Konsepsi Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

28 22 Juli 1991 tentang pelaksanaan Instruksi Presiden Rebublik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 yang mana dalam Pasal 103 menyebutkan : 1 Asal usul seorang anak hanya dapat dibuktikan dengan akta kelahiran atau alat bukti lainya. 2 Bila akta kelahiran atau alat bukti lainya tersebut dalam ayat 1 tidak ada, maka Pengadilan Agama dapat mengeluarkan penetapan asal usul seorang anak setelah mengadakan pemeriksaan yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang sah. 3 Atas dasar ketetapan Pengadilan Agama tersebut ayat 2, maka Instansi pencatat kelahiran yang ada dalam daerah hukum Pengadilan Agama tersebut mengeluarkan akta kelahiran bagi anak yang bersangkutan. Keabsahan anak ini dapat dilihat dari cara menentukan asal usul anak baik dari hukum Islam yang mana di Indonesia dapat diketahui dari kompilasi hukum Islam juga maupun dari peraturan perundang-undangan.

2. Konsepsi

Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsepsi dalam penelitian adalah untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstrak dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang disebut defenisi operasional. 16 Soerjono Soekanto berpendapat bahwa kerangka 16 Samadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Raja Gravindo Persada, Jakarta, 1998,hlm 28. Universitas Sumatera Utara 29 konsepsi pada hakekatnya merupakan suatu abstrak, sehingga diperlukan defenisi- defenisi operasional yang menjadi pegangan kongkrit dalam proses penelitian. 17 Pentingnya defenisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. 18 Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus dibuat beberapa defenisi konsep dasar sebagai acuan agar penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan, yaitu : a. Pengakuan anak dalam literatur Hukum Islam disebut dengan “istilhag” atau “iqrar” yang berarti pengakuan seorang laki-laki secara suka rela terhadap seorang anak bahwa ia mempunyai hubungan darah dengan anak tersebut, baik anak tersebut bersetatus di luar nikah atau anak tersebut tidak diketahui asal usulnya. 19 b. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan Anak. c. Hukum yaitu norma atau kaedah, yaitu tolak ukur, patokan pedoman yang digunakan untuk menilai tingkah laku atau perbuatan manusia dan benda. 17 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1986, hlm. 133. 18 Ibid 19 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2006, hlm. 76. Universitas Sumatera Utara 30 d. Hukum Islam yaitu kaidah yang dijadikan patokan perbuatan manusia, baik beribadah dan bermuamalah. Dalam hukum Islam dibagi kedalam lima kaidah wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. 20 e. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu sebuah kitab Peraturan Perundang-Undangan Hasil Peninggalan zaman pemerintahan belanda dahulu, kitab mana demi peraturan peralihan undang-undang dasar sementara harus kita warisi dengan segala cacat dan segala celanya.

G. Metode Penelitian