Menghitung N-gain Analisis Data Hasil Observasi

Sofi Solihawati, 2013 Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu atau nilai rata-rata postes kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu sebagai berikut. H : tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. H 1 : terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menghitung uji beda dua rata-rata data pretes atau dua rata-rata data postes dengan menggunakan α taraf signifikansi 5 0,05. Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H diterima. Jika nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak. Jika data dari kedua kelas normal tetapi tidak homogen, maka masih digunakan uji Independent Sampel t-test, akan tetapi untuk membaca dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal Variance Not Asumed diasumsikan varians tidak sama.

e. Menghitung N-gain

Menghitung N-Gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Untuk menghitung N-Gain menggunakan rumus berikut. 3.8 Kriteria untuk skor N-gain menurut Hake Fauzan, 2012 adalah sebagai berikut. Tabel 3.9 Kriteria Skor N-gain Persentase Kriteria g ≥ 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g 0,7 Sedang g 0,3 Rendah

f. Analisis Data Hasil Observasi

1 Observasi Kinerja Guru Observasi kinerja guru dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan model learning cycle 5E dan pembelajaran konvensional. Sofi Solihawati, 2013 Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu Observasi kinerja guru dianalisis dengan menjumlahkan keterlaksanaan indikator model pembelajaran learning cycle 5E dan pembelajaran konvensional. 2 Observasi Aktivitas Siswa Observasi aktifitas siswa dilakukan untuk mengetahui aktifitas siswa saat pembelajaran dengan model learning cycle 5E dan pembelajaran konvensional berlangsung. Observasi aktifitas siswa dianalisis dengan menjumlahkan perolehan skor setiap siswa dari seluruh aspek yang dinilai dan menjumlahkan skor rata-rata setiap siswa untuk seluruh aspek penilaian. Untuk menghitung persentase observasi kinerja guru dan observasi aktivitas siswa menggunakan rumus berikut. 3.9 Menurut Suherman dan Sukjaya 1990: 272 “Dengan menggunakan persentase tingkat penguasaan terhadap tes, kriteria nilai biasanya tergantung pada penilaian berdasarkan pertimbangan logika”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka untuk interpretasi observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan model learning cycle 5E digunakan pertimbangan yang logis. Cara menghitung kriteria yang akan digunakan dengan skala nilai yang ada. Jumlah kriteria yang akan digunakan yakni lima kriteria SK, K, C, B dan SB, maka skala nilai seratus dibagi lima sehingga menghasilkan skala 20-an. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut. Tabel 3.10 Kriteria Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Persentase Interpretasi 81 - 100 Sangat Baik 61 - 80 Baik 41 - 60 Cukup 21 - 40 Kurang – 20 Sangat Kurang Sofi Solihawati, 2013 Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Pembelajaran IPA dengan pembelajaran konvensional dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada materi pesawat sederhana di kelas V. Hal ini terlihat dari data pretes kelas kontrol didapat nilai rata-rata awal siswa 53,73 dan dari data postes didapat nilai rata-rata akhir siswa 74,58. Berdasarkan dari kedua data tersebut dan dari uji-t, diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata siswa yang meningkat sebesar 20,85. Temuan unik dalam pembelajaran konvensional adalah ketika pada kegiatan inti, kelompok terakhir maju menjelaskan mengenai roda berporos. Salah satu siswa anggota kelompok menyebutkan engsel pintu sebagai contoh roda berporos. Guru meminta penjelasan dari pernyataan siswa tersebut. Setelah mendengarkan penjelasan dari siswa, guru menjelaskan bahwa engsel pintu merupakan salah satu contoh roda berporos karena engsel pintu memiliki poros. 2. Pembelajaran IPA dengan model learning cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada materi pesawat sederhana di kelas V. Hal ini terlihat dari data pretes kelas eksperimen didapat nilai rata-rata awal siswa 57,39 dan dari data postes didapat nilai rata-rata akhir siswa 87,1. Berdasarkan dari kedua data tersebut dan dari uji-t, diperoleh hasil perhitungan nilai rata- rata siswa yang meningkat sebesar 27,71. Temuan unik dalam pembelajaran dengan model learning cycle 5E adalah saat pembelajaran inti, ada kelompok yang mendemonstrasikan katrol ganda menggunakan dua buah bambu dan kelompok yang berdemonstrasi roda berporos dengan penghapus segi enam. 3. Dari hasil penelitian, pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan model learning cycle 5E merupakan pembelajaran yang baik. Dari hasil perhitungan nilai N-gain pembelajaran konvensional diperoleh nilai gain sebesar 0,39 dengan intrepretasi peningkatan sedang dan pembelajaran dengan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi (penelitian kuasi eksperimen pada Kelas XI MAN 11 Jakarta)

0 4 269

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG: Penelitian Eksperimen pada Kelas V SDN Umbul Tengah 1.

0 4 48

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Binaharapan 3 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014).

0 2 34

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA SD KELAS V PADA MATERI GAYA GESEK DAN GAYA GRAVITASI (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN I Pamijahan,di Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon).

3 6 34

PENGARUH MEDIA SLIDE INTERACTIVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas IV SDN Karang Mulya dan SDN Pelandakan 1 di Kecamatan Kesambi Kota Cirebon).

0 0 39

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PBM) DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).

0 0 54

PENGARUH PERMAINAN BILBAKCAGAM TERHADAP TES HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Gunungsari I dan SDN Ranjikulon II di Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka).

0 0 37

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MATERI PERUBAHAN BENDA SISWA KELAS V SDN CILANGLA : Penelitian Tindakan Kelas pada siswa Kelas V SDN Cilangla Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi.

0 0 34

PENGARUH MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Salam dan SDN Ciranjang Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang ).

0 2 37

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang).

0 1 51