Kedudukan anak luar kawin dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

82 yang melahirkan anak tersebut. Jadi, penekananya bukan kepada siapa yang membuahi atau membenihkan wanita tersebut, tetapi kepada pengakuanya sehingga menjadi sumber lahirnya hubungan kekeluargaan itu. Dengan adanya pengakuan itu, anak yang diakui itu menjadi anak yang dan berhak atas warisan dari pria yang mengakuinya. Pada mulanya pengakuan anak hanya dimaksudkan untuk menciptakan adanya kaitan hukum kekeluargaan terhadap anak di luar nikah, lambat laun dan seiring dengan perkembanganya hukum keluarga dibeberapa Negara, pengertian tersebut diperluas sehingga mempunyai arti yang hampir sama dengan pengangkatan anak yang berlaku dalam hukum perdata

B. Kedudukan anak luar kawin dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Anak yang lahir diluar perkawinan menurut istilah dipakai atau dikenal dalam hukum perdata dinamakan natuurlijkind anak alami. 117 Hukum menghendaki serta menuntut agar tidak terjadi kelahiran sebagai akibat hubungan badaniyah antara seorang peria dan seorang wanita yang tidak terikat oleh satu ikatan yang dikenal sebagai lembaga perkawinan. Namun, kenyataan dalam masyarakat menunjukan bahwa adakalanya tuntutan kesusilaan dan hukum itu tidak dipenuhi oleh sebagian anggota masyarakat. Pembenihan dan kelahiran anak hanya dapat dibenarkan oleh kesusilaan, jika hal itu terjadi melalui jalur yang suci. Dengan demikian sebagai disebutkan diatas anak sah adalah anak yang dilahirkan dalam perkawinan yang sah. Maka seorang anak yang 117 R. Subekti, Pokok-pokok hukum perdata, Intermasa, jakarta ., hlm. 49 Universitas Sumatera Utara 83 lahir atau dibenihkan diluar perkawinan adalah anak-anak alama atau anak luar kawin. Undang-undang sendiri tidak dengan tegas mengatakan siapa yang dapat dikatakan anak luar kawin, justeru tetapi dari pasal 272 BW dapat disimpulkan bahwa anak luar kawin yang dapat diakui adalah anak yang dilahirkan seorang ibu, tetappi yang tidak dibenihkan oleh seseorang peria yang berada dalam ikatan perkawinan yang sah bapak ibu sianak tersebut, dan tidak termasuk didalam kelompok anak zinah dan anak anak sumbang. Jadi anak luar kawin dalam arti luas sebenarnya meliputi : 1 anak zinah adalah anak yang dilahirkan dari hubungan, laki-laki dan perempuan yang bukan suami isteri, dimana salah satu atau kedua-duanya terikat dalam suatu perkawinan dengan orang lain. Yang perlu diingat adalah bahwa salah seorang atau kedua-dua orang tuanya yang mengadakan hubungan dan menghasilkan anak tersebut ada dalam atau masih ada dalam ikatan perkawinan dengan orang lain. 2 Anak sumbang, adalah anak-anak yang dilahirkan dari hubungan antara dua orang yang mempunyai hubungan darah yang dekat, sehingga antara mereka dilarang oleh undang-undang untuk menikah 3 Anak luar kawin yang lain yaitu seorang anak yang lahir atau dibenihkan diluar perkawinan. 118 Namun, mengenai anak yang dilahirkan sesudah 118 C.S.T., Kansil, Modul Hukum Perdata termasuk asas-asas hukum perdata, Pradnya Paramita, Jakarta, 1995, hlm. Universitas Sumatera Utara 84 ayahnya meninggal atau bercerai jadi sesudah perkawinanya putus atau diluar perkawinan orang tuanya, belum tentu merupakan anak luar kawin karena kalau ia dibenihkan selama ibunya berada dalam perkawinan yang sah dan dilahirkan dalam jangka waktu 300 hari sesudah putusnya perkawinan maka ia termasuk anak sah. Menurut sistem yang dianut di BW, dengan adanya keturunan diluar perkawinan saja belum terjadi suatu hubungan kekeluargaan antara anak dengan ayahibu yang membenihkanya. Baru setelah ada pengakuan erkenning, terbit sesutu pertalian kekeluargaan dengan segala akiba-akibatnya terutama hak mewaris antara anak dengan orang tua yang mengakuinya tetapi, sesuatu hubungan kekeluargaan antara anak dan keluarga siayah atau ibu yang mengakuinya belum juga ada. Hubungan itu hanya dapat diletakan dengan pengesahan anak wettiging, yang merupakan suatu langkah lebih lanjut dari pada pengakuan. Perlu diingat undang- undang tidak membolehkan pengakuan terhadap anak-anak zinah dan sumbang. 119 Jadi, dalam hal pengakuan anak luar kawin dikategorikan dalam dua bagian, yaitu : 1 tidak boleh diakui yaitu anak-anak yang lahir dari : a hubungan perzinaan, disebut dengan anak-anak zinah adultery b hubungan sumbang atau incest disebut anak-anak sumbang. 2 boleh diakui, yaitu : 119 R. Subekti, Op. Cit. hlm. 50. Universitas Sumatera Utara 85 a kalau diakui disebut anak-anak alami yang diakui sah erkend kinderen. Anank-anak yang diakui ini boleh pula disahkan gewettigd. b Kalau tidak diakui disebut anak-anak alami yang tidak diakui sah natuurlijkind kenderen. 120 Jadi kalau ditinjau menurut hukum perdata yang tercantum dalam Kitab undang- undang Hukum perdata, kita akan melihat adanya tingkatan hukum dari anak luar kawin 121 : 1 Anak diluar perkawinan, anak ini belum diakui kedua ibu bapanya. 2 Anak diluar perkawinan yang telah diakui salah satu atau kedua orang tuanya. 3 Anak diluar perkawinan itu menjadi anak sah, sebagai akibat kedua orang tuanya melangsungkan perkawinan yang sah.

C. Pengesahan Anak Luar Kawin