PENGARUH MEDIA SLIDE INTERACTIVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas IV SDN Karang Mulya dan SDN Pelandakan 1 di Kecamatan Kesambi Kota Cirebon).

(1)

PENGARUH MEDIA SLIDE INTERACTIVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV PADA MATERI

SUMBER DAYA ALAM

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas IV SDN Karang Mulya dan SDN Pelandakan 1 di Kecamatan Kesambi Kota Cirebon)

S K I R P S I

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

EVA NURHANA 0903174

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

SDN Pelandakan 1 di Kecamatan Kesambi Kota Cirebon)

Oleh Eva Nurhana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Eva Nurhana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Hakikat IPA ... 8

1. Pengertian IPA ... 8

2. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 8

3. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran di Sekolah Dasar ... 9

4. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 9

B. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 10

C. Sumber Daya Alam ... 11

D. Definisi Belajar dan Hasil Belajar ... 12

1. Definisi Belajar ... 12

2. Definisi Hasil Belajar ... 13

E. Media Pembelajaran ... 13

F. Multimedia Berbasis Komputer ... 15

G. Pembelajaran SDA dengan Media Slide Interactive ... 16

H. Teori- teori Belajar yang Menunjang Penelitian ... 20

1. Teori Piaget ... 20

2. Teori Gestalt ... 21

3. Teori Gagne ... 21

I. Gaya Belajar Siswa ... 21

1. Visual ... 21

2. Auditori ... 22

3. Kinestetik ... 22

J. Penelitian yang Relevan ... 23


(4)

B. Metode/Desain Penelitian ... 26

C. Prosedur Penelitian... 27

1. Tahap Persiapan ... 27

2. Tahap Pelaksanaan ... 27

3. Tahap Analisis Data ... 27

4. Tahap Pembuatan Kesimpulan ... 28

D. Instrumen Penelitian... 28

1. Tes Hasil Belajar ... 29

2. Observasi ... 29

E. Uji Instrumen ... 30

1. Validitas Instrumen ... 30

2. Reliabilitas Instrumen ... 32

3. Tingkat Kesukaran Instrumen ... 34

4. Daya Pembeda Instrumen ... 38

F. Analisis Data ... 40

1. Data Kuantitatif ... 40

a. Uji Normalitas ... 41

b. Uji Homogenitas ... 43

c. Uji Perbedaan Rata-Rata ... 43

d. Analisis Gain Normal (N-gain) ... 45

2. Data Kualitatif ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Analisis Data Kuantitatif ... 47

1. Analisis Data Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 48

a. Hasil Uji Normalitas Data Pre-test ... 49

b. Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test ... 49

c. Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Data Pre-test ... 50

2. Analisis Data Post-test Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 51

a. Hasil Uji Normalitas Data Post-test ... 52

b. Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Data Post-test ... 52

3. Analisis Gain Normal (N-gain) ... 53

a. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 1 ... 56

b. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 2 ... 57

c. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 3 ... 58

1) Uji Normalitas Data N-gain ... 59

2) Uji Perbedaan Rata-Rata N-gain ... 59

B. Analisis Data Kualitatif ... 61

1. Analisis Observasi Kinerja Guru ... 61

2. Analisis Observasi Aktivitas Siswa ... 65

C. Temuan dan Pembahasan ... 66


(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 75


(6)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap orang harus mengenyam pendidikan dari jenjang Sekolah Dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi, karena semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula pengetahuan, sikap, dan keterampilannya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Dictionary of Psychology (Sagala, 2006:3), yaitu:

Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya.

Menurut Zarman (2011:74), “pendidikan itu seharusnya memanusiakan manusia, artinya mendidik manusia menjadi manusia yang baik atau mendidik karakter manusia”. Dapat disimpulkan, pendidikan adalah memanusiakan manusia di segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup yang bersifat kelembagaan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai segala aspek kepribadian dan kemampuan agar menjadi manusia yang baik.

Salah satu pembelajaran di Sekolah Dasar untuk menyempurnakan perkembangan individu yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA. IPA menurut Darmojo (Samatowa, 2006: 2), adalah ‟pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya‟. IPA merupakan pembelajaran yang penting, karena IPA melatih siswa untuk dapat memahami hubungan sebab-akibat dari kejadian-kejadian yang ada di alam. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2006: 37), ‟IPA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat‟.


(7)

2

Selain itu, pembelajaran IPA juga bertujuan agar siswa memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

IPA merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, oleh karena itu, guru memiliki peranan terpenting dalam membelajarkan siswa agar mereka benar-benar memahami akan konsep-konsep IPA yang telah diajarkan. Agar siswa memahami konsep-konsep IPA, di sini guru perlu pembelajaran yang lebih dari sekedar memberi pengetahuan kepada siswa, akan tetapi guru juga harus lebih kreatif dalam mengembangkan bahan ajar sehingga siswa benar-benar memahami konsep-konsep IPA yang telah diajarkan. Adapun pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (Sagala, 2006: 62), ialah „kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar‟. Pengajaran di Sekolah Dasar harus sudah sesuai dengan perkembangan kognitif siswa. Guru harus memperhatikan keterampilan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui percobaan, kegiatan kelompok, dan kegiatan bertanya atau pun menjawab pertanyaan. Oleh karena itu, dengan kegiatan tersebut siswa akan menambah kesempatan pada perkembangan kognitifnya.

Perkembangan siswa usia Sekolah Dasar masih dalam tahap operasi berpikir konkret. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Piaget (Dahar, 1996: 154), „Periode operasional konkret adalah antara umur 7-11 tahun. Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional. Ini berarti, anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-masalah konkret‟.

Pada kegiatan pembelajaran, guru dituntut untuk lebih berinovasi dalam mendesain pembelajaran yang dapat membuat siswa semangat, sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran adalah salah satu solusi dalam menyampaikan materi pembelajaran secara konkret. Menurut Briggs (Sadiman et al. 2006: 6) „media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya‟.


(8)

Hal yang terpenting dalam pemanfaatan media pembelajaran adalah mengenai kejelasan cara penggunaan media itu sendiri, sehingga tujuan dan maksud dari penggunaan media tersebut dapat tersampaikan dengan baik. Begitu pun sebaliknya, jika di dalam penggunaan media maksud dan tujuannya tidak tersampaikan dengan baik oleh siswa, maka media tidak berfungsi sebagai penunjang pembelajaran.

Dalam memilih media pembelajaran, hendaknya guru harus memperhatikan kriteria yang dijadikan dasar pertimbangan dalam memilih media yang tepat. Adapun kriteria yang perlu diperhatikan, yakni:

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, misalnya tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. (Sadiman, et al. 2006: 84)

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, guru perlu menciptakan media yang dapat memenuhi seluruh gaya belajar siswa agar pembelajaran atau pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Adanya latar belakang siswa yang berbeda-beda membuat siswa berbeda-beda pula dalam menyerap informasi yang di dapat. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat berikut, “kemampuan menyerap pengetahuan yang berbeda-beda dalam bentuk Visual, Auditory, dan Kinestetik (VAK)” (Lusita, 2012: 95). Selain sebagai pemberi informasi guru juga perlu menciptakan pembelajaran yang interaktif karena dengan pembelajaran yang interaktif siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna.

