indikator ini, peserta didik berusaha dapat memahami dan merasakan perasaan dan emosi orang lain tanpa melalui ekpresi wajah dan cara
berbicara tanpa ikut terbawa emosi. Hal tersebut sesuai dengan ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan emosional yaitu individu yang
memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain,mampu menerima sudut pandang orang lain, dan mampu mendengarkan orang lain.
e. Indikator Membina Hubungan
Berdasarkan penyebaran angket kecerdasan emosional pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, keduanya mengalami
peningkatan. Kelompok eksperimen meningkat dari 48 menjadi 58. Sedangkan pada kelompok kontrol meningkat dari 38,25 menjadi
54,75. Namun, kelompok eksperimen lebih besar peningkatannya dibandingkan dengan kelompok kontrol 58 54,75. Maka dapat
dikatakan bahwa layanan konseling kelompok dengan
asertive training
lebih efektif untuk meningkatkan kecerdasan
assertive training.
Pada indikator ini, peserta didik sudah dapat bekerjasama dengan teman-
temannya yang lain. Hal ini sesuai dengan unsur kecerdasan emosional yaitu memahami pentingnya membina hubungan dengan orang lain, dapat
menyelesaikan konflik dengan orang lain, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, memiliki sikap tenggang rasa,
memiliki perhatian terhadap kepentingan orang lain, dapat hidup slaras dengan kelompok, bersikap senang berbagi rasa dan bersikap demokratis.
C. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, namun peneliti menyadari betul bahwa masih banyak kekurangan dalam
peneliti sebagai pemberi pelatihan dan materi tentang kecerdasan emosional. Peneliti juga mengalami beberapa hambatan yaitu, pada awal pertemuan
peserta didik mengalami kesulitan dalam melaksanakan konseling kelompok, karena seluruh anggota kelompok belum pernah mengikuti kegiatan ini
sebelumnya, sehingga mereka terlihat bingung. Untuk mengatasi kebingungan yang dialami pesertadidik sebagai anggota kelompok, secara perlahan peneliti
memberikan penjelasan tentang konseling kelompok.
Selain keterbatasan tersebut, dimungkinkan juga ada jawaban yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dari peserta didik karena
alasan-alasan tertentu. Hal ini dikarenakan peserta didik dimungkinkan mencari aman dalam menjawab angket kecerdasan emosional ini. Namun
peneliti sudah berusaha menjelaskan kepada peserta didik untuk jujur dalam menjawab butir-butir pernyataan angket tersebut yang sesuai dengan keadaan
peserta didik yang sebenarnya, karena jawaban dari angket tersebut tidak akan berpengaruh pada nilai mata pelajaran apapun.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian “efektivitas
assertive training
dalam meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik kelas VIII MTs
Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung tahun ajaran 20162017” maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Tingkat kecerdasan emosional peserta didik pada kelompok eksperimen dapat
dilihat dari hasil
pretest
yang menunjukkan persentase rata-rata sebesar 58.9. setelah mendapatkan treatment menggunakan konseling kelompok
dengan
assertive training
, tingkat kecerdasan emosional peserta didik mengalami peningkatan. Hasil
posttest
menunjukkan hasil persentase rata-rata meningkat sebesar 77,5.
2. Sedangkan pada kelompok kontrol sama-sama mengalami peningkatan. Hasil
pretest menunjukkan persentase rata-rata sebesar 51,4. setelah mengikuti konseling kelompok, tingkat kecerdasan emosional peserta didik mengalami
peningkatan juga. Terlihat dari hasil
posttest
yang menunjukkan persentase rata-rata sebesar 63.
3. Walaupun kedua keompok mengalami peningkatan, namun kelompok
eksperimen lebih meningkat dibandingkan kelompok kontrol. Hal tersebut
112