hatinya  ketika  ada  orang  lain  yang mengalami musibah
13.  Saya  dapat  menjadi  pendengar  yang baik dengan siapapun saya bicara
14.  Saya  selalu  tertutup  terhadap  saran maupun kritikan yang berasal dari orang
lain 15.  Saya  memahami  bahwa  setiap  individu
membutuhkan orang lain 16.  Saya  dapat  membalas  kritikan  orang
dengan kata-kata yang baik 17
Saya menghargai segala perbedaan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat
18.  Saya  mampu  bekerjasama  dengan  baik dalam suatu tim
19.  Saya  tidak  dapat  membalas  kritikan orang dengan kata-kata yang baik
20.  Saya tidak
mampu membuka
percakapan  dengan  orang  yang  baru saya kenal
21.  Saya tidak
dapat dengan
mudah beradaptasi dalam lingkungan baru
22.  Saya  tidak  mampu  bekerjasama  dengan baik dalam suatu tim
23.  Saya  merasa  malas  jika  mengajak teman-teman  untuk  merayakan  setiap
keberhasilan yang telah dilalui bersama
H. Validitas Dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dilaporkan peneliti.
63
Uji validitas digunakan untuk  menguji  validitas  angket,  untuk  keperluan  ini  diuji  teknik  korelasi
jawaban  pada  setiap  item  dikorelasikan  dengan  total  skor.  Dengan
63
Sugiyono,Op.Cit,h.267
menggunakan  product  moment  dan  bantuan  program
SPSS  for  windows reliase17.
Nilai r
xy
adalah nilai koefisien korelasi dari setiap butir  item soal sebelum dikoreksi.
Kemudian  dicari
corrected
item-total
correlation  coefficient
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
x
i
: nilai jawaban responden pada butir  item soal ke-i
y
i
: nilai total responden ke-i
r
xy
: nilai koefisien korelasi pada butir  item soal ke-I sebelum dikoreksi
s
y
: standar deviasi total
s
x
: standar deviasi butiritem soal ke-i
r
xy-1
:
corrected
item –total
correlation coefficient
Nilai rxy-1 akan dibandingkan dengan koefisien korelasi tabel r
tabel
= r
α,n-2.
Jika r
xy-1
≥ r
tabel
,  maka instrument  valid.  Pada output SPSS, corrected item-total
correlation  coefficien
t≥  r
table
maka  instrument  validitas
n
= banyaknya responden
2. Reliabilitas
Suatu  instrument  pengukuran  dikatakan  reliabel,  jika  penngukurannya konsisten,  cermat  dan  akurat.  Tujuan  dari  uji  reliabilitas  adalah  untuk
mengetahui  konsistensi  dari  instrumen  sebagai  alat  ukur,  sehingga  hasil pengukuran  dapat  dipercaya.  Hasil  pengukuran  dapat  dipercaya,  apabila
dalam  beberapa  kali  pelaksanaan  pengukuran  terhadap  kelompok  subjek yang  homogen  diperoleh  hasil  yang  relatif  sama.  Formula  yang
pergunakan untuk menguji reliabilitas instrument dalam penelitian adalah koefisien
Cronbach Alpha
, yaitu:
Keterangan : r
11
= reliabilitas instrument  koefisien Alfa k  = banyaknya item  butir soal
s  = varians total ∑s  = jumlah seluruh varians masing-masing soal
Nilai koefisien alpha r akan dibandingkan dengan koefisien korelasi tabel
r
tabel
=
r
α,n
-2.
Jika
r
11
r
tabel
, maka instrument  reliabel. Pada output SPSS, jika
Cronbach’s Alpha  r
tabe
l, maka instrumen reliabel. Agar  responden  tidak  mengalami  kesulitan  dalam  menjawab  pertanyaan
dalam  angket  peneliti  menggunakan  bentuk  jawaban  skala  Likert.  Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
64
Agar  responden  tidak  mengalami  kesulitan  dalam  menjawab pertanyaan dalam angket, peneliti menggunakan bentuk jawaban
skala likert
.
64
Sugiyono. Op.Cit. hal. 134
Skala  likert
adalah  suatu  skala  psikometrik  yang  umum  digunakan  dalam angket,  skala  likertdigunakan  untuk  mengukur  sikap,  pendapat  dan  persepsi
seseorang  atau  sekelompok  orang  tentang  fenomena  social.  Dengan
skala likert
, maka
variable
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian  indikator  tersebut  dijadikan  sebagai  titik  tolak  untuk  menyusun
item-item  instrument  yang  dapat  berupa  pernyataan  atau  pertanyaan.  Skor
skala likert
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8 Skor
Skala Likert
Jenis pertanyaan
Alternatif Jawaban Sangat
Setuju S
Setuju S
Ragu- ragu
RG Tidak
Setuju TS Sangat
Tidak Setuju
STS
Favorable
5 4
3 2
1
Unfavorable
1 2
3 4
5
Penilaian  kecerdasan  emosi  dalam  penelitian  ini  menggunakan  rentang skor  dari  1-5  dengan  banyaknya  item  23.  Adapun  aturan  dalam  pemberian
skor dan klasifikasi hasil penilaian adalah sebagai berikut: a.