Multimedia berbasis komputer merupakan media yang dapat memfasilitasi seluruh kebutuhan siswa dalam menerima informasi. Multimedia menurut Mayer (2009:3) diartikan sebagai “Presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar”. Adapun multimedia menurut McCormick (Darmawan, 2012: 47) yaitu, „kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks‟. Dapat disimpulkan multimedia adalah penyajian informasi berupa gambar, suara, dan teks. Multimedia mempunyai tujuan untuk menciptakan pembelajaran menjadi menyenangkan. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arsyad (2011: 172), yaitu:


(9)

4

Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi itu.

Tujuan dari multimedia dijadikan dasar pertimbangan untuk menciptakan media pembelajaran yang dapat membuat siswa menerima informasi secara bermakna. Dalam penelitian ini diciptakanlah media slide interactive. Media slide interactive adalah media yang dibuat dari aplikasi komputer yang ditampilkan berupa lembaran kerja, yang dapat dipindahkan ke lembaran kerja berikutnya dan saling terjadi interaksi atau pengaruh antara komputer dan penggunanya. Pada media tersebut, terdapat kumpulan slide yang dibuat secara menarik yang di dalamnya terdapat suara, gambar, dan teks, pembelajaran pun akan menjadi lebih bermakna, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat menurut Arsyad (2011: 154), yaitu:

Gabungan slide dengan tape audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah diproduksi. Sistem multimedia ini serba guna, mudah digunakan, dan cukup efektif untuk pembelajaran kelompok atau pembelajaran perorangan dan belajar mandiri. Jika didesain dengan baik, sistem multimedia gabungan slide dan tape dapat membawa dampak yang dramatis dan tentu saja dapat meningkatkan hasil belajar.

Jika dilihat dari segi interaktifnya, adanya interaksi langsung antara media dengan siswa. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Wen (2003: 38), „ketika kita main permainan komputer, begitu kita menekan sebuah tombol pada keyboard, komputernya akan langsung memberikan respons. Inilah hubungan yang interaktif‟.

Akan tetapi dalam pelaksanaanya hanya sedikit sekali sekolah yang mempunyai komputer dalam jumlah yang banyak. Alasan tersebut membuat peneliti tidak hanya mengembangkan bahan ajar tetapi juga dapat menutupi kekurangan yang ada dengan pembelajaran kelompok yang dapat membuat semua siswa berinetraksi dengan temannya, selain itu juga dapat membuat semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Adanya media slide interactive ini juga, berbagai gaya belajar siswa dapat terfasilitasi, karenadengan latar belakang siswa yang berbeda-beda membuat siswa berbeda-beda pula dalam menyerap informasi


(10)

yang di dapat. Didalam media slide interactive ini terdapat gambar-gambar untuk siswa dengan gaya belajar visual, terdapat suara untuk siswa dengan gaya belajar auditori, dan terdapatnya praktek yang membuat siswa terlibat langsung untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik. Siswa pun diharapkan mampu berkreasi dalam mengeksplorasi kemampuan belajarnya. Tugas guru sebagai fasilitator dapat terpenuhi, dengan diberikannya fasilitas yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dan dapat menghasilkan banyak aspek yang muncul dalam mengubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka sebagai usaha yang nyata untuk menciptakan suasana belajar yang melibataktifkan siswa, agar hasil belajar siswa baik, dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Media Slide Interactive Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas IV Pada Materi Sumber Daya Alam (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas IV SDN Karang Mulya dan SDN Pelandakan 1 di Kecamatan Kesambi Kota Cirebon).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, muncul suatu rumusan masalah umum untuk diketahui apakah penggunaan media slide interactive memberikan pengaruh terhadap pembelajaran IPA pada materi sumber daya alam. Selanjutnya, peneliti merumuskan masalah ini dalam bentuk pertanyaan yang lebih khusus sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas IV SD pada materi sumber daya alam yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran secara konvensional?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas IV SD pada materi sumber daya alam yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan media slide interactive?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunkanan media slide interactive?


(11)

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media slide interactive memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD pada materi sumber daya alam. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas IV SD pada materi sumber daya alam yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran secara konvensional.

2. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas IV SD pada materi sumber daya alam yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan media slide interactive

3. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunkanan media slide interactive.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam bidang pendidikan, di antaranya yaitu:

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan pembelajaran.

b. Membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

c. Memotivasi guru untuk menggunakan media pembelajaran yang tepat dan lebih variatif khususnya dalam pembelajaran IPA.

2. Bagi Sekolah

a. Membantu tercapainya tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA.

b. Meningkatkan kualitas dan fungsi sekolah dasar sebagai sarana dan prasarana pendidikan.

c. Memberikan kontribusi dan inovasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.


(12)

3. Bagi Peneliti

a. Memberikan informasi atau saran dalam menyelesaikan permasalahan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi sumber daya alam.

b. Menambah referensi untuk kegiatan penelitian selanjutnya yang bertujuan agar terdapat peningkatkan mutu pendidikan khususnya pembelajaran IPA.

E. Definisi Operasional

1. Media slide interactive adalah media yang dibuat dari aplikasi komputer yang ditampilkan berupa lembaran kerja, yang dapat dipindahkan ke lembaran kerja berikutnya dan saling terjadi interaksi atau pengaruh antara komputer dan penggunanya.

2. Menurut Barrow (Wikipedia, 2013) sumber daya alam adalah, “segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya”.

3. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”.


(13)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek atau subjek yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (Riduwan, 2006:7) populasi adalah, “wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD se-Kecamatan Kesambi Kota Cirebon yang peringkat sekolahnya termasuk ke dalam kelompok tinggi. Hal tersebut sesuai dengan data yang diperoleh dari UPTD Pendidikan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon. Peringkat ini, dikelompokkan berdasarkan jumlah nilai Ujian Nasional (UN) tingkat SD/MI Kecamatan Kesambi Kota Cirebon tahun ajaran 2011/2012, daftar SD terdapat pada Lampiran H.1. Dari semua SD yang berada di Kecamatan Kesambi Kota Cirebon sebanyak 42 SD, dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompoknya terdiri dari kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Urutan kelompok tinggi dari nomor 1-14, kelompok sedang dari nomor 15-28, dan kelompok rendah dari nomor 29-42. 2. Sampel

Mengingat jumlah populasinya cukup besar, maka untuk efisiensi tenaga, waktu, dan biaya, untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini, peneliti mengambil dua Sekolah Dasar dari populasi yang berada pada kelompok tinggi.

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah dua kelas dari dua sekolah yang berbeda. Penelitian ini memilih SDN Karang Mulya dan SDN Pelandakan 1 dijadikan tempat penelitian. Dari dua SD yang sudah terpilih, kemudian ditentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. SDN Karang Mulya sebagai kelompok eksperimen yang pembelajarannya menggunakan media slide interactive dan SDN Pelandakan 1 sebagai kelompok kontrol yang pembelajarannya dilakukan secara konvensional.


