifikasi untuk mengubah trigliserida, monogliserida, dan digliserida menjadi metil ester. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam lemak bebas minyak kemiri sunan sangat bervariatif antara 1,67 –8,56 tergantung dari mutu biji yang diproses.

2.4 Mesin Diesel

Dokumen yang terkait

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Sistem Dual Fuel

1 43 182

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Bahan Bakar Campuran Pertadex Dan Biodiesel Biji Karet

1 20 140

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Sistem Dual Fuel

0 0 19

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Bahan Bakar Campuran Pertadex Dan Biodiesel Biji Karet

0 0 25

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Bahan Bakar Campuran Pertadex Dan Biodiesel Biji Karet

0 0 4

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Bahan Bakar Campuran Pertadex Dan Biodiesel Biji Karet

0 0 6

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Bahan Bakar Campuran Pertadex Dan Biodiesel Biji Karet

0 0 27

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Bahan Bakar Campuran Pertadex Dan Biodiesel Biji Karet

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biodiesel 2.1.1 Sejarah Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Biodiesel - Kajian Performansi Mesin Disen Stationer Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Bahan Bakar Biodisel Biji Kemiri Sunan

0 0 35

KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER MENGGUNAKAN KATALITIK KONVERTER DENGAN BAHAN BAKAR BIODIESEL BIJI KEMIRI SUNAN

0 0 16