Skor pernyataan negatif kebalikan dari pernyataan yang positif b.
Jumlah skor teringgi ideal = jumlah pernyataan atau aspek penilaian x jumlah pilihan
c. Skor  akhir  =  jumlah  skor  yang  diperoleh  :  skor  tertnggi  ideal  x
jumlah kelas interval d.
Jumlah kelas interval = skala hasil penelitian. Artinya kalau penilaian menggunakan skala 5, hasil penilaian diklasifikasikan menjadi 5 kelas
interval; dan e.
Penentuan jarak interval J diperoleh dengan rumus: Ji = t-rJK
Keterangan : t
= skor tertinggi ideal dalam skala r
= skor terendah ideal dalam skala JK
= jumlah kelas interval Sehingga  interval  kriteria  tersebut  dapat  ditentukan  dengan  cara
sebagai berikut: a.
Skor tertinggi :5 x 23 = 115
b. Skor terendah
:1 x 23 = 23 c.
Rentang :115
– 23 = 92 d.
Jarak interval :92 : 5 = 18.4
Berdasarkan  keterangan  tersebut  maka  kriteria  kecerdasan  emosi adalah sebagai berikut:
Tabel 9 Kriteria Kecerdasan Emosi
Interval Kriteria
Deskriptif ≥ 96 – 115
Sangat tinggi Peserta
didik yang
masuk  dalam  kategori “sangat  tinggi”  mampu
dalam membina
hubungan  baik  dengan orang  lain,  dan  mampu
dalam mengelola emosi ≥ 78 – 96
Tinggi Peserta
didik yang
masuk  dalam  kategori “tinggi”  adalah  peserta
didik yang
mampu memotivasi diri sendiri
≥60 – 78 Sedang
Peserta didik
yang masuk  dalam  kategori
“sedang” cenderung
tidak stabil
dalam mengelola emosi.
≥ 41– 60 Rendah
Peserta didik
yang masuk
kategori “rendah”
belum menunjukkan
kemampuan dalam
mengenali emosi diri 23
– 41 Sangat rendah
Peserta didik
yang masuk  kategori  “sangat
rendah”  peserta  didik yang  memiliki  ciri-ciri
tidak  memiliki  teman akrab,
mudah tersinggung  dan  sakit
hati,  menarik  diri  dari lingkungan  dan  sulit
menyesuaikan diri
dengan orang
lain, kurang
berempati dengan
keadaan
lingkungan  sekitar  baik dengan  guru  ataupun
dengan teman-
temannya, kurang
memotivasi  diri  sendiri ataupun  orang  lain,  dan
kurang mampu
membina hubungan
baik dengan
lingkungannya
I. Deskripsi langkah-langkah
Langkah-langkah  pelaksanaan  teknik
assertive  training
dalam  meningkatkan kecerdasan emosi peserta didik dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Langkah  1  :
pretest
kegiatan  untuk  mengetahui  data  awal  kecerdasan emosi peserta didik b sebelum pemberian program
b. Langkah 2 : pengantar
assertive training
. Tujuan langkah dua adalah : 1 peserta  didik  mengetahui  dan  memahami  apa  itu
assertive  training
;  2 peserta didik paham akan perilaku asertif;
c. Langkah 3 : bermain peran. Tujuan langkah ini adalah : 1 mengajarkan
individu  untuk  menyatakan  diri  mereka  dalam  suatu  cara  sehingga
memantulkan  kepekaan  kepada  perasaan  dan  hak-hak  orang  lain;  2 meningkatkan  keterampilan  behavioralnya  sehingga  mereka  bisa
menentukan pilihan apakah pada situasi  tertentu perlu berperilaku seperti apa  yang  diinginkan  atau  tidak;  3  mengajarkan  pada  individu  untuk
mengungkapkan  diri  dengan  cara  sedemikian  rupasehingga  terefleksi kepekaannya terhadap perasaan dan hak orang lain; dan
d. Langkah  4  :  Evaluasi.  Tujuan  langkah  ini  untuk  mengulang  kembali
pemahaman apa yang telah diberikan kepada peserta didik e.
Langkah  5  :
posttest
merupakan  kegiatan  untuk  mengetahui  peningkatan kecerdasan  emosi  peserta  didik  setelah  melakukan  program
assertive training
.
Tabel 10
Treatmen
t  Tahapan Pertemuan Teknik
Assertive Training
Dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi
No.   Pertemuan Tema
Jumlah pertemuan
Waktu 1.
1   PRETES
  Menjelaskan  cara mengembangkan
dan mengarahkan
emosi 1 kali
pertemuan 45 menit
2. 2
  Motivasi diri sendiri 1 kali
pertemuan 45 menit
3 3
  Empati 1kali
pertemuan 45 menit
4. 4
  Membina  hubungan baik
  Pemberian 1 kali
pertemuan 45 menit
penjelasan tentang
assertive training
5. 5
  Penerapan
Assertive Training
3 kali pertemuan
3 x
45 menit
6. 6
  Evaluasi 1 kali
pertemuan 45 menit
7. 7
  Meningkatkan kecerdasan
emosi menggunakan  teknik
assertive training
  POSTTEST 1 kali
pertemuan 45 menit
J. Teknik dan Pengolahan Analisis Data