(14)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang dijadikan sampel untuk kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Karang Mulya yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki, sedangkan siswa kelas IV SDN Pelandakan 1, yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki, dijadikan sebagai kelompok kontrol.

B. Metode/Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi Eksperimental

Design. Menurut Sugiyono (2012: 114), “desain ini mempunyai kelompok

kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”.

Penelitian ini pengambilan sampelnya tidak secara acak, sehingga pola desain yang digunakan adalah pretes-postes grup kontrol tidak secara random menurut Sukardi (2005: 186), yaitu:

Tabel 3.1

Pretes-Postes Grup Kontrol Tidak Secara Random Grup Pretes Variabel Terikat Postes Eksperimen

Kontrol

1

1

X -

2

2

Pada penelitian ini terdapat dua kelompok yang dijadikan subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan media slide interactive dan kelompok kontrol sebagai kelompok pembanding. Masing-masing kelompok diberikan tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test).

Pada desain penelitian ini observasi dilakukan sebanyak dua kali pada tiap kelompoknya. Pada saat observasi sebelum eksperimen, siswa diberikan tes awal (pre-test) kepada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, gunanya untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam materi sumber daya alam sebelum diberikan perlakuan. Pada saat observasi untuk kelompok eksperimen, siswa diberikan tes akhir (post-test) dalam materi sumber daya alam gunanya


(15)

27

untuk mengetahui kemampuan siswa sesudah diberikan treatment atau eksperimen. Pada kelompok kontrol juga diberikan post-test sesudah diberikannya pembelajaran konvensional. Dengan diberikannya pre-test dan pos-test adalah untuk melihat perbedaan terhadap hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang menggunakan media slide interactive dan kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

C. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa tahapan di dalam prosedur penelitian, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, akan dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu: pemilihan software, pemilihan materi pelajaran, pembuatan media slide interactive, pengembangan perangkat pembelajaran (RPP), penyusunan instrumen dan uji coba instrumen, mengurus perijinan penelitian, dan penentuan subjek penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, kegiatan awal yang dilakukan adalah memberikan pre-test mengenai materi sumber daya alam kepada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran. Selanjutnya melakukan pembelajaran dengan menggunakan media slide interactive untuk kelompok eksperimen dan melakukan pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol sesuai jadwal dan materi yang sudah ditetapkan. Untuk kelompok eksperimen, setelah diberikan pembelajaran menggunakan media slide ineteractive ,maka akan dilakukan tes hasil belajar siswa (post-test) pada kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol, hanya diberikan pembelajaran yang konvensional kemudian diberikannya tes hasil belajar.

3. Tahap Analisis Data

Analisis data yang akan dilakukan yaitu, pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif. Penganalisisan hasil data kuantitatif berupa pre-test dan post-test


(16)

hasil belajar siswa, sedangkan data kualitatif berupa hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran.

4. Tahap Pembuatan Kesimpulan

Pada tahap ini akan dilakukan penyimpulan terhadap penelitian yang telah dilakukan berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan. Secara sederhana tahap-tahap prosedur penelitian digambarkan dalam bagan berikut.

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan non tes, yang dijadikan instrumen tes yaitu soal tes hasil belajar siswa dan yang

Pemilihan software Pemilihan materi pelajaran

Pembuatan media slide interactive Pengembangan RPP

Penyusunan Instrumen Uji coba istrumen dan

validasi ahli Populasi

Sampel Pre-test Pembelajaran

menggunakan media slide inetractive

Pembelajaran secara konvensional Post-test

Analisis data


(17)

29

dijadikan instrumen non tes yaitu format observasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Format tes hasil belajar terdapat pada Lampiran B, sedangkan format observasi kinerja guru dan format observasi aktivitas siswa terdapat pada Lampiran C.

1. Tes Hasil Belajar

Jumlah soal tes dalam penelitian ini sebanyak 20 butir soal yang diantaranya terdiri dari 10 soal pilihan ganda, 5 isian, dan 5 jawaban singkat. Pemilihan soal dengan bentuk tersebut bertujuan untuk mengukur sampai sejauh mana hasil belajar siswa. Instrumen tes ini digunakan pada saat pre-test dan post-test. Instrumen penelitian yang digunakan harus sudah distandarisasikan atau diujikan agar terbukti bahwa instrumen layak untuk digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kualitas soal yang baik harus diperhatikan kriteria yang harus dipenuhi. Di antaranya dilihat dari beberapa hal berikut, yaitu validitas soal, realibilitas soal, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Setelah melakukan uji validitas ternyata dari 20 soal tersebut terdapat 8 soal yang dihilangkan, karena soal-soal tersebut memiliki kriteria validitas yang rendah bahkan tidak valid. Pada penelitian ini hanya soal yang memiliki kriteria sedang dan tinggi saja yang digunakan. Adapun soal yang dipilih yaitu soal no 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, dan 19. Soal tersebut terdiri dari 4 item soal pilihan ganda, 4 item soal isian, dan 4 item soal uraian. Data mengenai uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dijelaskan pada poin uji instrumen.

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan secara langsung untuk mengukur tingkah laku siswa ataupun kegiatan siswa. Observasi menurut Sudjana (2008: 84), yaitu:

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Melalui adanya kegiatan observasi ini, peneliti dimudahkan untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Alat yang


(18)

digunakan dalam melakukan kegiatan observasi adalah format observasi yang dibuat dalam bentuk check-list. Ada tiga aspek yang dinilai dalam melakukan observasi aktivitas siswa yaitu aspek minat, aspek keterlibatan, dan aspek kedisiplinan. Pada tiap-tiap aspek memiliki indikator dan masing-masing indikator memiliki kegiatan yang harus dilakukan. Setiap kegiatan memiliki skor dengan rentang antara 0 - 4 dengan deskriptor penilaian yang sudah disusun.

Tidak hanya aktivitas siswa saja yang perlu diobservasi, namun kinerja guru juga perlu diobservasi. Adapun penilaiannya berdasarkan tahap pembelajaran yang dilakukan yaitu, tahap perencanaan pembelajaran, tahap pelaksanaan pembelajaran, dan tahap evaluasi. Bentuk penilaiannya sama dengan penilaian yang ada di format observasi aktivitas siswa, namun dengan aspek dan deskriptor yang berbeda.

E. Uji Instrumen

Sebelum soal diberikan kepada subjek, maka soal sebaiknya divalidasikan dahulu kepada ahlinya. Instrumen ini diujikan pada siswa kelas V (lima) SD yang sebelumnya telah memperoleh pembelajaran mengenai sumber daya alam di kelas IV (empat). Jika soal benar-benar valid, maka soal tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian. Berikut ini akan dijelaskan mengenai krtieria-kriteria yang harus dipenuhi agar instrumen dalam penelitian ini dapat teruji kebenarannya.

1. Validitas Instrumen

Pertama yang harus diperhatikan dalam menguji soal adalah dengan validitas. Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah, “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Pendapat tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Suherman dan Sukjaya (1990: 135), “suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharunya dievaluasi”. Dalam membuat alat evaluasi sebaiknya tipe butir soalnya mengacu pada tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Soal yang dibuat harus dapat dipahami oleh siswa. Peneliti menggunakan program Microsoft Excel untuk menghitung validitas seluruh soal dan validitas untuk tiap butir soal. Jika menggunakan program Microsoft Excel,


(19)

31

maka koefisien kolerasi pembandingnya yaitu nilai tabel dengan nilai 0.304, sehingga nilai hasil perhitungan koefisien korelasi lebih dari 0.304, maka soal dinyatakan valid. Adapun rumus koefesien korelasi yang dikemukakan oleh Pearson (Suherman dan Sukjaya, 1990: 154) dikenal dengan rumus product moment raw scoresebagai berikut:

= � −( )( )

� 2 2 2 2

Keterangan:

= koefisien korelasi antara x dan y N = banyaknya subjek (testi)

x = nilai hasil uji coba

y = nilai rata-rata harian atau raport

Rumus tersebut berfungsi untuk menghitung validitas seluruh soal. Untuk mengetahui validitas masing-masing butir soal rumus yang digunakan yaitu rumus dalam program Excel, akan tetapi variabel x untuk jumlah skor soal yang akan dihitung validitasnya dan variabel y untuk jumlah skor seluruh soal tes hasil belajar. Indeks kriteria yang dipakai menurut Suherman dan Sukjaya (1990: 147), adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Indeks Kriteria Validitas

Skor Kriteria

0,80 < ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 < ≤ 0,80 Validitas tinggi (baik) 0,40 < ≤0,60 Validitas sedang

(cukup) 0,20< ≤0,40 Validitas rendah

(kurang)

0,00< ≤ 0,20 Validitas sangat rendah ≤ 0,00 Tidak valid

Hasil uji coba soal tes hasil belajar menunjukkan secara menyeluruh, soal atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini koefesien korelasinya mencapai 0.50, yang artinya validitas tes hasil belajar dalam penelitian ini


(20)

termasuk pada kriteria sedang berdasarkan Tabel 3.2. Hasil perhitungan validitas butir soal dan seluruh soal terdapat pada Lampiran D.1. Validitas untuk masing-masing butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3

Validitas Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar No.

Soal

Koefisien Korelasi

Interpretasi

1 -0,05 Tidak valid

2 0,26 Validitas rendah

3 0,29 Validitas rendah

4 0,31 Validitas rendah

5 0.56 Validitas sedang

6 0.40 Validitas sedang

7 0,26 Validitas rendah

8 0.52 Validitas sedang

9 0.46 Validitas sedang

10 0,21 Validitas rendah

11 0.68 Validitas tinggi

12 0.50 Validitas sedang

13 0.65 Validitas tinggi

14 0,28 Validitas rendah

15 0.43 Validitas sedang

16 0.68 Validitas tinggi

17 0.66 Validitas tinggi

18 0.47 Validitas sedang

19 0.44 Validitas sedang

20 0,29 Validitas rendah

Dilihat dari tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh soal yang diujikan memiliki kriteria validitasnya tinggi sebanyak 4 soal, validitas dengan kriteria sedang sebanyak 8 soal, validitas dengan kriteria rendah sebanyak 7 soal, dan sebanyak 1 soal tidak valid. Jika dibandingkan dengan =0,304, maka soal yang memiliki kriteria validitas rendah menjadi tidak valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Selain validitas reliabilitas juga harus diperhatikan untuk menguji soal Menurut Maulana (2009: 45), “istilah reliabilitas mengacu kepada kekonsistenan skor yang diperoleh, seberapa konsisten skor tersebut untuk setiap individu dari suatu daftar instrumen terhadap yang lainnya”.


(21)

33

Reliabilitas menurut Wahyudin, et al. (2006: 146), adalah “reliabilitas tes menunjukkan tingkat keajegan suatu tes, yaitu sejauhmana tes tersebut dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten”. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suherman dan Sukjaya (1990: 167), “reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg)”.

Dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah tingkat keajegan dari skor yang diperoleh, meskipun diteskan pada kondisi yang berbeda menghasilkan skor yang konsisten atau tetap sama. Rumus yang dipakai untuk menghitung reliabilitas dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa ( ) dari Cronbach (Ali dan Abdurrahman, 2009:38), yaitu:

11=

1.1− �2

�2

Dimana:

Rumus Varians = �² =

2( )² �

11 = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa k = Banyaknya butir soal

�2 = Jumlah varians bulir �2 = Varians total

N = Jumlah responden

Indeks kriteria reliabilitas yang dibuat oleh J.P. Guliford (Suherman dan Sukjaya, 1990: 177), adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Indeks Kriteria Reliabilitas

Skor Kriteria

11 ≤ 0,20 sangat rendah 0,20 < 11 ≤ 0,40 rendah 0,40 < 11≤ 0,60 sedang 0,60 < 11 ≤ 0,80 tinggi 0,80 < 11 ≤ 1,00 sangat tinggi


(22)

Dari kriteria yang ada pada Tabel 3.4, hasil uji coba instrumen menunjukkan pada kriteria pada 0.76 yang artinya derajat reliabilitas tinggi. Hasil perhitungan reliabilitas soal terdapat pada Lampiran D.2.

3. Tingkat Kesukaran Instrumen

Menurut Sudjana (2008:135), “tingkat kesukaran soal dipandangi dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal”. Setiap soal yang dibuat harus seimbang sesuai dengan kategori kemampuannya. Kategori mudah dan sukar harus lebih sedikit dari kategori sedang. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal obyektif dan soal uraian dibedakan. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk obyektif menurut Arifin (2009: 266), yaitu:

TK = (WL+WH) x 100% (nL+nH)

Keterangan:

TK = Tingkat Kesukaran

WL = jumlah siswa yang menjawab salah dari kelompok rendah WH = jumlah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi nL = jumlah kelompok rendah

nH = jumlah kelompok tinggi

Hal pertama yang harus dilakukan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal bentuk objektif adalah siswa diurutkan dari yang mendapatkan nilai tertinggi sampai dengan yang mendapatkan nilai terendah. Selanjutnya, diambil 27% dari jumlah siswa, sehingga didapat dua kelompok masing-masing kelompok berjumlah 12 orang. Kelompok tinggi adalah siswa yang mendapat nilai tertinggi dan kelompok rendah adalah siswa yang mendapatkan nilai terendah. Berikut adalah data siswa yang menjawab salah dari hasil uji coba soal bentuk obyektif.


(23)

35

Tabel 3.5

Jawaban Kelompok Tinggi Soal Obyektif

Selain data siswa pada kelompok tinggi yang salah dalam menjawab soal obyektif, ada juga data dari kelompok rendah yang dalam menjawab soal obyektif salah, dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6

Jawaban Kelompok Rendah Soal Obyektif

No. Responden Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

15 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0

29 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1

25 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1

28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0

31 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1

41 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1

14 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1

42 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1

Jumlah 0 1 5 1 1 4 4 2 4 9 0 0 0 6 2

No. Responden Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

9 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0

22 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1

12 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

3 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0

37 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1

21 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

44 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0

5 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0

34 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

20 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

36 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0


(24)

Dari data yang diperoleh pada tabel sebelumnya, maka berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, tingkat kesukaran soal bentuk objektif dapat dilihat pada Tabel 3.7. Menurut Arifin (2009: 270), kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:

a. Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah. b. Jika jumlah persentase 28% - 72% termasuk sedang.

c. Jika jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar. Tabel 3.7

Tingkat Kesukaran Soal Bentuk Objektif

Jika pada soal obyektif tiap-tiap item soal skornya satu, maka pada soal bentuk uraian tiap-tiap item soal memiliki skor yang berbeda dan skornya pun lebih dari satu. Cara untuk menghitung tingkat kesukaran bentuk soal uraian menurut menurut Arifin (2009: 273), yaitu:

Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal bentuk uraian adalah menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus (passing grade) untuk tiap-tiap soal. Untuk menafsirkan tingkat kesukaran soalnya dapat digunakan kriteria sebagai berikut.

a. Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27% termasuk mudah. b. Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai 72% termasuk

sedang.

c. Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% ke atas termasuk sukar.

= 100%

Nomor

Soal WL WH WL + WH

Tingkat

Kesukaran Tafsiran

1. 0 0 0 0% Mudah

2. 3 1 4 17% Mudah

3. 5 5 10 41,7% Sedang

4. 2 1 3 12,5% Mudah

5. 10 1 11 45,8% Sedang

6. 11 4 15 62,5% Sedang

7. 9 4 13 54,2% Sedang

8. 11 2 13 53,2% Sedang

9. 11 4 15 62,5% Sedang

10. 10 9 19 79,2% Sukar

11. 5 0 5 20,8% Mudah

12 8 0 8 33,3% Sedang

13. 10 0 10 41,7% Sedang

14. 9 6 15 62,5% Sedang

15. 8 2 10 41,7% Sedang


(25)

37

Data yang diperoleh dari hasil uji coba, untuk jumlah dari seluruh siswa yang menjawab benar dan salah pada soal uraian. Dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8

Jawaban Siswa Pada Soal Bentuk Uraian

No. Responden Nomor Soal

16 17 18 19 20

1 1 2 2 2 2

2 1 2 0 0 2

3 0 2 0 0 2

4 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 2

6 1 2 0 0 0

7 1 2 0 2 2

8 1 2 0 0 0

9 1 0 0 2 2

10 1 0 0 0 2

11 1 0 0 0 0

12 0 2 0 2 2

13 1 2 0 2 2

14 1 2 0 0 2

15 1 2 0 0 2

16 1 2 0 2 0

17 1 2 0 2 2

18 1 0 0 0 0

19 1 0 0 0 0

20 0 0 0 0 2

21 1 2 0 0 0

22 1 2 0 0 2

23 1 2 0 0 0

24 1 2 2 0 2

25 1 2 0 2 2

26 1 2 0 2 2

27 1 0 0 2 2

28 1 2 0 2 2

29 1 2 0 2 2

30 1 2 0 2 2

31 1 2 0 0 2

32 1 2 0 2 2

33 1 2 0 2 2

34 0 0 0 0 2


(26)

Dari data yang diperoleh dari hasil uji coba, maka tingkat kesukaran soal bentuk uraian dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9

Tingkat Kesukaran Soal Bentuk Uraian

Nomor Soal Jumlah Siswa yang Gagal Tingkat Kesukaran Tafsiran

16 9 20,4% Mudah

17 13 29,5% Sedang

18 42 95,4% Sukar

19 27 61,4% Sedang

20 15 34,1% Sedang

Dari seluruh hasil analisis uji coba soal, maka dapat disimpulkan soal tersebut sudah memiliki ketiga kategori kemampuan, yaitu mudah, sedang dan sukar.

4. Daya Pembeda Instrumen

Daya pembeda juga sangat penting untuk menganalisis setiap butir-butir soal, sehingga dengan menganalisis daya pembeda pada tiap soalnya, peneliti dapat membedakan siswa yang prestasinya tinggi maupun rendah. Menurut Sudjana (2008:141), yaitu:

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.

No. Responden Nomor Soal

16 17 18 19 20

36 0 0 0 0 0

37 0 0 0 0 2

38 1 2 0 2 2

39 1 2 0 2 2

40 1 2 0 0 0

41 1 2 0 0 0

42 1 2 0 0 0

43 1 0 0 0 0

44 0 0 0 0 2

∑ siswa gagal 9 13 42 27 15


(27)

39

Tes yang memiliki daya pembeda adalah tes yang apabila diberikan pada siswa yang prestasinya tinggi, maka hasil yang dicapai akan tinggi dan siswa yang prestasinya rendah, hasil yang dicapai pun rendah. Namun, jika soal yang diberikan hasilnya tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa, maka tidak ada daya pembeda. Untuk menghitung daya pembeda menurut Arifin (2009: 273), setiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut:

�� = ( – ) Keterangan:

DP = daya pembeda.

WL = jumlah siswa yang gagal dari kelompok rendah. WH = jumlah siswa yang gagal dari kelompok tinggi. n = 27% x

Adapun kriteria untuk menafsirkan DP menurut Wahyudin, et al. (2006: 96), yaitu:

Tabel 3.10

Indeks Kriteria Daya Pembeda

Skor Kriteria

0,00 – 0,20 Rendah 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik sekali

Dari semua soal yang sudah diujikan daya pembedanya sebagian besar memiliki kriteria yang rendah. Hasil dari seluruh uji validitas sampai uji daya pembeda, soal yang diujikan ternyata ada yang rendah bahkan tidak valid, oleh karena itu setelah berkonsultasi dengan yang ahlinya, soal yang memiliki kriteria validitas yang rendah sebaiknya dihilangkan karena jika dibandingkan dengan

=0,304, soal yang berkriteria rendah menjadi tidak valid.

Soal yang memiliki validitas yang sedang dan tinggi saja yang diambil untuk instrumen penelitian. Nomor soal yang diambil yaitu 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, dan 19. Soal-soal tersebutlah yang sudah baik digunakan untuk penelitian.


(28)

Dari data yang diperoleh, maka hasil uji coba memiliki daya pembeda yang ada pada tabel berikut ini.

Tabel 3.11 Daya Pembeda

F. ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu data kuntitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa (pre-test dan post-test) dan yang menjadi data kualitatif adalah data hasil pengamatan atau observasi.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data tes hasil belajar dan dilakukan analisis sebanyak dua kali. Analisis dimulai dengan menganalisis hasil pre-test. Tujuan diadakannya pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan dan menganalisis hasil post-test untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa yang melakukan pembelajaran dengan menggunakan media slide interactive dengan siswa yang melakukan pembelajaran

Nomor

Soal WL WH WL - WH

Daya

Pembeda Tafsiran

1 0 0 0 0 Rendah

2 3 1 2 0,17 Rendah

3 5 5 0 0 Rendah

4 2 1 1 0,08 Rendah

5 10 1 9 0.75 Baik sekali

6 11 4 7 0.58 Baik

7 9 4 5 0,42 Baik

8 11 2 9 0.75 Baik sekali

9 11 4 7 0.58 Baik

10 10 9 1 0,08 Rendah

11 5 0 5 0.42 Baik

12 8 0 8 0.67 Baik

13 10 0 10 0.83 Baik sekali

14 9 6 3 0,25 Cukup

15 8 2 6 0.50 Baik

16 8 0 8 0.67 Baik

17 8 0 8 0.67 Baik

18 12 10 2 0.17 Rendah

19 10 7 3 0.25 Cukup


(29)

41

secara konvensional. Agar data yang dianalisis memiliki pengujian yang ajeg, maka diperlukan uji normalitas dan uji homogenitas data. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sudjana (2005: 292), “sedikit terjadi penyimpangan dari nomalitas dan atau dari sifat homogenitas varians, biasanya hanya memberikan akibat buruk yang kecil terhadap hasil pengujian dan kesimpulannya”.

Dari pernyataan tersebut dapat membuktikan bahwa data yang terlebih dahulu di uji normalitas dan homogenitasnya akan memberikan kesalahan yang kecil dan tidak terlalu besar terhadap hasil pengujiannya. Berikut adalah langkah-langkah pengujiannya.

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui data yang dianalisis berditribusi normal atau tidak normal, maka dilakukan uji normalitas data menggunakan statistik inferensial atau parametrik. Pada penelitian ini menggunakan Chi kuadrat, karena menurut Soepeno (2002: 106),

Banyak desain penelitian yang bertolak pada sampel yang berdistribusi normal, demikian pula banyak analisis statistik yang berangkat dari data berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah sampel penelitian mempunyai data berdistribusi normal dapat dipakai rumusan Chi kuadrat.

Peneliti menggunakan rumus uji chi-kuadrat untuk menghitung uji normalitas. Langkah- langkah yang digunakan untuk menghitung uji Chi kuadrat (Riduwan, 2006:188-191), adalah sebagai berikut:

1) Menentukan skor besar dan kecil. 2) Menentukan Rentangan (R).

3) Menentukan Banyaknya Kelas (BK):

BK = 1 + 3,3, log n (Rumus Sturgess) (3.6) 4) Menentukan panjang kelas (i)

=

� Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi

No Kelas Interval F xi xi² f.xi f.xi²

Jumlah


(30)

5) Menentukan rata-rata atau mean ( ) = 6) Menentukan simpangan baku (S)

= . 2−( )²

.( −1)

7) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan jalan:

a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan pada kelas interval ditambah 0,5.

b) Mencari nilai Z-Score untuk batas kelas interval dengan rumus: = � −

c) Mencari luas 0-Z dari tabel Kurve Normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

d) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0 – Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan pada baris berikutnya.

e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.

f) Membuat tabel penolong.

Tabel 3.13

Frekuensi yang Diharapkan

No Batas Kelas Z Luas 0 -Z Luas Tiap Kelas

Interval fe fo

Jumlah

g) Mencari chi-kuadrat ( 2 hitung) dengan rumus,

2 = ( − )²

=

h) Membandingkan ( 2 ) dengan ( 2 ), dengan kaidah keputusan:

Jika 2 2 berarti distribusi data tidak normal. Jika 2 ≤ 2 berarti distribusi data normal.

(3.8)

(3.9)

(3.10)


(31)

43

b. Uji Homogenitas

Setelah semua data di uji normalitasnya dan ternyata seluruh datanya terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji homogenitas berfungsi untuk melihat adanya keseragaman atau tidak varians dari tiap sampel. Langkah- langkah untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan Hipotesis

Menurut Maulana (2009: 92):

0 : tidak terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel 1 : terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel

2) Menghitung varians terbesar dan terkecil menurut Riduwan (2006: 186), yaitu:

� =

3) Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Rumusnya, yaitu:

= n – 1 (untuk varians terbesar)

= n – 1 (untuk varians terkecil), dengan taraf signifikansi (�) = 0,05.

4) Menentukan kriteria pengujian.

Jika � � , maka Ho ditolak, karena terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel.

Jika � ≤ � , maka Ho diterima, karena tidak terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel.

c. Uji Perbedaan Rata-rata

Uji perbedaan rata-rata ini menggunakan uji-t, jika data kedua kelompok berdistribusi normal. Jika terdapat data yang tidak berdistribusi normal, dilakukan dengan uji statistik nonparametris. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012: 211), “statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal”.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menguji perbedaan dua rata-rata dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(32)

1) Merumuskan hipotesis, dengan hipotesis statistik (Suwanda, 2011: 26):

: �1=2 1: �1 ≠ �2

�1= rata-rata kelompok ekperimen (media slide interactive) �2 = rata-rata kelompok kontrol (konvensional)

2) Menentukan uji statistik dengan rumus uji-t dua sampel menurut Riduwan (2006: 214), yaitu:

=

1− 2

1 2 1+

2 2 2 – 2. .

1

1 +

2 2

Keterangan:

r = nilai korelasi 1 dengan 2 1 dan 2 = jumlah sampel 1 = rata-rata sampel ke-1 2 = rata-rata sampel ke-2 1 = standar deviasi sampel ke-1 2 = standar deviasi sampel ke-2 12 = varians sampel ke-1

22 = varians sampel ke-2

Rumus di atas sejalan dengan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 273), yaitu:

Bila sampel berkolerasi/berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eskperimen, maka digunakan t-test sampel related.

Rumus t-test sampel related, memiliki persamaan yang sejalan dengan rumus uji-t dua sampel.

3) Mencari nilai dengan ketentuan:

Taraf signifikansi α = 0,05 dan db = 1 + 2 – 2 (3.14) 4) Menentukan kriteria pengujian dengan kriteria pengujian dua pihak menurut

(Riduwan, 2006: 216), yaitu:

Jika - + , maka 0 diterima dan 1 ditolak. 5) Membandingkan antara dengan


(33)

45

6) Menarik kesimpulan dari hasil yang didapat. d. Analisis Gain Normal (N-gain)

Menghitung peningkatan yang terjadi pada tes hasil belajar pre-test dan pos-test dengan menggunakan rumus gain menurut Meltzer (Fauzan, 2012: 81), yaitu:

g = −

− (3.15) Kriteria nilai N-gain menurut Hake (Fauzan, 2012: 82) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.14 Kriteria Nilai N-gain Nilai N-gain interprestasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Pada analisis N-gain juga harus dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata agar didapat kesimpulan yang signifikan. Langkah-langkah untuk pengujiannya pun sama dengan langkah-langakah pengujian yang telah dijelaskan sebelumnya.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif yang terdapat pada penelitian ini adalah data observasi. Ada dua data observasi yang perlu diamati, yaitu observasi kinerja guru dan observasi aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Dalam menganalisis hasil observasi, yaitu dengan cara menjumlahkan kemunculan Ya pada tiap aspeknya, kemudian dibuat jumlah total. Jumlah total adalah jumlah dari seluruh aspek yang diamati. Adapun rumus untuk menghitungnya yaitu:

Nilai = skor yang didapat x 100% (3.16) Skor ideal

Indikator :

80% p 100% = Baik Sekali 60% p 80% = Baik 40% p 60% = Cukup 20% p 40% = Kurang


(34)

0% p 20% = Kurang Sekali

Setelah semua data dihitung dengan menggunakan rumus tersebut, maka tiap aspek yang diamati hasil akhirnya kemudian dikategorikan termasuk pada indikator baik sekali, baik, cukup, kurang atau kurang sekali.


(35)

70 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan media slide interactive dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD pada materi sumber daya alam. Hal ini dapat dilihat, yaitu:

1. Pada kelas konvensional, hasil belajar siswa dilihat dari data pre-test dan post-test menunjukkan terdapatnya perbedaan yang signifikan dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil dari rata data pre-test adalah 54,87 dan data rata-rata post-test adalah 66,97. Berdasarkan data tersebut, dari hasil uji-U dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa namun peningkatan tersebut tergolong rendah. Hal tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan N-gain di kelas konvensional yaitu diperoleh nilai N-N-gain sebesar 0,2 dengan kriteria peningkatan rendah.

2. Pada kelas media slide interactive, hasil belajar siswa dilihat dari data pre-test dan post-test menunjukkan terdapatnya perbedaan yang signifikan dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil dari rata data pre-test adalah 52 dan rata-rata data post-test adalah 76,3. Berdasarkan kedua data tersebut, dari hasil uji-t dapauji-t disimpulkan bahwa uji-terjadi peningkauji-tan hasil belajar siswa. Hal tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan N-gain di kelas media slide interactive yaitu diperoleh nilai gain sebesar 0,5 dengan kriteria peningkatan sedang.

3. Pada kelas media slide interactive diperoleh N-gain lebih besar dari kelas konvensional yaitu 0,5 > 0,2. Dari hasil uji-U data N-gain dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan media slide interactive, dengan taraf signifikansi 0,05 yang artinya tingkat kepercayaan penelitian ini sebesar 95%.


(36)

B. Saran

Dari temuan dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, peneliti memilki beberapa saran yang dapat diberikan untuk beberapa pihak yang diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Pembelajaran IPA dengan media slide interactive memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa SD pada materi sumber daya alam. Dengan begitu, sebaiknya pembelajaran ini dijadikan alternatif dalam merencanakan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SD.

2. Bagi Pihak Sekolah

Pembelajaran IPA dengan media slide interactive memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa SD pada materi sumber daya alam, dengan begitu alangkah baiknya, jika setiap sekolah memiliki laboratorium komputer, sehingga dengan tersedianya komputer yang relatif memadai, maka pembelajaran dengan berbagai media teknologi komputer pun dapat terlaksanakan dengan baik. Begitu juga membuat siswa terus mengeksplorasikan kemampuan berpikirnya dengan aplikasi atau permaianan yang edukatif.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya, agar lebih baik lagi jika di dalam mengembangkan media dengan teknologi komputer harus benar-benar inovatif dalam membuatnya, media juga harus dapat membuat siswa lebih aktif, sehingga adanya semangat dan motivasi siswa untuk belajar.


(37)

72

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Supatmo. (2008). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali M, Sambas dan Abdurrahman M. (2009). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian (Dilengkapi Aplikasi Program SPSS). Bandung: Pustaka Setia.

Arifin, Zaenal. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dahar, Ratna W.(1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Darmawan, Deni. (2012). Inovasi Pendidikan Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: Rosda.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta: Dharma Bakti.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Enggal, Dwi. (2011). Pengaruh Multimedia Interaktif (MMI) Terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Gaya yang Bernuansa Nilai. Skripsi Sekolah Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: Tidak dipublikasikan.

Fauzan. (2011). Pengaruh Kombinasi Media Pembelajaran Berbasis Komputer dan Permainan Berbasis Alam dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar terhadap Materi Kesebangunan. Skripsi Sekolah Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Sumedang: Tidak dipublikasikan.

Lusita, A. (2012). Jurus Sukses Menjadi Guru Kreatif, Inspiratif, dan Inovatif. Yogyakarta: Araska.

Maulana. (2009). Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan dengan Benar (Panduan Sederhana bagi Mahasiswa dan Guru Calon Peneliti). Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn.

Mayer, E. Richard. (2009). Multimedia Learning Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: ITS Press.


(38)

Mustikasari, Putri. Pengaruh pemanfaatan media pembelajaran CD interaktif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Dinoyo 2 Kota Malang/ Putri Mustikasari. Online [tersedia]: http://pengaruh-pemanfaatan-media- pembelajaran-cd-interaktif-terhadap-hasil-belajar-ipa-siswa-kelas-iv-sdn-dinoyo-2-kota-malang-putri-mustikasari-49000.html. [7 Desember 2012]. Riduwan (2006). Dasar-Dasar Statistika (Edisi Revisi). Bandung: Alfabeta. _____________. (2012). Dasar-Dasar Statistika (Edisi Revisi). Bandung: Alfabeta.

Rositawaty, S dan Muharam Aris. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sadiman, Arief S. et al. (1986). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya). Jakarta: Grafindo.

Sagala, Syaiful.(2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.

Jakarta: Depdiknas

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soepeno, Bambang. (2002). Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudin, Ali dan Saptani, Entan. (2009). Media Pembelajaran. Sumedang: UPI Kampus Sumedang.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda.

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. dan Sukjaya, Y.(1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Sukardi. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.


(39)

74

Suwanda. (2011). Desain Eksperimen untuk Penelitian Ilmiah. Bandung: Alfabeta.

Surya, Mohamad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Wahyono, Teguh (2006). Tiga Puluh Enam Jam Belajar Komputer (Animasi dengan Macromedia Flash 8). Jakarta: Elex Media Kompitundo.

Wahyudin, Uyu. et al. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press. Wen, Sayling. (2003). Future of Education. Taiwan: Lucky Publishers.

Wikipedia. (2013). Sumber Daya Alam. [Online]. Tersedia: http://uid.m.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam. [25 Juni 2013].

Wojowasito, S dan Wasito, Tito. (1980). Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris (Dengan Ejaan yang Disempurnakan). Bandung: Hasta. Zarman, Wendi. (2011). Ternyata Mendidik Anak Cara Rasulullah itu Mudah dan


(1)

46

0% p 20% = Kurang Sekali

Setelah semua data dihitung dengan menggunakan rumus tersebut, maka tiap aspek yang diamati hasil akhirnya kemudian dikategorikan termasuk pada indikator baik sekali, baik, cukup, kurang atau kurang sekali.


(2)

70 A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan media slide interactive dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD pada materi sumber daya alam. Hal ini dapat dilihat, yaitu:

1. Pada kelas konvensional, hasil belajar siswa dilihat dari data pre-test dan

post-test menunjukkan terdapatnya perbedaan yang signifikan dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil dari rata data pre-test adalah 54,87 dan data rata-rata post-test adalah 66,97. Berdasarkan data tersebut, dari hasil uji-U dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa namun peningkatan tersebut tergolong rendah. Hal tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan N-gain di kelas konvensional yaitu diperoleh nilai N-N-gain sebesar 0,2 dengan kriteria peningkatan rendah.

2. Pada kelas media slide interactive, hasil belajar siswa dilihat dari data pre-test

dan post-test menunjukkan terdapatnya perbedaan yang signifikan dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil dari rata data pre-test adalah 52 dan rata-rata data post-test adalah 76,3. Berdasarkan kedua data tersebut, dari hasil uji-t dapauji-t disimpulkan bahwa uji-terjadi peningkauji-tan hasil belajar siswa. Hal tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan N-gain di kelas media slide interactive yaitu diperoleh nilai gain sebesar 0,5 dengan kriteria peningkatan sedang.

3. Pada kelas media slide interactive diperoleh N-gain lebih besar dari kelas

konvensional yaitu 0,5 > 0,2. Dari hasil uji-U data N-gain dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan media slide interactive, dengan taraf signifikansi 0,05 yang artinya tingkat kepercayaan penelitian ini sebesar 95%.


(3)

71

B. Saran

Dari temuan dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, peneliti memilki beberapa saran yang dapat diberikan untuk beberapa pihak yang diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Pembelajaran IPA dengan media slide interactive memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa SD pada materi sumber daya alam. Dengan begitu, sebaiknya pembelajaran ini dijadikan alternatif dalam merencanakan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SD.

2. Bagi Pihak Sekolah

Pembelajaran IPA dengan media slide interactive memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa SD pada materi sumber daya alam, dengan begitu alangkah baiknya, jika setiap sekolah memiliki laboratorium komputer, sehingga dengan tersedianya komputer yang relatif memadai, maka pembelajaran dengan berbagai media teknologi komputer pun dapat terlaksanakan dengan baik. Begitu juga membuat siswa terus mengeksplorasikan kemampuan berpikirnya dengan aplikasi atau permaianan yang edukatif.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya, agar lebih baik lagi jika di dalam mengembangkan media dengan teknologi komputer harus benar-benar inovatif dalam membuatnya, media juga harus dapat membuat siswa lebih aktif, sehingga adanya semangat dan motivasi siswa untuk belajar.


(4)

72

Ali M, Sambas dan Abdurrahman M. (2009). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian (Dilengkapi Aplikasi Program SPSS). Bandung: Pustaka Setia.

Arifin, Zaenal. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dahar, Ratna W.(1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Darmawan, Deni. (2012). Inovasi Pendidikan Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: Rosda.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta: Dharma Bakti.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Enggal, Dwi. (2011). Pengaruh Multimedia Interaktif (MMI) Terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Gaya yang Bernuansa Nilai. Skripsi Sekolah Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: Tidak dipublikasikan.

Fauzan. (2011). Pengaruh Kombinasi Media Pembelajaran Berbasis Komputer dan Permainan Berbasis Alam dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar terhadap Materi Kesebangunan. Skripsi Sekolah Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Sumedang: Tidak dipublikasikan.

Lusita, A. (2012). Jurus Sukses Menjadi Guru Kreatif, Inspiratif, dan Inovatif. Yogyakarta: Araska.

Maulana. (2009). Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan dengan Benar (Panduan Sederhana bagi Mahasiswa dan Guru Calon Peneliti). Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn.

Mayer, E. Richard. (2009). Multimedia Learning Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: ITS Press.


(5)

73

Mustikasari, Putri. Pengaruh pemanfaatan media pembelajaran CD interaktif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Dinoyo 2 Kota Malang/ Putri Mustikasari. Online [tersedia]: http://pengaruh-pemanfaatan-media- pembelajaran-cd-interaktif-terhadap-hasil-belajar-ipa-siswa-kelas-iv-sdn-dinoyo-2-kota-malang-putri-mustikasari-49000.html. [7 Desember 2012]. Riduwan (2006). Dasar-Dasar Statistika (Edisi Revisi). Bandung: Alfabeta. _____________. (2012). Dasar-Dasar Statistika (Edisi Revisi). Bandung: Alfabeta.

Rositawaty, S dan Muharam Aris. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sadiman, Arief S. et al. (1986). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya). Jakarta: Grafindo.

Sagala, Syaiful.(2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.

Jakarta: Depdiknas

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soepeno, Bambang. (2002). Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudin, Ali dan Saptani, Entan. (2009). Media Pembelajaran. Sumedang: UPI Kampus Sumedang.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda.

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. dan Sukjaya, Y.(1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Sukardi. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

Suwanda. (2011). Desain Eksperimen untuk Penelitian Ilmiah. Bandung: Alfabeta.

Surya, Mohamad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Wahyono, Teguh (2006). Tiga Puluh Enam Jam Belajar Komputer (Animasi dengan Macromedia Flash 8). Jakarta: Elex Media Kompitundo.

Wahyudin, Uyu. et al. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press. Wen, Sayling. (2003). Future of Education. Taiwan: Lucky Publishers.

Wikipedia. (2013). Sumber Daya Alam. [Online]. Tersedia:

http://uid.m.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam. [25 Juni 2013].

Wojowasito, S dan Wasito, Tito. (1980). Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris (Dengan Ejaan yang Disempurnakan). Bandung: Hasta. Zarman, Wendi. (2011). Ternyata Mendidik Anak Cara Rasulullah itu Mudah dan


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUMBER DAYA ALAM DI KELAS IV SEKOLAH DASAR: PTK di kelas IV SDN Umbul Kapuk Kecamatan Taktakan Kota Serang.

1 7 36

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS IV PADA MATERI PERPINDAHAN ENERGI PANAS (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas IV SDN Tegalsari dan SDN Pamulihan Kecamatan Situraja

0 5 41

PENGARUH MEDIA PIZZA PAPER TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DI SEKOLAH DASAR PADA MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Margasuka I, SDN Kebonseureuh, dan SDN Tenjonagara di Kabupaten Sumedang).

0 2 55

PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Pelandakan I dan SDN Karang Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon).

0 1 37

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang).

0 1 51

PENGARUH MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI BENCANA ALAM DAN DAMPAKNYA (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cibodas I dan SDN Cibodas II Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka).

0 0 36

PENERAPAN METODE RESITASI DENGAN MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN 2 Wanasaba Lor Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon).

0 0 38

PENGARUH MODEL KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS IV SD PADA MATERI ENERGI PANAS (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Jagatapa dan SDN Kirisik di Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang).

0 1 38

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PAPAN PAHLAWANTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI TOKOH PEJUANG PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DI INDONESIA (Penelitian Eksperimen di Kelas V SDN Sepat dan SDN Panjalin Kidul IV Kecamatan Sumberjaya Kabup

0 0 39

PENGGUNAAN MEDIA AMINI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN GARDUSAYANG (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Gardusayang Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang).

0 4 45